Hai.. Cerita romane perjodohan pertama yang aku tulis di WP, nih..
Jangan lupa kasih love yaaa!!
Bab 1
Ting!
Dering ponsel membuyarkan lamunan Keisha membuat perempuan itu menoleh ke arah nakas yang berada di samping tempat tidur lalu meraih ponselnya dari sana.
"Nomor baru?" Gumamnya membaca notifikasi pesan masuk yang berisi foto.
Keisha lantas membuka pesan tersebut. Dan jantungnya mencelos seketika melihat isi pesan itu.
+62836790600: Suami lo ada di apart gue.
Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal namun Keisha bisa menebak siapa pengirimnya. "Nara?" Ketik Keisha mengirim pesan balasan.
Keisha Anandita Raveena, nama lengkapnya. Perempuan 24 tahun itu lagi-lagi mendapati hal yang menyakiti hatinya, menghancurkan perasaannya dan sialnya pelaku dari rasa sakitnya adalah orang terdekatnya, orang yang seharusnya membahagiakan dan melindunginya justru menjadi yang paling jahat padanya.
Narendra Hadiwijaya, pria yang sudah menikahi Keisha 6 bulan lalu karena sebuah Perjodohan di masa lalu antara Kakek mereka. Dialah sumber luka di hidup Keisha saat ini.
Tak selang lama, pesan dari nomor baru itu kembali datang.
+62836790600: Yaps, pacar suami lo. Kasihan, lo tidur sendiri dulu.
Keisha menghela napas panjang membuka foto yang Nara kirim--wanita itu adalah pacar suaminya. Ah, seharusnya sudah menjadi mantan pacar bukan? Karena Rendra sudah menikah dengannya. Namun, nyatanya di belakang Keisha mereka masih berhubungan bahkan dengan tidak tahu malunya Nara selalu menyombongkan kebersamaannya dengan Rendra. Terhitung satu bulan ini, Nara gencar mengganggu Keisha–mengirimkan banyak foto saat wanita itu sedang bersama Rendra.
"Lagi?"Gumam Kiesha meremas ponselnya. Butiran air mata jatuh sudah membasahi pipi Keisha, bagaimana tidak? Istri mana yang akan baik-baik saja saat mendapatkan kiriman foto suaminya sedang berada di apartemen perempuan lain. Di ranjang perempuan lain dan bertelanjang dada? Orang yang tidak normal pun sepertinya akan overthinking jika mendapati hal itu.
"Apa gue harus tetep diem? Sementara Mas Rendra terus-terusan seenaknya? Sampai kapan Mas Rendra seperti ini? gue beneran muak." Keluh Keisha sambil mengusap air matanya dengan jari-jemarinya.
Nggak! Keisha harus berani ambil sikap. Sudah cukup ia selalu diam selama ini.
"Elena?" Keisha menganggukkan kepala mengingat Elena--sahabatnya. Elena Swastika, sahabat Keisha sejak SMP sekaligus orang yang selalu ada untuk Keisha. Entah mengapa setiap kali merasa terpuruk dan sedih, Keisha akan selalu mengingat Elena, ya karena El selalu mengerti rasa sakit Keisha.
"El, gue udah nggak sanggup lagi. Gue nyerah, El. Gue mau cerai aja," ketik Keisha–mengirim pesan singkat kepada Elena.
Tidak sampai semenit, Elena membalas pesan Keisha.
El: Kei, ada apa? Suami lo nggak pulang lagi?
See? Elena bahkan tahu tabiat buruk Rendra selama menjadi suami Keisha. Bagaimana pria itu sering tidak pulang dan membiarkan Keisha kesepian di rumah mewah Rendra yang luasnya bisa untuk lapangan sepak bola.
"Dia sama Nara lagi, El. Nginep." Tulis Keisha.
Elena: Anj!ng. As* Rendra yang bilang?
Keisha: Nara chat gue. Gue mau nyerah, gue nggak bisa. 6 bulan udah cukup buat gue bertahan. Gapapa 'kan, El?
Elena: Gue nggak mau egois minta lo tetap bertahan sementara kelakuan laki lo kek Dajjal. It's okay, Kei. Kalau lo udah yakin, gue cuman bisa dukung. Kasih tahu gue, lo butuh bantuan apa?
Yah, begitulah Elena. Dia akan selalu mendukung keputusan Keisha. Dan, selalu di sisinya seperti saudara kandung tanpa ikatan darah.
"Gue harus ke Jogja," gumam Keisha pelan. Dia pun mengatakan pada Elena untuk menemaninya pergi ke Jogaj.
Elena: Kapan? Sekarang banget?
Awalnya Keisha tidak berpikir akan pergi sekarang namun semakin dia menunda semakin tidak baik untuk mentalnya.
Keisha: Iya, gue mau ziarah ke makam kakek gue. Minta maaf ke kakek. Gue mau waras, El. Sementara bertahan sama Mas Rendra bikin kewarasan gue hilang.
Keisha dan Elena sepakat bertemu langsung di stasiun. Mereka akan ke Jogja naik kereta api malam dan sampai di Jogja pagi.
**
Keisha berulangkali meyakinkan dirinya jika perceraian bukanlah apa-apa dibandingkan luka batin yang akan terus ia terima apabila tetap bertahan dengan Rendra. "Gapapa, Keisha. Lo cuman jadi janda tapi virg!n. Gapapa, not bad."
Memang begitulah kenyataannya, selama 6 bulan menikah, Rendra belum pernah memberikan nafkah batin pada Keisha dan Keisha pun tak pernah meminta hal itu. Menurutnya yang terlahir dari keluarga baik-baik, akan sangat malu meminta nafkah batin pada suaminya sementara Rendra tak pernah menginginkan dirinya. Jangankan meminta nafkah batin, mengemis perhatian Rendra saja Keisha tidak pernah melakukannya.
Keisha tertegun melihat foto Rendra yang masih terselip rapi di dalam buku diary nya. Buku yang selalu ia bawa setiap kali pergi ke Jogja.
Keisha membalik foto itu dan melihat bagian belakangnya, ada tulisan lamanya. 'Crush since SMA' tulis Keisha sebagai keterangan foto tersebut.
"Ganteng banget pas masih jadi crush," gumam Keisha pelan. Meletakkan foto itu ke dalam laci nakas, Keisha tak mau menyimpannya lagi di dalam buku diary nya. Mungkin, suatu hari nanti, Keisha akan membakar foto itu bersama kenangannya.
Keisha menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan sembari melemaskan bahu dan duduk di tepi tempat tidur. "Kok bisa gue jatuh cinta sama Iblis berparas malaikat?" tanyanya pada diri sendiri melirik ke laci nakas di mana dia menyimpan foto lama Rendra, "Oh, mungkin karena dulu gue masih bocil jadi cuman lihat gantegnya doang. Crush orang ganteng 'kan wajar, namanya masih labil." Lanjutnya menggeleng kecil.
"Tapi, gue tertipu banget. Fak yu, Mas Rendra," umpatnya mendadak kesal. Terlebih saat mengingat bagaimana sikap Rendra yang sangat baik di depan almarhum. Kakeknya dulu.
Keisha beranjak dari duduknya sambil memasukkan buku diary nya ke dalam tas yang akan dibawa ke Jogja. "Apa lagi ya?" Ucapnya mengingat-ingat apakah ada barang yang belum ia packing untuk dibawa.
Ting..
Saat Keisha akan keluar dari kamar, Rendra mengirim pesan padanya. Keisha memeriksa cepat pesan yang Rendra kirim. Sebab, suaminya itu hampir tidak pernah mengirim pesan jika bukan karena penting.
Mas Rendra ku: Saya nggak pulang malam ini.
Keisha tersenyum getir membaca pesan dari Rendra, "Gue sedekahin lo buat Nara, Mas. Biar kalian puas, dia butuh lo. Mau kalian ngamar sampai anu mu keriput juga gue nggak peduli." Kesal Keisha seraya mengetik pesan balasan untuk Rendra, "Iya, lembur di apartemen Nara." Tulis Keisha diakhiri dengan emot senyum dan emot jempol tangan.
Bilang apa kamu?
Saya di Perusahaan.
Mau bukti?
Keisha menggeleng pelan dan membalas cepat, "No, thanks. Ga perlu." Ketiknya. Setelah itu Keisha menonaktifkan ponselnya.
"Kei!" Suara Elena menyapa indera pendengaran Keisha membuat Keisha menoleh ke arahnya. Terlihat Elena melambaikan tangannya, Keisha tersenyum tipis pada Elena. Dia pun membawa langkahnya menghampiri Elena.
"Udah lama?" Tanya Keisha.
Elena mengangguk, "Yuk.." Ajaknya merangkul lengan Keisha. "Lu nggak usah sedih. Kita kasih paham si asu Rendra itu kalau lu baik-baik aja tanpa tu dajjal." Kata El begitu kemusuhan dengan sosok Rendra–si penjahat yang selalu menyakiti hati sahabatnya.
YOU ARE READING
Di antara dua hati
Romance+62836790xxxx: Suami lo di apartemen gue. "Nara?" ketik Keisha pada pesan dari kontak baru yang masuk ke ponselnya. +62386790xxx: Yaps, pacar suami lo. Kasihan, lo tidur sendiri. Keisha menghela napas berat membaca pesan dari Nara. "Lagi?" gumamnya...