06 Rasa bersalah

126 18 1
                                    

Harin berlari memasuki gedung kantor ayahnya dengan nafas terengah-engah. Matanya menyala penuh amarah saat ia melihat Baek Hyun-wook duduk di ruang pertemuan bersama Kim Woo-bin. Tanpa ragu, Harin membuka pintu dengan kasar, membuat kedua pria itu terlonjak kaget.

"Harin-ah," Hyun-wook berdiri, wajahnya campuran antara terkejut dan khawatir. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Harin menatap tajam ayahnya, mengabaikan keberadaan Woo-bin yang kini memasang ekspresi tertarik. "Aku ke sini untuk memperingatkanmu, Appa," ujar Harin, suaranya dingin dan penuh kebencian. "Jangan berani-berani ikut campur dalam hidupku atau hubunganku dengan Sooji eonni."

Hyun-wook terlihat terkejut dengan nada bicara putrinya. "Harin-ah, aku hanya ingin melindungimu. Skandal ini bisa menghancurkan karirmu, masa depanmu-"

"Melindungiku?" potong Harin, tertawa sinis. "Seperti kau melindungi Eomma dulu? Atau seperti kau melindungi keluarga kita sebelum kau membuang kami demi wanita itu?"

Woo-bin, yang sedari tadi diam mendengarkan, kini menaikkan alisnya. Ini informasi baru yang sangat menarik baginya.

Hyun-wook memucat. "Harin-ah, itu masa lalu. Aku sudah minta maaf berkali-kali-"

"Masa lalu?" Harin mendengus. "Bagimu mungkin itu masa lalu, tapi bagiku dan Eomma, itu adalah luka yang tak pernah sembuh. Kau tahu betapa sulitnya hidup kami setelah kau pergi? Sementara kau hidup bahagia dengan Mi-sook dan Wony?"

Mendengar nama itu, Woo-bin tidak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar. "Mi-sook? Wony? Siapa mereka, Baek Hyun-wook-ssi?"

Hyun-wook melemparkan pandangan tajam ke arah Woo-bin sebelum kembali menatap Harin. "Harin-ah, kumohon. Mari kita bicarakan ini baik-baik. Aku tahu Appa sudah melakukan kesalahan di masa lalu, tapi sekarang aku hanya ingin yang terbaik untukmu."

Harin menggeleng keras. "Yang terbaik untukku? Atau yang terbaik untuk reputasimu? Kau tahu apa yang terbaik untukku? Sooji eonni. Dia yang selalu ada untukku, mendukungku, mencintaiku apa adanya. Tidak sepertimu yang hanya muncul saat aku sudah sukses."

"Harin-ah," Hyun-wook mencoba mendekati putrinya, tapi Harin mundur.

"Jangan mendekat," ujar Harin tegas. "Aku ke sini hanya untuk mengatakan satu hal. Jangan pernah mencoba untuk menghalangi hubunganku dengan Sooji eonni. Kau sudah kehilangan hak untuk mengatur hidupku sejak kau membuang kami demi keluarga barumu."

Woo-bin, yang sedari tadi hanya menjadi penonton, kini angkat bicara. "Wah, wah, Baek Hyun-wook-ssi. Aku tidak menyangka kau menyimpan rahasia sebesar ini. Selingkuh, meninggalkan keluarga, bahkan punya anak lagi? Sungguh mengejutkan."

Hyun-wook menatap Woo-bin dengan marah. "Ini bukan urusanmu, Kim Woo-bin."

"Oh, tapi ini menjadi urusanku," Woo-bin tersenyum licik. "Mengingat putrimu sedang menjalin hubungan dengan putriku."

Harin, yang baru menyadari bahwa Woo-bin adalah ayah Sooji, menatap pria itu dengan campuran terkejut dan waspada.

Woo-bin berdiri, berjalan mendekati Harin. "Baek Harin-ssi, aku Kim Woo-bin, ayah Sooji. Senang akhirnya bisa bertemu denganmu."

Harin menatap Woo-bin dengan hati-hati. "Anda... ayah Sooji eonni?"

Woo-bin mengangguk. "Benar. Dan sepertinya kita punya banyak hal untuk dibicarakan."

Hyun-wook, yang merasa situasi semakin tidak terkendali, mencoba mengambil alih. "Harin-ah, pulanglah. Kita bicarakan ini nanti di rumah."

"Rumah?" Harin tertawa getir. "Rumahku bukan bersamamu, Appa. Rumahku adalah di mana ada Eomma."

Save Me Save You (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang