chapter 5

117 19 0
                                    

"Dokter Nahyeon-Il?...kau dokter disini?"

"Ya, itu sudah jelas."

Raut jengkel terlihat samar di wajah pucat dokter tampan itu, namun ia tetap menjaga wajah ramah bersahabat.

"Aku kemari untuk menjenguk seseorang."

"Apakah anda tersesat? Jika anda mau saya bisa mengantar ke ruang pasien."

"Ah terimakasih, anda dokter yang sungguh baik."

"Itu sudah menjadi pekerjaan saya sebagai dokter."

Gojo diam-diam mengamati setiap perawat atau dokter yang lewat.

Mereka semua sepertinya bukan orang biasa, apakah satu rumah sakit ini berkomplot?

Namun Gojo segera membuang pikiran negatifnya, tetap saja ini mencurigakan, ditambah lagi dengan ruangan rahasia dibawah kaki mereka.

"kamar nomor 017, nama pasiennya park Jeognim, dia masih dalam keadaan tidak sadar."

"Penyebabnya?" (Bertanya untuk terlihat tidak tau).

"Masih tak diketahui, semua hasil pemeriksaannya bagus. Tak ada kerusakan diluar atau didalam tubuhnya."

"Kok bisa ya.. jangan-jangan kena santet."

Nahyeon-Il terdiam dan minta izin untuk pergi.

Gojo duduk disamping remaja yang terbaring lemas itu, dari luaran memang terlihat seperti orang sehat.

"Maaf yang waktu itu yah, lagian kamu duluan ya bikin aku kaget."

Gojo mengayun tangannya dan menggunakan kekuatan kutukan pembalik lalu memukul perut pasien malang itu.

"Aaaaarrkk!!"

"Nah, sadar juga kau."

Jeognim menarik nafas tajam sambil memeluk perutnya sendiri.

Ia terlihat bingung dengan ruangan putih tempat dia berada, sampai dia melihat seorang pria berambut platina yang duduk disampingnya.

"Kau! Kenapa kau disini."

"Aku hanya menjenguk mu." Mengeluarkan buket bunga.

Remaja itu ingin segera menyerang pria menyebalkan ini, tapi gerakannya terhenti karena rasa sakit pukulan Gojo.

"Seharusnya kau berterima kasih pada orang yang menyadarkan mu kembali."

"Apa yang kau lakukan tadi?"

"Aku menyembuhkan mu.."

"Bukan itu, tapi serangan mu."

"Tenanglah dan rebahan saja."

Park Jeognim terus menerus menanyakan bagaimana Gojo membuat dia pingsan.

"Dengarkan bocah cerewet, bukannya aku tak ingin memberi tau."

"Katakan saja kalau begitu!"

"Masalahnya kalau aku menceritakan yang sebenarnya, kau pasti takkan percaya."

"Huh?"

Pintu kamar pasien terbuka dan masuklah dokter Nahyeon-Il bersama dengan pemuda yang tak asing bagi Gojo.

"Eh, kau sudah sadar?"

Jeognim terlihat terkejut melihat Nahyeon-Il, sepertinya dia tau kalau dokter tampan itu bukan sembarang dokter.

Tapi seorang Rasul Glory Nathaniel.

Penyihir itu menyadari perubahan pada remaja yang pernah mengejutkannya.

Kim Sun-Gu terus menatap lurus penyihir jujutsu itu.

Gojo Satoru tentunya menyadari hal itu, dia harus bersikap tenang dan tidak mencurigakan mengingat dia adalah pelaku penyerangan.

"Sementara profesor akan memeriksa kondisi pasien yang sudah siuman, saya mohon izin untuk berbicara dengan penjenguk nya. Apakah boleh?"

Sudah kuduga, dia adalah anak sekolah yang ku temui di gereja jahat itu...
Tapi eh? Kapan dia lulus dan langsung menjadi dokter?

"Ya silakan saja." Kata profesor Nahyeon-Il sambil memeriksa Park Jeognim.

Akhirnya pertemuan kembali antara killer terkuat dengan penyihir terkuat terjadi ditempat yang tidak terduga.

Mau tak mau, Gojo ikut keluar dengan dokter bernametag Kim Sun-Gu.

_

_

_

_

"....eh dokter, kenapa kita kesini?"

Mereka pergi ke tempat sepi yang jarang dilewati orang, yakni belakang rumah sakit itu sendiri.

"Kau ingat aku?"

"Ah! Ya..kau adalah anak sekolahan itu kan, kalau tidak salah namamu adalah Kim So'un."

"Kim Sun-Gu."

"Ya, itu."

Kim Sun-Gu menatap Gojo dengan seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Raut wajahnya berubah menjadi kecewa karena tidak menemukan apapun yang dia curigai sebagai senjata.

"Jadi..kau mencurigai ku?"















jujutsu kaisen x killer peterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang