room

66 14 0
                                    

" Saya merindukanmu,"

Aku langsung berbalik, aku meninggalkan perempuan itu begitu saja. Aku masuk ke dalam kafe, aku sama sekali tidak sadar jika perempuan itu mengikuti langkahku.

Lenganku ditarik olehnya dari belakang, ia memelukku begitu erat. Nafasku tersumbat gegara ulahnya itu, aku mencoba bertahan sebisa mungkin untuk tidak mati saat itu juga.

Tring.... Tring.....

Lonceng pintu berbunyi menandakan ada seseorang yang masuk kedalam kafe. Derap langkah begitu terdengar jelas mendekati posisi ku saat ini

Brukkk.........

Suatu barang terjatuh. Aku bersikeras mencoba melepaskan pelukan itu, namun nihil, aku sama sekali tidak bertenaga

"Ka Ara"

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku, itu suara gendis.

Bu Chika akhirnya melepaskan pelukan itu, tapi tidak dengan cengkraman tangannya yang kuat pada pergelangan tangan ku.

"Kamu tidak perlu salah paham, Ara dan saya pernah berkencan" ujar Chika santai

Aku membelalakkan mataku, hal konyol apa yang dikatakan perempuan gila itu

Bu Chika akhirnya mengalihkan pandanganya ke arahku. Senyuman tipisnya begitu terlihat menyeramkan bagiku, ia terus menatap wajahku. Aku mencoba mengalihkan pandanganku namun jemarinya dengan cepat meraup pipiku agar tak menatap kearah lain, aku sudah cukup muak oleh perlakuannya itu

"Tolong bilang ke Azizi, Ara berhenti kerja mulai hari ini"

"Ara akan mulai bekerja dirumah saya, tidak ada penolakan"

Ingin rasanya aku menamparnya saat itu juga, namun rasanya tanganku begitu berat untuk melakukan hal tersebut

Bu Chika menarikku dengan paksa, aku terus meringis. Sementara gendis masih terpaku melihat kekerasan yang dilakukan Bu Chika padaku

Bu Chika terus menyeret langkahku, aku menangis saat itu juga. Ia mendorongku secara paksa masuk kedalam mobilnya. Aku sempat memberontak, namun aku tak tahu ia akan menyogok satu obat padaku. Aku pingsan beberapa detik kemudian setelah obat itu benar-benar larut kedalam pencernaanku

***

Chika pov :

Chika tersenyum smirk melihat seorang gadis yang terbaring tak sadarkan diri diatas kasurnya. Ia kemudian jalan mendekat kearahnya, Chika membelai helaian rambut gadis itu

"Athalla, bagaimana otakmu akan bekerja jika kamu tahu putri malang mu akan terjatuh dalam genggamanku. Aku harap kamu akan menyesali perbuatan busuk mu itu. Aku akan menjamin kamu menjadi manusia yang paling menderita melihat kerusakan pada putrimu ini"

Ceklekkk.......

"Owh!! Kamu telah menjadikan gadis imut itu sebagai pengganti ku, sayang?" ucap seseorang dari arah ambang pintu

Chika tertawa pelan. Chika menolah kebelakang melihat seorang gadis yang bernotabe sebagai kekasihnya itu, Nafaella, atau lebih akrab dipanggil El.

Nafaella berjalan menghampiri Chika, ia melemparkan tasnya ke sembarang arah. Nafaella menarik lengan Chika, gadis itu menyeret Chika menuju sofa.

Nafaella mendudukan Chika di sofa dengan begitu agresif, ia memulai membuka kancing bajunya satu persatu.

Chika menghembuskan nafas gusar, ia bangkit dan menghentikan aktivitas pacarnya itu.

VanthallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang