Bab 3

0 0 0
                                    

"ihhh papa buat adek terkejut, kan adek udah bilang adek gak mau bergantung sama orangtua adek mau mandiri. gak ada yang bilangin adek manja kok cuma ini pure kemauan adek"

"kalau itu mau adek yah sudah , tapi dengan satu syarat adek harus kerja di perusahaan papa".

"t-tapi pa"

"gak apa tapi tapi jawabannya hanya iya dan tidak".

"okeh dengan satu syarat dari adek , jangan ada yang tau kalau adek anak dari papa".

"good girl" ucap papa sambil mengelus kepala liliana.

"yah sudah adek mau ke kamar dulu".

liliana bergegas masuk ke kamarnya dan menyiapkan berkas untuk lamaran kerja di perusahaan orangtuanya,

Keesokan harinya.

" Adek berangkat dulu yah , mau melamar kerja ke perusahaan papa hehhehe".

"Hati hati di jalan sayang".

" Siap pak bos".

Ting ting ting

Liliana membuka ponselnya dan melihat notifikasi dari sahabatnya

Rena    : lu gak masuk kuliah?
Liliana : enggk ren , gue mau lamar kerja ke 4L grup
Rena    : hah?
Liliana : hehehehehehe
Rena    : pasti bokap lu yang suruh kan?
Liliana : iyah soalnya gue paksa mau kerja
Rena    : yah udah suka lu dah

Liliana melanjutkan perjalananya ke kantor ayahnya yang letaknya tak jauh dari komplek rumah Liliana.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu" Tanya satpam yang berdiri di depan pintu masuk yang lumayan besar itu.

"Oh maaf pak saya mau melamar kerja".

"Oh mbak naik ke lantai 2 nanti ada ruang tunggu di sana nanti mbak nunggu di sana saja".

" Terima kasih pak".

Liliana bergegas menuju lift yang tidak jauh dari pintu masuk. Saat hendak masuk liliana dicegat oleh beberapa perempuan yang bekerja di perusahaan ayahnya.

"Lu bukan karyawan sini naik tangga jangan naik lift".

" Tapi kak".

"Gak ada tapi tapi, naik tangga sono"

"Iyah kak".

Liliana bergegas berlari agar cepat sampai ke lantai 2, sesampainya di lantai 2 Liliana langsung duduk di ruang tunggu yang lumayan ramai saat itu.

" Liliana silahkan masuk".

"Baik pak".

Liliana masuk ke ruangan interview dan terkejut melihat abang tersayangnya duduk di kursi, liliana segera memberi isyarat untuk tidak menyambutnya.

"Ekhem, silahkan duduk".

" Baik pak".

"Kenapa kamu melamar di perusahaan kami" Tanya perempuan yang duduk tepat disebelah Ryan. Dan ternyata perempuan itu, yang telah mencegah Liliana untuk menaiki lift bersama mereka.

"Karena..".

Belum selesai Liliana menjawab pertanyaan itu, Ryan langsung segera meloloskan Liliana.

" Saya suka usaha kamu sampai kamu bercucuran keringat seperti itu, berarti kamu mau berusaha dan gesit".

"Pak?" Tanya perempuan yang duduk di sebelahnya dengan muka penuh kebingungan.

"Kenapa? Ada masalah?".

" Oh gak ada pak".

"Kamu ikut ke ruangan saya , kamu hari ini mulai kerja jadi sekretaris saya".

" Yah? O-oh baik pak".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENCARI CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang