Chapter 05 - 🌷

423 103 28
                                    

Genap seminggu sudah Sasuke dan Hinata tidak saling menyapa. Jangankan menyapa, bertatap muka saja hampir tidak pernah. Gadis itu seperti hilang dari hidup Sasuke.

Dan hari ini Sasuke berniat ingin meminta maaf kepada Hinata. Ia menghubungi toko bunga kenalannya untuk membuatkan buket yang cantik dan besar.

Hinata masih marah, Sasuke yakin gadis itu tidak akan mau menemuinya. Jadi pagi-pagi sekali Sasuke meletakkan bunganya di depan pintu kamar Hinata, lengkap dengan tulisan tangannya sendiri berupa ucapan permintaan maaf.

Sasuke tersenyum, berharap Hinata suka dengan pemberiannya. Tinggal satu rumah tapi tidak saling sapa malah membuat Sasuke stres dan tidak fokus di beberapa pekerjaan kantornya.

Pria Uchiha sengaja menunggu di meja makan. Ia sudah menyiapkan dua piring sarapan untuk mereka santap berdua.

Lima menit menunggu, akhirnya Sasuke bisa melihat Hinata melangkah menuruni tangga sambil membawa bunga yang tadi Sasuke letakkan. Gadis itu juga terlihat beberapa kali mencium aroma harum dari bunga.

Sasuke tersenyum tipis. Semoga saja Hinata sudah memaafkannya. Mereka harus akrab kembali agar rencana Sasuke berjalan tanpa hambatan. Ia sudah melangkah sejauh ini. Ia tidak ingin usahanya menjadi sia-sia.

Hinata melangkah sunyi. Gadis Hyuga sama sekali tidak mengeluarkan satu katapun. Ia hanya melangkah menuju meja makan, meletakkan bunganya lalu duduk dan mulai menyantap sarapannya.

Hening, yang terdengar hanya suara kunyahan serta denting sendok dan piring saja.

Melirik beberapa kali, Sasuke memperhatikan Hinata yang sama sekali tidak menaikkan pandangannya dari piring makan. Gadis itu tetap tidak mau menatapnya hingga makanan yang ada di piringnya habis tidak bersisa.

Sasuke menunggu waktu yang tepat untuk bicara. Ia tidak ingin Hinata marah lagi dan mereka jadi renggang selamanya.

Dua menit mereka habiskan hanya untuk berdiam-diaman. Sampai akhirnya Hinata yang memecah sunyi dengan helaan napasnya yang kasar.

"Sasuke-kun." Hinata menatap Sasuke tanpa ekspresi, "Dari awal aku sudah menyukaimu. Bagiku sosokmu adalah sosok suami idaman yang aku impikan sejak dulu. Tapi sepertinya aku salah..."

"Hin..."

Hinata mengangkat sebelah tangannya agar Sasuke tidak bicara dulu, "Rasanya cukup menyakitkan saat melihatmu berduaan bersama Sakura-san. Tapi aku tidak bisa melakukan apapun karena di sini akulah orang ketiganya. Dan baiknya akhir-akhir ini aku sudah mulai bisa berdamai dengan diriku sendiri."

Sasuke hanya diam memperhatikan setiap kalimat yang terucap dari bibir Hinata. Tidak ada air mata. Walaupun terlihat sendu, mata bulat itu sama sekali tidak berkaca-kaca. Gadis Hyuga itu nampak tenang dari yang terakhir kali Sasuke lihat.

"Jadi." Hinata melanjutkan kalimatnya, "Sebelum perasaan ini berubah menjadi lebih serius, lebih baik kita berhenti saja."

"Aku tidak mengerti maksudmu?"

"Berhenti bersikap baik padaku. Mulai sekarang kau bisa berhenti membuatkanku sarapan. Dan untuk kedepannya kita tidak perlu mengobrol seperti ini lagi. Hubungi saja aku jika ada sesuatu yang penting yang harus aku lakukan di hadapan keluargamu."

Sasuke terdiam. Ia tatap lekat-lekat gadis yang duduk dihapannnya. Hinata berbicara seperti tanpa beban, tapi bagi Sasuke yang mendengarkan hal itu malah membuatnya semakin terbebani.

Hinata menyukainya.
Ini benar-benar sesuatu yang sangat diluar dugaan. Ia tidak menyangka hal ini akan terjadi.

Setelah menghembuskan napas lega, dengan segera Hinata beranjak dari kursinya. Ia berangkat kuliah lebih cepat dari biasanya. Meninggalkan Sasuke yang masih terdiam pada posisinya.

AKIRAMERU [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang