7. KEMUNCULAN LUCI

599 16 5
                                    

BERHUBUNG KARENA GUA BARU NIH. BIASA NYA NULIS YANG LAIN. GIMANA CARANYA BIAR BANYAK VIEWERS?

****
" Kring... Kringg.. Kringg" Bunyi telpon rumah memekakkan telinga. Komandan bimo dan dion yang sudah sangat lelah dengan pergumulan mereka tidak mendengar bunyi dering telpon rumah itu. Atau lebih tepatnya mereka tidak peduli. Sedangkan diseberang sana seorang perempuan kesal karena panggilan telponnya tidak dijawab.

"Sialan, kemana ini si bimo, bisa bisanya panggilanku dibaikan"

Perempuan itu hanya memakai bra dan pakaian dalam. Sementara ditangannya sebuah sampurna mild terselai dengan kumpulan asap yang keluar perlahan. Berkali-kali ia mencoba namun usahanya sia sia, sebab  seorang yang ia telpon sama sekali tidak menjawab.

Lalu dari atas kasur muncullah seorang lelaki gagah dengan perawakan tinggi besar, lebih besar dari otot otot komandan bimo ataupun dion. Ia hanya mengenakan sebuah celana dalam berwarna biru tua. Lelaki itu kemudian mendekat kearah perempuan didepannya lalu memeluknya dari belakang, tangannya lansung meremas payudara perempuan itu.
"Kenapa sayang, kalau marah begitu malah membutaku makin jatuh cinta"

Terkejut denga kehadiran lelaki tersebut perempuan itu menoleh kebelakang
"Ah sayang, jangan sentuh bagian itu, nanti aku keringetan lagi ini udah mandi.. "
"Maaf sayang, ada apa kenapa pacar abang ini kesal marah marah"

"Ini si bimo sama sekali tidak mengangkat telponku bang, padahal ia janji akan datang kesini besok untuk membahas mengenai rencana pernikahan kami.. "

"Jadi, kamu ingin menikahi lelaki itu, ga cukup punya abng yang gede ini? " Sambil meremas kontolnya sendiri.
"Nanti kalau kamu nikah jagoan abang  lagi pengen kemana, hayo"
"Sayang tenang saja, tidak ada yang bisa mengalahlan jagoan abang ini, aku sudah punya rencana buat bimo dan keluarganya" Sambil ia berdiri dan mencium bibir lelaki itu. Sesungging senyum tercipta dari ujung bibirnya, ia punya rencana besar untuk kedua lelaki ini.

Kemudian mereka memulai pergumulan, lelaki seksi itu mulai menggendong wanita tersebut keatas kasur dan menjilat seluruh tubuhnya tanpa tersisa sedikitpun, percintaan mereka terus berlanjut hingga matahari sudah tinggi.
****
Sekitaran pukul 18.00, suasana kediaman bimo terlihat sepi. Langitpun sudah melai gelap. Seorang perempuan dengan dress merah ketat berdiri dan beberapa kali memencet bel.
"Ting tong"
"Ting tong"
"Mana sih si bimo ditelpon gabsa, tidak ada balasan chat sama sekali, aku datang kesinipun tidak ada orang, sial" Menyadari ai yang empunya rumah tidak ada disana ia segera membalik badan dan ingin segera meninggalkan tempat itu, beberapa langkah ia berjalan, ia mendengar suara knop pintu yang terbuka. Dan ia lansung menyadarinya

"Kemana saja sih sayang, aku sudah dari tadi... "
Begitu ia memalingkan tubuhnya, yang ia lihat adalah seorang lelaki tampan tidak memakai atasan yang keluar, tentu saja ini membuat dia bertanya-tanya
"Lu siapa? Bimo mana? "
"Komandan sedang tidak dirumumah mba, ada perlu apa? Maaf sebelumnya mba ini siapa nya komandan? "

"Gua siapa? Elu yang siapa. Gua calon istrinya bimo, luciana. minggir gua mau masuk"

"Komandan tidak membolehlan siapapun masuk atas seizin beliau mba"

"Sss.diam"

Perempuan itu masuk kedalam rumah dan duduk diruang tamu. Ia bertanya tanya siapa orang yang ada dihadapannya i!ni
"Lu ngapain disini, udah gitu gapake baju"
"Maaf mba saya kerja dirumah ini masak, bersih bersih... "
"Ooh pembantu, bimo kemana masih lama ia pulang? "
"Saya juga tidak tahu mba"
"Yasudah buatkan saya minum, haus, manggo jus boleh, less sugar"
Kemudian dion berjalan kearah dapur, dan membuatkan minuman yang perempuan itu minta
"Gila komandan, kenapa tidak bilang kalau ia punya tunangan" Kemudian bnayak sekali pertanyaan muncul dokeplaa dion.
"Perasaan macam apa ini, ingat dion kamu dan bimo sama sama laki ga akan mungkin juga bisa lebih jauh dari hanya sekedar partnersex, tapi kenapa aku kesal kali sama itu perempuan" Berkutat dengan semua pikiran buruknya samar samar ia mendengar seseorang bicara, ia pikir komandannya itu sudah pulang, lalu segera ia berjalan kearah depan. Belum samapi diruang tamu ia mendengar pembicaraan perempuan itu via telpon
"Iya sayang, si bimo lama sekali pulang aku sudah menunggi disini cukup lama, telponnya pun tidak aktif"
"Sayang, ia bicara dengan siapa? Ada yang tidak beres dengan perempuan ini"
"Iya sayang, love you... Muach" Perempuan itu segera menutup telpo. Lama dion tidak muncul ia lansung berteriak.

"Woi, pelayan lama bgt lu buatin cuman jus doang"
"Dion kaget dan segera muncul dari balik tempok ruangan tv. Sambil berjalan cepat kearah ruang tamu itu
" Ini mba, silahkan?"

Dion nampak semakin tidak nyaman dengan kehadiran perempuan yang mengaku tunangannya bimo dan menyuruh seenak jidatnya.
"Ada apa lu liatin gua kaya gitu? Napsu sama gua? Dih najis lelaki kampung! "

Tidak lama setelah itu masuklah bimo kedalam rumah dengan membawa dua kantong makanan.
"Dion, aku pulang"
Alangkah terkejutnya bimo yang ia temui di sana adalah seorang perempuan yang sangat ia kenal.
"Luci, sejak kapan kamu disini"
"Owh sayangku, aku kangen sekali dengamu, kenapa tidak balas chat atau telpon" Lansung mendekat kearah bimo memeluk bimo dan mencium bibirnya
"Muaach, kamu ganteng sekali sayang"
Gelagat komandan tidak fokus pada perempuan itu tapi ia melihat ekspressi dion dan merasa tidak enak. Pikirnya ia berhutang penjelasan kepada dion.
"Kamu apa apaan sih" Sambil. Mendorong perempuan itu.
"Sayang kenapa, oh kamu capek ya pulang kerja,, kamu ga kangen sama aku ha? "
Perempuan itu semakin centil dan menunjukkan kemesraannya dihadapan dion.
"Anjing, kenapa dadaku sakit begini ya" Kata dion dalam hati.
"Komandan, mba aku kebelakang dulu ya"
Perempuan itu melihat kearah dion tapi tidak menghiraukannya. Luci makin menjadi jadi.
"Sayang, kenapa tidak jadi berkunjung, kamu kan janji buat bahas masalah vendor pernikahan kita, ayah dan ibu sudah nanya terus"
Bimo yang terus saja terpaku dengan semua yang dihadapinya lansung terpikir tentang dion. Ia merasa tidak enak sekali, ditambah ada sesuatu yang aneh yang ia rasakan ketika bersama dion, tetapi tidak ia rasakan lahi dengan perempuan yang ada didepannya ini.
"Ah sial" Ucapnya dalam hati
"Ada apa sayang? " Tidak henti hentinya perempuan itu mendesak bimo.
"Yasudah kalau memang kamu lagi capek, sini duduk dulu kita ngobrool, ga kangen apa sama aku" dan membawa bimo kearah sofa.
"Sayang bawa apa ini, makanan... " Luci menyeringai.
"Sejak kapan kamu makan dirumah biasanya diluar... Sudah buang aja kita makan diluar saja ayok"
Mendengar hal itu bimo melihat kearah luci
"Buang? Buang katanya. Ini makanan masih baru, kalau dion pasti senang jika aku beri makanan ini padanya"
"Ayoklah sayang... "
"Cukup! " Bimo membentak.
"Ngapain kamu kesini ha, kan aku bilang biar aku yg ketempatmu, aku tidak nyaman ada orang datang kesini"
"Termasuk aku"
"Ya termasuk kamu! "
"Aku ini calon istrimu bim! "
"Persetan dengan semua perjodohan itu aku tidak tertarik, sekarang kau pergilah"
"Tidak akan, aku datang kesini untuk membawamu pulang, pernikahan kita sebentar lagi"
"Kalau kau mau menikah kau urus saja sendiri aku tidak"
"Kau mau menentang ayah? "
"Kau mengertilah aku tidak mencintainu sama sekali, pergilah"
Perempuan itu semakin mendekap dan mengandarkan kepalanya kedada bimo,
"Sayang ayoklah" Secepat kilat bimo mendorong perempuan itu hingga ia tergeser.
"Oh sekarang mau lari dari tanggung jawab, anak yang ada didalam kandunganku ini adalah anakmu bimo, anakmu, kau tega melakukan ini"
Ucap petempuan itu seketika membuat bimo mematung.
"Aku akan melaporkan semu kejadian ini apda ayah"
"Kau jangan bertindak seperti anak anak luci"
"Kau yang anak anak, calon bayi kita ingin memeluk bapaknya apa itu salah" Kemudian ia kembali mendekati bimo dan memeluknya
"Sayang, anak ini rindu bapaknya, ia ingin bermanja manjaan dengan bapaknya"
Tetapi tetap tidak ada respon dari bimo, luci pun kesal dengan semua itu
"Ah sudahlah, ingat bim besok adalah jamuan makan keluarga kita, kau harus datang, kalau tidak ingin membuat semua orang kecewa"

Lalu perempuan itu mengambil tasnya dan keluar. Sebelum itu ia berbalik
"Ingat yang kau prtaruhkan bukan hanya nama baik keluarga, tetapi juga karirmu" kemudian ia banting pintu sekuat tenaga.
"Anak.. Anakku, aaaarhhg! "

Memang sebelumnya perempuan itu telah bercerita keayah dan keluarga besar bimo bahwa ia hamil. Tetapi sama sekali bimo tidak yakin bahwa anak tersebut adalah anaknya, berbeda dengan keluarganya yang sangat menyalahkan bimo. Dan menyuruh ia bertanggung jawab terhadap hal ini, sekarang kepalanya sangat pusing, apa yang harus ia lakukan, sedangkan hatinya saat ini mulai jatuh cinta kepada orang lain.

DION DAN KOMANDAN BIMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang