Chapter 7 ─ Part 1

22 5 0
                                    

Aspek tunggal yang seringkali dilupakan narasi legenda peperangan di masa lampau adalah para prajurit biasa. Mereka yang mengangkat tameng dan mengayun pedang untuk upah tanpa banyak dasar ideologis. Kimos belajar itu kala pembasuhan perang pertama, dan pelajarannya masih dia gendong selama lima tahun. Untuk mengangkat diri, dan keluarga, ke anak tangga lebih baik. Tidak ada keinginan jadi pahlawan seperti di cerita-cerita legenda. Antara pundian emas kantung masa depan, ada keinginan kecil nan egois supaya nama tercetak perkamen peristiwa.

Dinar ini sudah cukup dan tidak usah lebih, Kimos sering ucapkan ke diri sendiri. Tujuan dia di sini adalah untuk mendapat harta. Tetapi egoisme itu, untuk menjadi setokoh legenda kisah masa lampau yang sering Iris ceritakan membuihkan hati.

Akankah dapat esensi kemanusiaan bila dia jadi legenda?

Apakah meninggalkan namanya untuk didengar di generasi masa depan sebagaimana Kimos mendengarkan mereka, merupakan bentuk sebenarnya kemanusiaan?

Tidak akan dia tahu.

Mustahil. Realita tidak mengizinkan orang kecil untuk mencetak nama di legenda maha besar. Semua tokoh di sana memiliki latar belakang hebat; keturunan bangsawan, saudagar kaya raya, atau diberkahi kekuatan di luar bayangan. Kimos prajurit biasa, budak pelarian, diangkat bebas Yosefianist. Letnan dari ratusan lainnya dalam ketentaraan pimpinan Ahlan of Ya'mtu.

Pertempuran kemarin merupakan bukti Kimos bukanlah sosok mudah menyerah, tapi takdir bukan lawan yang bisa dicabik-cabik sampai mati.

Takdir purbakala ketentuan akhir sang Pencipta Alam Semesta. Rahim asal tidak mungkin dipilih hati bayi. Kelahiran mungkin tidak akan menentukan secara absolut jadi apa anak tersebut, tapi ia sangat membentuk peluang dan nasib kehidupannya kelak.

Tersebut perbedaan prajurit biasa dan tokoh legenda, di masa lampau, dan tidak akan berbeda di masa depan. Tunggal nama yang dinyanyikan puisi serta narasi kisah, sementara lain-lainnya mengerjakan tugas pinggiran tak penting seperti menggali parit yang Kimos─dan rekan-rekan kompeni Kapten Barabas─kerjakan selama seperempat hari dua kali.

Hijau rumput sudah berubah coklat bumi. Tanah mengotori sekop pada tangan Kimos, dari kepala hingga ekor, ia telah mengangkat dan membuang daging bumi dalam kuantitas yang tak mungkin tercapai di waktu tenang.

Mereka dikejar tenggat waktu pendek. Tidak dapat dipercayanya, proses pembuatan parit diselesaikan sebelum jatuhnya butir jam pasir terakhir jatuh.

Sekop di tangan Kimos tancapkan ke tanah. Dia menoleh, pandangan temui sosok petugas di atas pangkat Letnan. "Parit di sini sudah siap, Kapten Barabas."

Barabas berdiri tidak jauh. Dia taruh sekopnya sendiri pada dinding parit, memberi satu anggukan ke Kimos. Pandangan berubah arah menuju sisi lain yang juga sudah selesai. "Bagaimana denganmu, Letnan Aisling?"

"Sudah juga, Pak Barabas." Aisling menaruh sekopnya, sekilas berkacak pinggang.

Ukuran parit tempat mereka berdiri memiliki lebar dua pria dewasa, tinggi sama, dengan panjang delapan tombak. Bentuk tanahnya padat, lembut, dan halus. Cocok untuk ditanami gandum atau padi. Bila hujan, tanah ini akan bisa menelan kakinya sampai ke pergelangan. Kimos tidak khawatir. Pemikiran itu terkipas pergi kala dia mendongak dan detak energi kubah yang melindungi mereka semua dari elemen musim dingin menyapa pandang, kemarin kubah tersebut lahir berdiri.

"Semuanya," sang Kapten memanggil prajurit di bawahan komandonya. "Sekarang giliran kompeni Kapten Sother. Kita keluar!"

Mereka satu demi satu menanjak tangga kayu keluar parit. Kimos─tidak menghitung Barabas─terakhir naik.

"Hadiah Alam Semesta untuk Nona Aithne sangat luar biasa, bukan?"

Telapak Aisling muncul di hadapan Kimos. Tawaran bantu yang tidak Kimos perlukan. Tetap. Kimos jabat menerima, ditarik dari parit sebelum kaki menanjak dua anak tangga terakhir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Heart of YellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang