SURRENDER 0.1

57 12 1
                                    

warn! local-fanfic, or etc; semi-baku

"Abis ini nongkrong gak?"

Suara Angga mengalun seiring pantulan bola basket bergerak menjauh menuju sisi lapangan. Pria itu merebahkan tubuhnya begitu saja, tidak peduli dengan debu yang menempel pada kulitnya yang basah oleh keringat.

"Skip dulu bang, banyak tugas."

Bagas menyahut dari arah tribun, diangguki oleh Hansel yang tengah mengelap wajahnya dengan handuk.

Angga mengangguk-angguk, kemudian mengalihkan pandangannya pada si lelaki berkaca mata yang tampak sibuk dengan ranselnya.

"Lo, Nu?" tanya Angga.

"Danu kok ditanya," celetuk Joshua yang tengah sibuk memunguti bola basket di sisi lapangan.

"Palingan mau bucin sama Jian," seloroh Bagas yang seketika memicu gelak tawa.

Danu berdecak, enggan menanggapi. Sebagai gantinya, ia meraih botol air mineral bekas yang berada di dekatnya kemudian melemparkannya pada Angga hingga tepat mengenai kepalanya.

"Kok gue sih, si Bagas tuh yang mulai," protes Angga tidak terima, pria itu bangkit dari posisi berbaringnya kemudian melemparnya balik pada Danu yang segera menghindar.

"Berisik."

Setelahnya Danu beranjak menuju kamar mandi, bersiap membersihkan diri setelah seharian berlatih.

***

Danu muncul kembali dengan wajah yang lebih segar, rambutnya sedikit basah sehabis mandi, mencuri perhatian teman-temannya yang tengah duduk santai di tengah tumpukan bungkus snack yang berserakan.

Danu meringis, menggeleng dramatis melihat wajah-wajah sumuk penuh keringat itu.

"Biasa aja muka lu."

Angga bereaksi sinis melihat rauh wajah Danu, tanpa aba-aba melemparkan kulit kacang yang jatuh mengenai bahunya.

Danu hanya terkekeh kecil, sedangkan kakinya terus melangkah menuju ranselnya untuk menyimpan kembali barang-barangnya.

"Buset wangi bener cuy," seru Bagas ketika Danu melewatinya, terkejut dengan aroma semerbak yang seketika menusuk hidungnya.

Joshua tertawa mendengar celetukan Bagas.

"Mau ketemu gebetan harus wangi," tambahnya, mencoba memancing reaksi Danu.

Danu hanya menggelengkan kepala, bibirnya melengkung tipis. Sudah kepalang kebal dengan celetukan asal bunyi dari teman-teman klubnya.

"Bukan gebetan," ucap Danu.

"CUMA TEMEN," balas semua orang serentak, menghasilkan riuh di tengah suasana lapangan yang sepi. Danu sudah terlalu sering mengelak dengan alasan serupa, membuat teman-temannya selalu siap menyahut setiap kali ia mencoba menjelaskan.

Tok tok

Suara ketukan pintu lantas mengalihkan perhatian mereka. Semua mata langsung tertuju pada sosok gadis yang berdiri di sisi lapangan dengan senyum terulas lebar diwajahnya.

"Eh halo Jian~" Angga menyapa sok akrab, melambai pada Jian yang hanya terkekeh seraya balas melambaikan tangan.

"Sini gabung, Ji. Kita punya banyak snack," tambah Joshua sambil menunjuk tumpukan snack di depannya.

Jian menggeleng sambil tertawa pelan.

"Next time aja kak Jo, sekarang lagi buru-buru nih mau jemput mas Danu," balasnya.

1OO4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang