SATU

13 2 0
                                    

Semua yang ada dalam cerita ini, tokoh, alur, latar, dan kejadian adalah fiksi.
.
.
.
Jika ada kesamaan alur, latar, nama tokoh adalah murni ketidaksengajaan bukan PLAGIAT.

please be wise!

Happy reading

~~~~

"Bos,"

Suara panik itu terdengar di telinga Jingga. Dia yang sedari tadi sedang jalan sembari memasukkan tangannya ke saku celananya kini terhenti, Jingga berbalik badan dan menemukan cowok cantik dengan nafas tersengal dan badan penuh dengan buliran keringat.

"Ada apa?"

"M—marvin boss!!"

Kedua alis Jingga bertaut keheranan. "Kenapa dia?"

"DIA BERKELAHI DENGAN JAX, BOS!"

***

BUGH BUGH

"MAU LO APA, HAH?!"

"GAK PUAS LO HANCURIN GENG GUE? SEKARANG LO MAU NGEREBUT LUNA DARI GUE? MAU LO APA, HAH?!"

BUGH BUGH

Pukulan itu mengenai wajah rupawan Jax, dengan dua kali pukulan berhasil membuat Jaz terpental dan mengalami banyak memar. Bahkan hidungnya kini tengah berdarah.

Jingga sampai di lokasi tempat anggotanya bertengkar dengan musuh bebuyutan Amorfos. Jax Layzeno.

"VIN, UDAH!" sergah Athar menengahi. Namun, karena sudah tersulut emosi, Marvin kembali menghampiri Jax yang sudah tersungkur di lantai. Dirinya memegangi kerah baju Jax dengan tatapan membunuh.

GREP

"BILANG SAMA GUE, MAU LO APA, HAH?!?"

"VINN!!" Suara yang familiar itu menyambar di seluruh ruangan kantin. Kemudian gadis berambut bob dengan jaket kulit menghampiri laki-laki yang sudah termakan emosi.

"VIN, AKU MOHON UDAH!"

"VINN!!!"

Gadis itu menahan badan Marvin yang berat dengan tubuh mungilnya. Ia berusaha menenangkan pacarnya dan membawa Marvin di tempat yang sepi.

Jingga, Athar, Saquel, dan Rizky melihat temannya sudah di bopong oleh Luna. Kemudian mereka mengekori kedua pasangan itu.

Sesampainya di taman, Luna menyuruh Marvin untuk duduk di sebuah kursi. Tetapi, Marvin terdiam dengan amarah yang terpendam. Dia sudah marah dengan gadisnya.

"Vin, ayo duduk. Aku akan jelasin semuanya," pintanya dengan lembut, lagi-lagi Marvin hanya diam.

Luna menarik nafas dalam, dia memejamkan matanya menahan nangis.

"Oke, aku jelasin sekarang aja,"

"Tadi aku 'kan pengen jajan, tapi kamu gak nyamperin aku ke kelas. Felish kan gak masuk, jadi aku takut kalo ke kantin sendirian. Alhasil tadi ada Jax yang nawarin aku buat ke kantin bareng. Dia pure nganterin aku doang, kok. Gak lebih,"

Romansa Di kala SMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang