STRING 0.1

106 13 2
                                    

berhubung aku gak jago ngarang nama lokal, jadi walaupun ceritanya beda, namanya tetep sama, mohon dimaklum wkwk

warn! local-fanfic, or etc; semi-baku

Jian memang sudah menduganya sejak awal, tentang kekasihnya yang bermain api dibelakangnya. Jian tentu sakit hati, namun perasaan kesal lebih mendominasi, membayangkan segala kalimat cinta yang selama ini diutarakan hanyalah ucapan kosong yang tidak ada artinya, membuatnya terlihat seperti orang bodoh yang terbuai oleh kepalsuan.

Jian tidak mungkin tinggal diam, gadis itu bahkan telah mengambil langkah untuk mengakhiri hubungan. Namun, pria itu selalu memiliki seribu satu cara untuk membela diri, menempatkan Jian sebagai sosok antagonis yang berusaha menghancurkan hubungan yang telah lama terjalin.

"Lo bilang gue gak punya bukti kan? liat aja abis ini-"

Prak

Rasanya dunia seperti tidak berpihak pada Jian, ponselnya terjatuh akibat tergelincir dari telapak tangannya. Gadis itu menghela nafas berat, baru saja hendak meraih ponselnya kembali ketika sebuah sepatu menggantikan eksistensi benda pipih itu dari penglihatannya, bunyi retakan yang muncul sontak membuat Jian melotot kaget.

"WOSHSJSK-"

Jian bahkan belum sempat meluapkan amarahnya ketika sebuah tangan membekap mulutnya. Alis Jian saling menukik, menatap tajam pada seorang pria yang kini mengarahkan telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkannya untuk diam.

Selang beberapa saat, sorot kemarahan itu beralih cepat menjadi raut terkejut, saat gadis itu menyadari persepsi yang begitu familiar.

"Gue lepasin kalo lo diem," ujarnya dengan nada penuh peringatan.

Dengan cepat Jian mengangguk, matanya tak sedikitpun berpaling dari sosok tinggi dihadapannya.

Cukup mengejutkan baginya dapat berinterasi langsung dengan seseorang yang selalu menjadi bahan gosip teman-temannya. Jika tidak salah ingat, namanya Abimanyu Mahendra, orang-orang sering memanggilnya Bima, Abim —atau temannya selalu menyebutnya si ganteng dari fisip —Jian tidak protes karena memang begitu kenyataannya.

"Biasa aja ngeliatinnya, gue tau gue ganteng," celetuk Bima percaya diri. Lalu tanpa menghiraukannya kembali, Bima mengalihkan pandangan, tampak mengamati sesuatu yang entah apa di depan sana.

Jian memutar pandangannya, turut mengikuti arah pandang Bima.

"Lo lagi liat apa?" tanya Jian.

"Pacar gue," balasnya.

Jian cukup terkejut, sejauh ia menguping gosip teman-temannya, tidak sekalipun gadis itu mendengar jika Abimanyu Mahendra memiliki kekasih. Namun, akan lebih aneh lagi jika pria itu tidak memilikinya.

"Dia selingkuh."

Ucapan Bima membuat Jian termangu, sontak mengingatkannya pula pada alasannya berdiri dibalik semak-semak seperti seorang penguntit.

"Pacar lo... yang itu?" tanya Jian ragu, jarinya menunjuk pada dua sejoli yang tengah bercengkrama mesra di dekat air mancur.

Bima mengangguk tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya. Refleks Jian menepuk dahinya, cukup keras hingga menarik perhatian Bima.

"Cowok yang lagi sama pacar lo itu pacar gue," ucap Jian.

Bima tersentak, netranya menatap Jian dengan wajah terkejut sekaligus kesal.

"Jadi si Sadewa sialan itu pacar lo?" ucapnya dongkol.

Jian menaikkan alisnya, tidak paham dengan emosi yang tiba-tiba pria itu luapkan padanya.

1OO4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang