Senang Bertemu

5 0 0
                                    

Sulit mengerti bahwa, aku gak pernah mengira kalau bakal ke jepang. Tapi akhirnya aku paham, definisi mencari pengalaman adalah hal baru yang belum pernah aku lakukan. Aku bekerja di salah satu perusahaan indonesia yang ada di jepang, yaa aku sebagai arsitek. Membangun sebuah gedung mungkin lebih gampang daripada membangun sebuah cinta ke seseorang, namun sampai saat ini aku belum melakukan keduanya dengan bersamaan.

"Halo, nice to meet you banu", kata seorang pria.

"Halo, nice to meet you too, who are you?", kataku.

"Hahaha, kita pakai bahasa aja ya. Disini kalau pakai english cuman buat formal", katanya dengan tertawa terbahak-bahak.

"ohh, sorry sorry", kataku sambil kebingungan apa yang lucu ya.

"Nama gue ridwan, gue sebagai asisten engineer disini. Mulai sekarang aku yang bertugas buat nemenin elu dan kita satu tim", kata ridwan.

"ohh, salam kenal namaku banu, mohon bimbingannya pak", kataku dengan penuh hormat walau aneh.

Pertama kali aku di kantor, sepertinya lingkungan kerja nyaman-nyaman aja, tapi aku kan baru hari pertama disini. Gak berharap banyak sih, semoga banyak orang baik disini. Si Ridwan mulai mengenalkan aku berbagai lingkup disini, mulai dari orang-orangnya, lingkungan kerja, budaya kerja, dan jobdesk yang harus aku lakuin.

Aku gak pernah mimpi kerja disini, apa maksud tuhan yaa aku jalanin aja, toh ini adalah sebagai pijakan pertama ku. Semoga aku bisa bertumbuh disini dan urusan cinta mungkin akan bertemu di negara sakura.

Hari demi hari ternyata penat juga jadi Co asst arsitektur haha "tertawa lepas", rasanya mencintai pekerjaan lebih mudah daripada menemukan cinta wanita. Banyak hal mungkin yang bisa diceritakan saat semuanya berakhir, batas laki-laki mandiri hanya dari pagi ke sore, sisanya adalah bengong.

"Banuuuuu, lu jomblo kagak?", kata guin seorang officer.

"Lah tiba-tiba banget nanya gitu", kataku sambil bengong.

"Gua punya temen nih tapi di perusahan sebelah, dia orang indo juga, mau gak?", katanya seperti menawari makanan.

"Boleh sihh", kataku seperti menolak.

""Yauda sini instagram lu, nanti di dm yaa", katanya sambil merayu.

Gue gak pernah mengira bahwa negeri jepang membawaku bertemu perempuan, padahal di indonesia pun masih banyak perempuan. Perempuan selama ini cuman aku anggap menganggu saja, karena dari kejadian yang lalu mereka selalu menganggap aku seperti laki-laki lain. Salah paham menilaiku adalah masalah utama selama ini, perempuan datang cuman penasaran ketika kesalahanku muncul, mereka hilang.

"Hai..", tulisku disebuah percakapan instagram.

"Hai juga, sori kemarin malam dah tidur", tulisnya dengan manis.

Dari perkenalan tersebut aku gak mengira bakal terjadi klop antara kita, yang aku pikir adalah aku mau kenal dia dulu. Tidak ada harapan yang muncul, yang namanya kenalan pasti manis diawal.

Namanya moly, iyaa namanya moly, namanya seperti kucing hewan kesukaan ku. Dia kopi addict, dimana kalau gak ngopi mungkin dunia terasa hampa menurut dia. Bahkan kopi pahit pun takluk olehnya, dan semoga juga takluk olehku, "hahaha" tertawa harapan.

"Btw, kamu kan suka kopi, aku kirim kopi yaaa", kataku di percakapan whatsapp.

"eh kaga usahhh, nanti tuman", katanya menolak dengan ingin.

"Gapapa kali, sekali kali yaa", kataku sambil maksa.

Mungkin dengan aku kirim kopi, kopi yang akan menjelaskan semuanya. Tanpa ada rasa keraguan aku pun pelan pelan membuka hati kembali. Karena aku rasa perkenalan yang hanya melalui media sosial itu membawaku semakin ingin mengetahui hatinya.

Hari demi hari, minggu demi minggu, aku melewati masa perkenalan dengannya. Sampai pada suatu saat aku merasa dia membuka hatinya. Entah apa yang kurasa, aku hanya mengikuti apa yang ada di dalam hatiku.

Pulang kerja begitu waktu yang paling kunanti, setiap malam kita saling bertukar cerita buat kenal satu sama lain. Dan pada suatu malam lewat telpon aku bertanya.

"kamu sayang aku?", kataku dengan iseng.

"Sayanggg", katanya dengan manis.

Sontak aku kaget dan diam, ketika aku sudah merasa klop dengannya kata itu muncul, semakin lebarlah pintu hatiku dan pintunya. Ibarat kata, dia mempersilahkan ku masuk tanpa berpikir panjang aku pun masuk diantara sela-sela sempit di hatinya.

Perkenalan adalah momen paling manis di dunia ini sekaligus paling indah, entah mengapa aku sudah menaruh sebongkah harapan di tokyo bakal terasa seru ketika bersamanya. Dan tiba saatnya kita bertemu di sebuah pertemuan pertama.

"Kamu pesan apa?", kataku dengan senyun manis.

"Kopi hitam aja deh", katanya sipaling kopi

"Makanannya apa?", kataku sambil menunjuk buku menu.

"kaga usah, aku dah kenyang", katanya tersipu malu.

Pertemuan itu jadi yang pertama aku memandangya, sontak hatiku dan pikiranku semakin menggebu gebu, mungkin ini perempuan yang dikirim tuhan untukku, harapan yang sebongkah kini sudah menjadi sebongkah dikali dua.

Seusai pertemuan manis itu, ada dimana kita pulang dengan jalan yang berbeda. sebelum perpisahan itu kita berdua sempat berpelukan, mungkin terlihat biasa. Yang paling luar biasa adalah tanganku dicium olehnya. Sontak hati ini berkata "Kau sudah menerimaku dan aku menjadi milikmu", terlalu manis untuk kopi yang aku teguk di malam itu.

Malam berganti siang, siang berganti malam. Rasa hati semakin kuat, harapan pun semakin besar. Hingga pada suatu malam percakapan kita pun semakin manis di ujungnya.

"Aku kangen kamu dah", kata moly.

"Samaa, aku jugaa looo", kataku dari hati.

Entah apa maksud tuhan, kita sudah terlalu jauh sebelum punya hubungan. Yang aku lakukan hanyalah mengikuti kata hati, pikiranpun terasa tewas. Banyak sekali harapan yang diberinya dan yang aku beri sekaligus ku terima. Mungkin sebentar lagi kita berdua akan menemukan titik dimana orang bilang "Cinta".

cont...

A Man Makes The First Meeting and The Last Handshake.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang