Judul awal [BOYFRIEND??]
Jangan lupa untuk vote dan komen‼️
Harap follow terlebih dahulu sebelum membaca cerita ini‼️
[ON GOING]
Di mata banyak orang, dia adalah gadis yang sempurna-cantik, imut, lugu, dan polos. Tatapan matanya yang penuh kepolosan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di balik senyum, kau sembunyikan duka, kata-kata manis menari di udara. Janji terucap, seolah nyata, padahal hanya bayangan semata.
Senyum yang kau beri penuh dusta, tatapan lembut yang menyesatkan rasa. Aku percaya, aku terluka, karena cinta yang kau anyam dari kebohongan belaka.
Langit malam menjadi saksi, bagaimana hati perlahan terkikis. Aku mencintai fatamorgana, kau, yang nyata tapi tak pernah ada.
•Senin yang Berat
Hari Senin kembali telah tiba. Para murid-murid dan guru-guru berkumpul di lapangan sekolah, mengikuti upacara bendera yang sudah menjadi kewajiban. Matahari mulai meninggi, dan angin sepoi-sepoi hanya sedikit membantu mengusir gerah.
Di tengah barisan siswa siswi, Dewi menghembuskan napas berat. "Astaga, kenapa pidatonya panjang sekali?" keluhnya pelan.
"Iya, aku sudah hampir mau mati berdiri," timpal Melli sambil merenggangkan kaki agar tidak kesemutan.
Shinta, Laura, dan Ella hanya bisa saling pandang. Mau protes, tapi nanti malah kena hukuman.
"Sepi, ya, kalau Keyla nggak ada," celetuk Melli tiba-tiba.
Ella mengangguk setuju. "Baru sehari dia nggak masuk sekolah, tapi sudah bikin kita kangen."
Shinta, Laura, dan Dewi ikut mengiyakan dalam hati. Tanpa Keyla, rasanya ada yang kurang, dan tanpa Keyla persahabatan mereka akan terasa sangat hambar.
"Bagaimana kalau sepulang sekolah kita main ke rumahnya?" usul Dewi.
"Ide bagus!" jawab mereka kompak, lalu tertawa bersama.
🥀🥀🥀
Suasana kelas pagi itu lebih ramai dari biasanya. Bisik-bisik terdengar dari sudut ke sudut, membahas tentang kedatangan murid-murid baru itu.
"Ehk murid baru itu, loh," kata Shinta bersemangat.
"Katanya sih, mereka jago balapan juga," Dewi menambahkan.
Yang paling mengejutkan, mereka semua ternyata sekelas dengan Keyla dan teman-temannya. Shinta dan Dewi sudah histeris sejak tadi, sementara Ella, Laura, dan Melli hanya bisa menggeleng melihat kelakuan mereka.
Namun, di antara para murid-murid baru itu, ada satu orang yang terus menerus menatap bangku kosong di sebelah mereka.
"Hmm... dia tidak masuk?" gumamnya dalam hati.
Tatapannya penuh tanda tanya, seolah sedang mencari seseorang yang seharusnya ada di sana.
Sementara itu, di sebuah sudut kantin, sekumpulan siswa tengah berdiskusi serius.