Mengamati bola cahaya yang hampir tertelan gelap, membiarkan bias senja yang tak terlawan menebarkan pesona jingga.
Mata yoongi mengamati satu per satu manusia menyebalkan yang dengan sengaja mengikutinya, padahal rencananya ia hanya ingin bersenang -senang dengan jungkook. Beradu tinju dan tendangan dengan bocah jelmaan kelinci itu lumayan mengurangi stres. Bibirnya tersenyum tipis kala mata menangkap tingkah lucu teman-temannya. Lihat saja hobi yang tak berhenti mengambil gambar dengan ponselnya, senyumnya kelewat lebar yoongi sampai ngeri jika bibirnya pegal. Dan jangan lupakan kata ‘whoa’ yang selalu ia ucapkan saat merasa puas.
Beberapa orang berlarian di atas rumput yang sebagian menguning hampir kering,seperti anak kecil yang baru saja di kurung bertahun-tahun mereka terlihat begitu bebas.
“Kok Lo bisa tau tempat kaya gini?”
“Nggak sengaja” Taehyung duduk di samping yoongi dengan jarak hanya sejengkal. Jujur saja Taehyung heran,tempat ini berada di pinggiran kota. Dari jalan raya harus melewati jalan penuh kerikil sekitar 1km. Tidak ada rumah warga disini, dan orang-orang jarang sekali lewat karena dari pengamatan Taehyung jalan ini buntu. Pagar kawat yang tak layak lagi di sebut pagar, tumpukan bangkai container box warna warni yang usang namun kokoh. Berjalan melewati semua box raksasa itu,terdapat sebuah hamparan tanah dengan rumput ilalang dan berbagai rumput lain yang sebagian ada yang mengering.Rel kereta api usang di bawah sana menjadi tanda tanya besar di kepala. Tempat apa ini sebenarnya.
Berawal dari ke khawatiran jimin yang mengatakan bahwa yoongi dan jungkook akan berkelahi, Taehyung di seret paksa oleh 4 orang lainnya termasuk jimin, untuk mengikuti dua orang yang berkendara dengan sepeda motor.
“Lagian ngapain sih mau berantem segala sama jungkook. Lo pengen tulang Lo remuk? “
“Taehyung-ssi, Lo nggak lagi cemburu kan? “ Wajah Taehyung berubah tegang, pertanyaan macam itu? Taehyung hanya terseret, walau jujur saja ia merasa khawatir. Yoongi dan jungkook terlihat semakin dekat, semua orang jelas menyadari. Pertengkaran keduanya selalu menjadi pusat perhatian, jungkook dan yoongi sama-sama tidak segan melayangkan pukulan dan tendangan saat bercanda. Pipi Jungkook pernah membiru, sudut bibir Yoongi pernah berdarah. Anehnya dua manusia itu tertawa.
“ngarep banget gue cemburu? “ Taehyung dengan segala cara liciknya menyeringai membalas tuduhan.
Yoongi tertawa. Tawa lebar hingga gusinya terlihat, sedetik kemudian wajah itu berubah datar “nggak tuh” demi Tuhan manapun, Taehyung berani bersumpah jika ekspresi datar dengan mata mengintimidasi itu mengerikan. Ia sampai lupa bernafas beberapa detik. Benarkah ini yoongi yang dia kenal? Yoongi yang dulu pernah menjadi kekasihnya walau ia tidak mengakui? Tidak, bukan. Yoongi pendiam dan pemalu walau gaya nya tidak seperti penampilannya. Ya, itu yang Taehyung tahu. Karena dulu, yoongi lebih sering diam dan tidak banyak bertanya. Apa benar? Atau Taehyung yang tidak mengenal yoongi dengan baik?
KAMU SEDANG MEMBACA
senyum ilalang (Hiatus)
FanfictionIlalang tersenyum, merajuk manja kala senja meronta dalam dekap erat kabut pagi. mengapa embun begitu singkat menguap di pucuk terpapar sang fajar Lalu mengapa aku harus menerka sedangkan aku hanya penghias padang gersang datang semusim lalu menghil...