"Ouhhh.... Hnghhhh!"
Bina blingsatan dalam tidurnya. Alisnya mengerut dalam karena ada rasa aneh yang timbul dari inti tubuhnya. Bina merasa ada sesuatu yang masuk di dalam sana, bergerak menusuk dan mengorek sesuatu. Bina jadi bergerak gelisah, selain geli kini dia merasakan gatal, bokongnya terangkat otomatis mengejar sesuatu yang memasukinya tadi. Pinggulnya ikut terangkat tanpa dia sadari.
Dalam hati, Bina juga bingung kenapa. Tapi, yang pasti di tengah kebingungannya Bina ingin lebih. Dia ingin di masuki lagi tapi lebih cepat dari barusan.
Bina mengangkat pinggulnya, mimpinya seperti sangat nyata. Jadi tanpa ragu Bina meremas dadanya sendiri karena baju yang dia kenakan sudah hilang entah kemana.
Bina merasa ini adalah mimpinya walaupun sebelumnya dia ragu dan bingung dengan apa yang terjadi. Otaknya juga tidak bisa berpikir dengan jernih, jadi Bina memutuskan bahwa itu betulan mimpi. Mimpi nikmat yang kali ini harus dia nikmati.
Anggap saja begitu, karena sejak ada sesuatu yang memasuki lubangnya tadi, Bina ngerasa aneh dan menggebu. Dia ingin lagi, dan dia suka hal tadi.
Napasnya sudah pendek-pendek, pahanya dia buka lebar untuk memudahkan sesuatu yang rasanya ingin masuk lagi. Dan Bina melenguh karena sesuatu yang seperti jari memasuki dirinya.
"Akhhh ouhhh! Hah! Hah! Enghhh!"
Bina gelisah dalam tidurnya, punggungnya melenting saat dia jari itu semakin bergerak cepat. Mengocok miliknya di bawah sana hingga tadinya kamar itu hening menjadi terdengar bunyi kecipak yang sangat mesum. Tapi, anehnya Bina justru semakin berkedut di bawah sana.
Napas Bina semakin pendek-pendek, hingga saat sesuatu tiba Bina langsung menyembur. Dia meremas bantal kuat-kuat ran beberapa kali mendorong perutnya untuk menyemburkan cairan yang ada di tubuhnya.
Bina langsung terengah-engah, matanya masih tertutup. Dia menikmati sesuatu yang baru sekali untuknya. Dia seperti sedang membuang air kecil yang di bantu dengan jari untuk menyogoknya.
Bina yakin, pasti basah sekali di kasurnya jika ini nyata.
Sampai beberapa detik berlalu, Bina membuka kaget matanya sendiri. Cewek itu menatap langit-langit kamar dengan napas yang masih menderu.
"Pipis?" katanya gelagapan.
Bina segera bangkit, membuka selimut yang menutupi tubuhnya, kemudian gadis itu melotot.
Tubuhnya masih lengkap dengan pakaian, berarti malam ini dia betulan mimpi, kan? Walaupun mimpi itu tetap saja yang iya-iya seperti yang dia rasakan selama ini walaupun banyak yang tidak peduli.
Tapi, jika betulan hanya mimpi.
Cairan basah ini....
Saat itu juga mata Bina melotot lebar.
"AAAAA MOMMY BINA NGOMPOL MOMMYYY!!"
🔥🔥🔥
Setelah kehebohannya pagi tadi, Bina agak syok sendiri di dalam kamar. Dia memandangi kasurnya yang belum dia apa-apa kan.
Sungguh, sebenarnya dia takut melapor pada pembantu di rumahnya itu. Apalagi dia seorang gadis, takutnya mereka berfikir yang tidak-tidak karena kelakuannya ini. Juga, Bina malu walaupun orang-orang tidak berfikir sampai sana, dia juga malu jika ada yang tau bahwa gadis sebesar dirinya masih ngompol.
T-tapi, mau bagaimana lagi? Siapa yang akan membersihkan kalau begini? Secara Bina tidak bisa mengurus kekacauan dalam kamarnya.
Ck, lagi pula kenapa dia bisa seceroboh ini sih? Udah kaya anak kecil saja ngompol! Mana sebelum tidur dia sudah buang air kecil kok, masa iya pas tidur jadi ngompol.
KAMU SEDANG MEMBACA
DADDY?
FanfictionBina tidak tau kenapa, sejak kematian Ibunya dirinya selalu memimpikan sesuatu yang mengerikan dan juga mendapatkan sentuhan menjijikan yang sialnya dia tidak bisa memastikan siapa yang berani-beraninya melecehkan dirinya di dalam tidurnya. Tapi, ke...