6

133 8 1
                                    

  Sudah empat hari setelah kejadian. Pemberkatan itu, vian sama sekali tidak pernah keluar dari kamarnya. Dan terhitung pula jika ia tidak kembali kekediam nya.

" vian tolong buka kan pintu nya " suara renai yg telah putus asa.

Sudah empat hari ini juga. Ia membujuk vian untuk membuka kan pintunya, semua orang sangat menghwatir kan remaja tersebut.

" reani. Apa ia membuka kan pintu nya " tanya sang kaisar.

" belum yang mulia " ucap reani.

Sang kaisar menghela nafas. Sudah beberapa kali ia membujuk sang anak untuk membuka kan pintu nya, akan tetapi vian tidak merespon nya sama sekali.

Sedang kan didalam sana. Vian, remaja tersebut sedang tertidur dengan nenyak. Dia tidak merasa tergangu sama sekali dengan suara² yg mengtuk pintu nya dengan kencang.

" waktu nya bangun " suara imut dari sekor rubah putih ber ekor sembilan. Terdengar membangun kan vian.

" cek. Tidak mau " ucapnya.

" kau harus bangun " berusaha membagun kan sang tuan.

" cukup. Baik aku akan bangun " memposisi kan tubuh nya duduk.

Bersandar di pada bantal yg ia tumpukan. Menatap sang rubah dengan seksama,  dirinya tidak tau kenapa hewan itu bisa berada di dalam kamar nya saat dirinya bari terbangun dari tidur.

Flesback on.

Vian. Ia berlari dengan kecepatan yg sangat tinggi, membuat reani yg berada dibelakang nya kewalah mengejar nya.  Dirinya sebisa mungkin menghindar  dari mereka untuk sementara.

Sampai nya ia didalam kamar. Ia mengkunci pintu dengan rapat, merosotkan tubuh nya kebawah. Meghela nafas dengan panjang.

" bagai mana ini " ucap nya dengan pelan.

Nafas nya masih tidak beraturan. Ia menetral kan pernafasan nya dulu, dan dirasa sudah normal. Ia berdiri dan berhalan kearah kasur.  Dirinya melirik kearah samping, terdapat dua senjata yg mengikuti  nya sedari tadi.

Mendudukan tubuh nya. Dan saat duduk, ia dikejutkan dengan sebuah ekor putih yg terasa olehnya.

" an*g apa ini " berdiri kembali dan melihat apa itu.

" weh ko ada hewan disana " kagetnya.

" nih hewan masuk dari mana " bingung nya.

Memainkan ekor rubah tersebut. Dan sepertinya rubah tersebut tergangu oleh nya.

" jangan memainkan ekor ku " ucap si rubah.

Mendegar rubah tersebut bisa berbicara. Membuat vian terkejut dan tidak bisa berkata², bagai mana bisa rubah berbicara. Pikirnya.

" wih nih kurama bisa gomong cuy " girangnya.

Si rubah. Menatap manusia didepan nya dengan jengan, apa ia tidak salah tuan. Pikir sang rubah. Rubah tersebut mendiri kan tubuh nya.

" oh yah. Rubah ko lu bisa masuk kedalam kamar gue " keponya.

" bisa lah. Kan aku bisa bertelortasi kemana saja yg aku mau " ucapnya penuh dengan kesombongan.

Vian mendegus. Sombong juga nih rubah, pikirnya. Tapi tunggu. Ia agak bingung, bukan kah rubah bersekor sembilan itu sangat lah mustahil ada. Dan keberadaan mereka itu cuma hanya mitos saja.

" woi kurama " pangil nya pada sang rubah.

" apa kurama. Nama apa itu " sewot sang rubah.

" nama lo. Kurama, dari anime naruto " tunjuk nya pada sang rubah.

SEVIAN (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang