Karena tak kuat menahan sakit dikepala, gadis itu seakan tidak punya tenaga dan dengan tidak sengaja menyenderkan kepalanya di bahu laki laki tersebut.
Melihat adegan tersebut egra mulai memikirkan bagaimana jika gadis itu adalah shura dan lelaki itu adalah dirinya.
Laki laki itu merebahkan tubuh gadis itu di atas meja, menyibak rok pendeknya dan membuka lebar kakinya. Kemudian lelaki itu membuka resleting celananya dan menampakkan Junior miliknya yang cukup besar, dengan tanpa aba aba ia memasukkan juniornya kedalam kelamin gadis itu dengan satu hentakan.
Sontak egra sedikit terkejut dengan muka yang sedikit memerah. Walau ini memang bukan pertama kalinya egra melihat adegan tersebut, egra merasa tubuhnya perlahan mulai memanas sebab sedari tadi egra membayangkan bahwa shura dan dirinyalah yang menjadi tokoh di dalam film tersebut.
"AAHHH SAKIT" gadis itu hanya bisa berteriak kesakitan sebab tubuhnya yang lemas mulai di tumbuk secara brutal. "Ahhggg nghh".
Egra terlihat fokus menonton dengan damai, hingga akhirnya suara shura membuat egra tersadar dari hayalannya yang kacau.
"EH EGRA!!!" Rasa hangat tangan shura yang menutup matanya membuat egra merasa sedikit hilang kendali. Egra memegang tangan shura dan menariknya lebih dekat, sehingga hembusan nafas hangat egra begitu terasa di wajah shura.
Rasa ingin mencium bibir shura kini seakan tidak bisa tertahan dan egra memajukan wajahnya dengan perlahan. Namun, shura bergerak mundur dengan tampak wajah yang khawatir sebab wajah egra yang sudah seperti anak yang sedang sakit demam.
Shura yang merasakan hawa panas dari tubuh egra sontak memegang dahi egra dengan tangan satunya sebab tangan kirinya masi berada di genggaman egra.
"Egra panas! demam? lagi sakit ya?" Tanya shura dengan rasa khawatir. Egra hanya diam dan sesekali menutup matanya sebab tangan shura yang menepuk nepuk wajah egra dengan punggung tangannya. Egra menundukkan wajahnya selagi menggeleng.
"Kaka seduhin teh herbal ya?" Ucap shura selagi menepuk nepuk kepala egra, sontak egra langsung berdiri dari duduknya, "eh mau kemana?" Tanya shura.
"Pulang"
"Aku ikut?" Tanya shura sebab egra masi mengenggam erat tangan shura. Mendengar hal itu egra langsung melepasnya dan berjalan pergi keluar rumah. Shura berniat untuk mengejar egra, namun ia terjatuh karena tersandung kaki meja.
"Egra!" saat shura keluar rumah, ia sudah mendapati egra yang telah pergi dengan motornya.
Egra berkendara dengan kecepatan yang tinggi, seperti detak jantungnya saat ini. Wajahnya berkeringat dan dahinya tertekuk. Egra merasa malu dengan apa yang sudah dipikirkannya, sungguh diluar kendalinya untuk menghayal wajah shura yang kesakitan terbaring lemah di atas meja dengan tubuh yang ditumbuk dibawahnya.
Mata egra terpejam sejenak, menutup kaca helm dan mengebut kencang agar cepat sampai rumah.
Setibanya egra di depan garasi rumah yang mewah, ia disambut oleh penjaga gerbang dengan ramah, "baru pulang dari perpustakaan ya den" ucap ujang.
"Mn"
Egra membuka pintu rumahnya, menatap kesekeliling rumah yang begitu luas nan mewah. Ukiran ukiran yang menghiasi setiap sudut atas dan bawah dinding membuatnya begitu menawan. Rumah ini begitu menawan dengan wayang wayang yang terpajang rapih di dinding, namun tetap saja terlihat sia sia tanpa penghuninya.
Egra merebahkan dirinya di atas kasur, kamar bernuansa putih ini tertata sangat rapih. Egra melamun menatap langit langit kamarnya, mengingat hal buruk yang terjadi beberapa menit yang lalu membuat wajah egra merah padam. Egra memeluk bantal yang menutupi separuh wajahnya, sungguh ia tak bisa membendung rasa sukanya terhadap shura.
Awalnya egra mengenal shura di aplikasi penjoki game saat temannya meminta bantuan untuk mencarikan penjoki handal untuk menaikkan rank akunnya.
Satu bulan yang lalu.....
Egra dan temannya telah selesai mengerjakan tugas kelompok di cafe, "gra cariin penjoki dong nih di hp gue, gue kebelet berak" ucap Alan kemudian melenggang pergi.
Tanpa aba aba egra membuka aplikasinya dan langsung memilih penjoki rangking 2 dengan nick name Mingxia yang saat itu sedang kosong orderan.
"Apa gunanya buang buang duit untuk game" ucap Zen laki laki berkacamata yang sedang membaca buku.
"Entah"
"Bukannya kamu main game itu juga gra?"
"Bosen"
"Ah itu mah karna udah terlalu jago, kenapa ngga kamu aja yang jokiin akun si Alan, nanti duitnya buat gua"
"Enak aja" jawab egra membuat zen tertawa kecil.
"Wuihhhhh 1 akun untuk kenaikan 5 rank, asikkk dapet lima juta" suara heboh barusan membuat beberapa perhatian pengunjung terarah pada seorang gadis yang sedang memesan minuman di kasir. Tanpa gadis itu sadari egra menatap lekat kepadanya, wajahnya yang cantik dan tingkahnya yang lucu membuat egra terpesona.
"Kamu jatuh cinta" celetuk zen.
"Ngga"
"Dia pasti penjoki yang baru aja kamu pesen tuh"
Egra berfikir sejenak, kemudian egra mendaftarkan akun game lamanya juga pada penjoki itu. Yang benar saja ternyata benar kata zen, dia adalah penjokinya, wanita cantik yang imut itu tak disangka adalah seorang penjoki.
"Asikkkk jadi 2 akunnn, mas makasih ya ini duitnya, kembaliannya buat kopi masnya aja" ucapnya kemudian melenggang pergi dengan langkah yang riang.
"Buset yang bener aje, lebih 80k ini, makasih neng, sering sering beli disini ya" ucap barista tersebut sedikit berteriak.
"WOI!" Gebrak Alan membuat Egra dan Zen memutuskan pandangannya dari gadis yang tadi.
"Cewe cakep lu pantengin pada"
"Diem lu jalangkung, ngagetin aja anying" bentak zen tanpa sadar.
Sejak hari itu egra tidak pernah bertemu dengannya lagi, hampir setiap hari egra datang ke cafe dan bertanya pada barista. Namun, shura memang tidak pernah lagi datang sejak hari itu.
Hingga satu bulan kemudian, disaat egra sedang mencari buku pelajaran, tanpa sengaja egra menemukan gadis itu sedang melamun di pojok perpustakaan. Egra merasa sangat senang, jantungnya bertegup kencang dan tanpa sadar bibirnya sedang tersenyum lebar. Setelah meredakan detak jantungnya, dengan rasa yang sedikit gugup egra menghampiri shura dan meletakkan sebotol coca cola di hadapannya. Mereka sama sama terdiam dengan wajah datar yang menatap satu sama lain. 'Ya tuhan, akhirnya ketemu' -egra.
'Cantik', Egra tersadar dari lamunannya disaat penjaga perpustakaan yang datang dan menegur shura. Egra baru sadar bahwa dengan tanpa sengaja ia meletakkan botol coca cola miliknya di hadapan shura, 'Bodoh, kenapa aku malah kasih dia coca cola' -egra.
Dengan rasa bersalah egra segera mengurus buku bukunya. Pikirannya kacau, memikirkan kenapa tadi dia sangat bodoh dengan melakukan sesuatu tanpa sadar dan berfikir. Dengan tergesa gesa egra berlari keluar perpustakaan dengan harapan gadis itu masi belum pergi jauh dan tidak menghilang lagi. Dengan nafas yang sedikit tersengal sengal, egra tersenyum tipis mendapati bahwa gadis yang memikat hatinya itu masi menunggunya di depan perpustakaan.
.
.
.
.
.
Vote om
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Here My Shunshine
RomanceKisah tentang seorang pengangguran yang dicintai anak kelas 2 SMA. "kaka ngga ada rasa sama egra" - "itu bukan alasan untuk egra pergi" -