Saat Azalea sedang bersiap-siap untuk kembali ke Bandung, Papahnya mengetuk pintu kamar. Azalea pun berterika mempersilahkan agar papahnya masuk.
Setelah itu, pintu kamar terbuka dan papahnya masuk."Putri kesayangan Papah"
"Iya, kenapa Pah?"
"Sini peluk Papah dulu, Nak"
Azalea yang mendengar ucapan papahnya pun dengan cepat masuk ke dalam dekapan papahnya. Dia ingin menangis, namun dia tidak menginginkan papahnya ikut bersedih.
Azalea pun menahan air matanya agar tidak lolos."Papah harus baik-baik aja ya di sini. Papah jangan lupa minum obat, makannya jangan telat, nggak boleh terlalu mikirin pekerjaan, jangan mikirin Lea juga. Pasti Lea bakal baik-baik aja di sana. Papah harus janji bakal selalu baik-baik aja, ya?"
Mario sebenarnya terlalu berat untuk melepaskan anak satu-satunya itu untuk pergi ke kota lain tanpa ada dirinya atau pengawasan siapa pun. Tapi, ia ingin anaknya kembali melanjutkan kuliahnya agar tidak selalu teringat dengan laki-laki yang telah menyakitinya.
Mario ingin mengeluarkan air mata, namun ia tahu anak kesayangannya itu pasti akan ikut sedih jika dirinya menunjukkan bahwa dirinya sedih."Nggak usah khawatir, Nak. Cowok nggak cuma dia. Tuhan berarti sayang sama kamu karena dijauhkan dari orang yang belum baik untuk kamu."
Azalea melepaskan pelukan dan menatap Mario. "Lea sayang sama Papah"
"Papah jauh lebih sayang sama kamu, Nak"
Tidak bisa diukur seberapa besar kasih sayang seorang ayah untuk putrinya. Segala hal akan diberikan agar putrinya bisa tertawa dan bahagia. Namun, tidak semua ayah bisa seperti papahnya Azalea. Beberapa anak mempunyai seorang ayah, namun tidak dengan sosoknya.
☆
Setelah menempuh perjalanan yang cukup menguras energi, kini Azalea telah sampai di Bandung. Ia kembali menghirup udara Bandung. Ia telah memutuskan untuk membuka lembaran baru, karena buku yang kemarin telah usai. Kini, ia harus membuka buku lagi dengan cerita yang berbeda.
Gadis itu menghela napas beberapa kali.Bukan hanya Jogja yang mempunyai cerita antara ia dengan mantan kekasihnya. Akan tetapi, Bandung juga memiliki banyak kisah. Banyak kenangan yang pernah ia dan mantan kekasihnya tulis di kota Bandung.
Namun, semua kenangan itu telah melebur, terbawa oleh semilir angin.Walau susah membuang semua kenangan yang ada di Bandung, namun Azalea yakin ia pasti bisa. Azalea menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan. Azalea berharap kembalinya ia ke kota ini akan membawa sebuah kebahagiaan. Gadis dengan baju biru itu membuka handphone-nya kala mendengar suara notif yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA
Romance"jika benar-benar mencintainya, maka kuat-kuatlah dalam menunggu. Entah itu berakhir temu atau berakhir buntu"