1.3🍂

53 9 0
                                    

...
...

Saat masuk ke dalam, beberapa orang menghampiri mereka dan berbaris dengan rapi. Tanpa satu patah kata pun Hanbin hanya sekadar memberikan isyarat, kemudian tidak lama Hao yang tubuh dan pakaiannya masih sangat kotor serta mengeluarkan aroma tidak sedap itu diarahkan untuk masuk ke dalam sebuah ruangan.

Kolam pemandian seharusnya bukan tempat yang asing, hanya saja memori masa lalu tentang dunia luar sudah menghilang semenjak dia sibuk disiksa dan hanya melihat kegelapan.

Butuh waktu cukup lama bagi Hao untuk membersihkan diri, luka ditubuhnya terlalu banyak sehingga para pelayan yang membantu merasa tidak tega jika harus menggosok tubuh itu terlalu keras. Selain itu rambut panjangnya yang tergerai juga menjadi gimbal karena jarang sekali terkena air. Alhasil Hanbin yang memilih menunggu di luar, dia yang mendapatkan laporan segera memberi saran agar memotongnya hingga hanya menyisakan model potongan rambut pendek.

"Tuan, sudah selesai," ujar pelayan yang memberikan ruang agar mereka bisa bertemu.

Hanbin bisa melihatnya secara langsung, terbalut pakaian barunya Hao tampak sedikit lebih baik dari sebelumnya.

(hanya ilustrasi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(hanya ilustrasi)

Tatapan mata mereka bertemu, Hanbin inisiatif mengambil langkah mendekat. "Lukanya sudah diobati?" Dia tidak yakin harus memulai bagaimana, Hanbin hanya khawatir jika Hao tidak memahami perkataanya.

Benar saja, Hao hanya menganggukkan kepala pelan tanpa banyak berekspresi. Pria muda itu bahkan menurut saja ketika disuruh mengikuti ke mana Hanbin membawanya pergi, tidak terlalu jauh tapi membuatnya kewalahan dan hampir hilang kesadaran.

"Yang Mulia, sesuai dengan perintah yang telah diberikan. Saya kembali, tidak sendiri melainkan bersama pangeran Hao, putra dari sahabat Anda." Setelah memberikan hormat, dengan lantang Hanbin mengumumkan keberhasilan yang telah diraih.

Raut kekhawatiran di wajah raja perlahan menghilang, tergantikan oleh senyuman lega. "Bagus sekali, Hanbin. Aku berharap dia bisa beradaptasi dengan baik di sini," ucap sang raja, menatap Hao dengan penuh perhatian.

"Saya bersedia membantunya untuk beradaptasi, Yang Mulia," balas Hanbin mengajukan diri.

"Hao, jika aku berbicara apakah kau memahami ucapanku?" bertanya untuk memastikan jika sang lawan bicara bisa mengerti atau tidaknya apa yang akan dia katakan.

Setelah mendapat anggukkan kepala, raja mulai melanjutkan kalimatnya. Secara perlahan dia menjelaskan kebenaran yang ada di masa lalu, menceritakan juga inti dari permasalahan apa yang dialami kerajaan serta kekuasaan ayah Hao sehingga bisa dengan mudahnya diambil alih oleh musuh.

Kenyataannya ketidakcocokan serta dendam percintaan masa lalu mendasari peperangan itu. Raja Li, dia yang selama ini menumpahkan segala kekesalan pada Hao, dulunya memiliki perasaan pada ibu Hao.

AFTER YOU |•| binhaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang