BAB 1

0 0 0
                                    

"ayo kita putus".

Liliana diam mematung setelah mendengar kata-kata itu, ia langsung cepat berlari dari hadapan pria itu.

" Loe kenapa? Siapa buat loe nangis li? Li jawab" Tanya Rena sambil menggoyang badan Liliana dengan cepat.

"Ren, Bagas minta putus" Jawab Liliana dengan kecewa.

Rena segera memeluk sahabatnya dan membiarkannya menangis di dalam pelukannya. Beberapa saat kemudian.

"Udah nangisnya? Hmm?" Tanya Rena sambil perlahan mengangkat kepala Liliana dengan lembut.

"Udah makasih yah Ren udah mau biarkan aku nangis di pelukanmu" Liliana mengusap air mata yang tersisa di pipinya.

"Ayo kita jalan jalan aja lupakan laki laki yang udah sakitin loe, usia lu masih muda jangan sia siakan hidup lu untuk menangisi laki laki kek gitu" Ucap Rena sambil menyemangati Liliana.

"Hehe ayo kita masum ke kelas bentar lagi udah mau jam masuk".

" Okey".

Liliana merenung selama pelajaran , tidak seperti hari biasanya hari ini ia sama sekali tidak mendengar penjelasan dari dosen.

"Ekm, liliana apakah ada yang merasuki dirimu?" Tanya dosen karena melihat liliana yang sama sekali tidak melihat ke arahnya selama ia menjelaskan.

"Psh psh li liliana dosen manggil lu tuh" Ucap rena sambil menggoyangkan tangan liliana dengan pelan.

Liliana terkejut dan langsung melihat ke arah dosen yang dari tadi sudah memandangnya.

"Maaf pak saya kurang fokus" Ucapnya dengan wajah yang memerah karena malu.

"Kamu ikut saya keruangan saya".

" Baik pak" Liliana mengemas buku bukunya dan langsung segera menyusul dosen tadi ke dalam ruangannya.

"Gue tunggu loe di kantin li, jangan lupa gue di kantin".

" Iye iye bawel amat sihhhhh" Ucap liliana karena gemas dengan perilaku temannya itu.

Rena langsung berjalan pergi ke kantin dan meninggalkan liliana yang berdiri di depan ruangan dosen yang memanggil liliana tadi.

Tok tok tok "permisi pak saya ijin masuk".

" Yah masuk".

"Ada apa yah bapak memanggil saya?" Ucap Liliana dengan gugup karena baru pertama kali ia dipanggil oleh dosen.

"Ada apa dengan kamu?" Tanya dosen itu secara langsung.

"Saya tidak apa-apa pak hanya tadi ada masalah sedikit" Jawab liliana karena heran dengan pertanyaan dosennya tersebut.

"Haaa saya harap kejadian ini tidak terulang lagi".

" Baik pak".

"Kamu boleh pergi".

" Terima kasih pak".

Liliana segera keluar dan langsung berlari ke kantin untuk menemui Rena yang menunggunya di kantin. Setelah berusaha mencari Rena diantara keramaian akhirnya Liliana menemukan Rena yang sedang duduk dan menunggunya datang untuk makan bersama.

"Huaaa rennnn gila seram amat tuh dosen sumpah takut gue".

" Hush nanti kedengaran orangnya dipanggil lagi loe".

Liliana langsung melihat sekitarannya untuk memastikan dosen galak itu tidak ikut ke kantin untuk makan siang.

"Jadi gimana? Pak Ricky bilang apa?".

" Gak ada, dia cuma tanya gue kenapa hari ini melamun selama jam pelajaran dia".

"Terus lu jawab apa?".

" Yah gue jawab gpp terus yah udah gue di bolehin keluar dari ruangan dia".

"Hahhhh gila lu, sumpah lu yang dipanggil gue yang takut. Galak sih iyah ganteng juga cuma lebih banyak galakannya tuh dosen" Ucap Rene dengan suara yang lumayan keras.

Liliana diam mematung karena melihat dosen yang galak itu berdiri tepat di belakang Rena dengan kedua tangannya yang di masukkan ke dalam saku celananya.

"Napa lu diam?" Tanya Rena bingung.

Liliana makin memalingkan pandangannya karena takut melihat dosennya itu masih berdiri dan memerhatikan Rena.

"Li?" Rena melihat liliana yang memalingkan pandangannya segera melihat ke arah belakangnya.

"Arggg" Rena terkejut bukan main melihat dosen galak yang ia jelek jelekkan tadi berdiri tepat dibelakangnya.

"Udah puas kamu jelekin saya? Kenapa gak di lanjut?".

Rena dan Liliana langsung berdiri dan membungkuk meminta maaf ke Ricky yang masih berdiri dengan kedua tangan yang masih di di dalam saku celananya.

" Maaf pak kita gak makhsud buat ngejelekin bapak".

Gara gara kejadian ini semua mata yang di kantin tertuju ke arah Rena dan Liliana yang sedang berusaha meminta maaf ke Ricky.

MENCARI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang