🐆🦊 Are We Enemies?

74 7 0
                                    

Sean adalah siswa populer di sekolahnya. Pintar, Cantik, Lucu dan selalu menjadi perhatian banyak orang. Namun, ada satu hal yang membuat hidupnya kurang sempurna: Ricky. Ricky adalah saingannya dalam segala hal. Dia Sangat Cerdas, bertubuh Atletis, dan selalu saja berhasil mengalahkan Sean, entah dalam perlombaan akademik atau Pun olahraga. Di mata Sean, Ricky adalah musuh bebuyutannya.

Di sisi lain, Sean memiliki dua sahabat setia, dia adalah Azka dan Juan. Azka adalah laki-laki Lucu nan manis yang pintar dan bijaksana, membuatnya selalu menjadi tempat curhat Sean karena ia adalah pendengar yang baik setiap kali Sean mengeluh tentang Ricky.

Sedangkan Juan, adalah temannya yang selalu santai dan humoris, serta juga sering mengolok-olok permusuhan antara Sean dan Ricky, seolah dapat melihat sesuatu yang lebih dalam di balik pertengkaran mereka.

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
R💜S💜R💜S💜R💜S💜R💜S💜R💜S
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Suatu hari, di kelas saat mata pelajaran Ibu Maya, ia mengumumkan bahwa ia akan memberikan sebuah tugas kelompok. Dan penentuan kelompok akan ia umumkan.

" Baik, kelompok telah di tentukan, dan nama yang belum ibu sebut, yaitu Sean dan Ricky. Kalian akan satu kelompok ya " ucap Bu Maya dengan tenang, menatap Sean dan Ricky bergantian.

" Apa! Ibu! Tidak bisakah aku di pasangkan dengan yang lain saja! " Ucap Sean sepontan protes tak terima.

Kepala Bu Maya menggeleng dan menatap tegas Sean.

" Tidak bisa! Ibu sudah menentukannya, dan ini tidak bisa di ganggu gugat! Kalain akan mengerjakan bersama! "

" Hah! " Helaan nafas kesal Sean lakukan, karena tak mendapatkan apa yang ia mau.

" Itu akan menjadi hari yang sangat menyebalkan " gerutu Sean kecil tak ada yang mendengar itu selain dirinya sendiri.

Jadi mau tak mau mereka berdua dipasangkan bersama untuk menyelesaikan proyek akhir sebelum naik kelas.

-
-
-

Saat jam istirahat tiba Sean langsung saja mengeluh kepada kedua sahabat karibnya, Azka dan Juan saat telah duduk di meja kantin yang mereka pilih.

"Serius? dari banyaknya murid di kelas kenapa aku harus sama Ricky? Kenapa bukan salah satu dari kalian saja yang menjadi partnerku?" Sean memukul meja kantin dengan frustrasi.

Sungguh, Sean sangat tidak suka dengan keputusan Bu Maya yang menyatukan dirinya dengan Ricky. Moodnya saat ini menjadi hancur, sama sekali tak memiliki selera untuk makan makanan kantin.

" Angkh!! Mood istirahat ku jadi hancur karena harus menjadi partner nya! " Rancau Sean dalam telungkupan tangannya di atas meja kantin.

Juan tertawa sambil menggigit sandwich-nya. " aduh sayangku, mungkin ini sebuah kesempatan yang tuhan berikan pada kalian berdua agar dapat akur dan menjadi temenan. "

" Akur? Lalu Temenan? Sama dia? Lupakan saja hal itu! " balas Sean dengan ekspresi sebal.

" Percuma! Itu hanya akan menjadi angan-angan! " Lanjutnya dengan bibir yang mencebik kesal.

Azka tersenyum kecil dan menepuk bahu Sean. " Ada benarnya apa yang di ucapkan Juan, Mungkin kalian cuma perlu waktu buat saling mengenal lebih baik satu sama lain. Siapa tahu dia nggak seburuk yang kamu kira selama ini. "

Sean mendengus, merasa skeptis. Dengan acuh meminum susu kotak miliknya, tak ada niat sedikit pun untuk membalas ucapan Azka.

" Pikiran macam apa itu. Bahkan buat saling natap aja enggan, apa lagi saling bercengkrama dengan baik! Cih, " dalam pikirannya Sean hanya bisa mendumel tak jelas.

ONE-SHOT ~ NIKSUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang