02

686 137 13
                                    

BYURR

"FUCK!"

Jennie tersenyum puas setelah menguyur habis wajah kekasihnya dengan air.

Jonathan Reno—Pria yang hampir setengah tahun dikencaninya itu rupanya diam - diam berselingkuh dengan Winona yang notabane temannya sendiri.

Harusnya ia sudah lama sadar jika tatapan Reno selalu teralih kepada Winona tiap saat mereka tengah hang out beramai.

Puncaknya tepat hari ini, Reno berkata jika ingin menemani ibunya belanja bulanan namun rupanya pria itu ternyata pergi berkencan dengan Winona.

Menguntit mereka berdua dari belakang seharian membuat kekecewaan dan amarahnya terus meningkat, terlebih lagi kepada Winona.

Wanita itu sudah menjadi temannya sejak semester pertama di kampus, mereka sudah banyak berbagi suka duka bersama bahkan wanita itu yang paling tahu hampir semua cerita hidupnya.

Namun bisa - bisanya ia ditusuk dari belakang oleh temannya sendiri.

Suasana restoran yang tadinya tenang lansung berubah heboh, perhatian berpusat kepada meja mereka.

Reno dan Winona membulatkan mata mereka terkejut melihat kehadiran Jennie yang memasang raut wajah dingin.

"Sayang—OUCH!"

PLAK!

"Kita putus." Kata Jennie setelah menampar kuat pipi kanan Reno

Kini giliran Winona membuka suara, "Jennie, gue bisa jelasin! Ini ga kayak yang lo liat!" Katanya panik

Jennie menaikkan sebelah alisnya, "Oh ya?"

"Iya Jen! Gue sama Reno ketemuan buat bahas rencana birthday surprise lo minggu depan. Kita—"

"Hahahaha~"

Jennie terkikik geli membuat Winona menutup mulutnya, seperkian detik kemudian raut wajah Jennie kembali datar.

"Lo beneran ga ada rasa bersalahnya ya? Gue ngikutin kalian seharian. Mata gue ga buta ngeliatin kalian ciuman sama pelukan dari tadi."

"Gue... Oke fine. Gue selingkuh sama Reno." Akuh Winona sembari menundukkan kepalanya.

"Maafin gue, Jen. Kita masih bisa temenan kan?"

Jennie lagi - lagi terkikik geli lalu berdecih jijik.

"Temenan? Cih! Ternyata bener kata Papi kalo kita harus berhubungan dengan yang setara.

Gue kurang baik apa sama lo? Bahkan baju sama kalung yang lo pake sekarang itu dari gue. Orang miskin emang kalo dibaikin makin ngelunjak ya. Ck! Ck! Ck!"

Jennie menggelengkan kepalanya tak habis pikir sementara Winona lansung ketar - ketir.

"Jen—"

BYUUUR!

Giliran Winona yang disiram air oleh Jennie, setelahnya gadis bermata kucing itu melangkah pergi keluar dari Restoran diliputi awan gelap diatas kepalanya.

"PAPIIIIIIIIII!!!!!!!!"

UHUK!

UHUK!

UHUK!

Teriakan tiba - tiba dari Jennie yang masuk kedalam ruang kerja membuat Soo Hyun menyemburkan teh dari mulutnya tepat mengenai wajah Lisa yang duduk disampingnya.

Lisa menghela nafasnya berat sembari mengelap bekas teh pada wajahnya dengan sapu tangan.

Jennie masuk kedalam ruangan lansung duduk ditengah - tengah Lisa dan Soo Hyun.

Gadis bermata kucing itu berhambur kepelukan sang Ayah lalu menangis bak bayi baru lahir.

"HUAAAAA PAPIIIII HUAAAA~"

Soo Hyun panik, "Kenapa sayang kenapa? Siapa yang bikin kamu nangis? Bilang papi!"

"Hiks! Reno selingkuh sama Winona pi! Hiks! Huaaaaaa~"

Mata Soo Hyun membulat, "Winona temen kamu itu?!"

"Iya pi! hhuhu~ nyebelin banget mereka huaaaa~"

"Wah! Bisa - bisanya anak papi diselingkuhin sama dikhianatin temen sendiri! Kamu juga sih! Kan papi udah bilang jangan terlalu baik sama Winona!"

"Hiks! Hhuhu~"

Jennie melepaskan pelukannya, ia menghapus kasar air matanya lalu demgan marah membalas, "Gamau tau pokoknya papi pecat Winona itu dari perusahaan cabang papi! Suruh dia kerja di tempat lain! Bila perlu namanya blacklist sekalian!"

"Sayang papi ngerti kamu marah tapi urusan pribadi gaboleh dicampur sama urusan bisnis."

"PAPI JADI LEBIH MILIH KERJAAN DARIPADA JENNIE?!"

"Bukan gitu—"

"YAUDAH JENNIE MAU BUNUH DIRI AJA, EMANG GA ADA YANG SAYANG SAMA JENNIE!"

"Jangan lah kocak! Iya - iya papi bakal pecat Winona hari ini!"

"Janji?"

"Janji sayang janji." Balas Soo Hyun lalu dengan gemas mencium sebelah pipi chubby anaknya.

Cup!

"Makasih, papi."

Lisa hanya bisa menghela nafas tak habis pikir melihat interaksi keduanya.

Setelah Jennie mendapat yang diinginkan, barulah ia menyadari kehadiran Lisa disebelahnya.

"Udah malem kok kakak masih ada disini? Pulang sana ih!" Usirnya galak

Sebenernya ia tidak pernah ada niat untuk bersikap kasar kepada Lisa, apalagi wanita itu orang kepercayaan sang ayah.

Namun selama 5 tahun terakhir mengenal... walaupun wajah Lisa sangat cantik dan rupawan, wanita itu tidak pernah sekalipun tersenyum kepadanya. Padahal beberapa kali ia sudah bersikap baik mencoba mengobrol, tapi Lisa hanya melengos pergi tanpa minat. Hal itu membuat ia sudah cukup sakit hati.

Lisa mengendikkan bahunya acuh, "Kamu pikir saya mau disini? Tanya papi kamu sana." Balasnya dingin

Soo Hyun kelabakan, "Ekhem! Sayang jangan ga sopan gitu ah, papi yang nyuruh Lisa disini. Kita lagi ngobrolin kerjaan."

"Ck! Papi mah kerja terus otaknya!"

"Lha daripada kamu kerjanya ngabisin duit papi terus!" Balas Soo Hyun dalam hati.

"Iya - iya. Kamu udah dinner belum sayang?"

"Belum pi, ayo temenin mammm~"

Soo Hyun tersenyum puas dalam hati, "Kebetulan banget, Lisa juga belum dinner. Kamu ditemenin Kak Lisa aja ya? Papi bentar lagi mau tidur, tadi baru aja minum obat nih." Balasnya membuat dahi Lisa mengerut.

Jennie mencemberutkan bibirnya, "Ah gamau! Yaudah deh Jennie ajak temen aja buat nemenin dinner! Ogah banget dinner sama dia!"

"Lho? Jangan lah! Nanti fake friend lagi gimana?"

"Cuma ajak dinner doang ish!"

"No no no! Kamu kalo sama temen nanti abis itu melimpir kemana - mana! Udah dinner sama kak Lisa aja, titik."

"Aaaaa papi~" Rengek Jennie manja sambil menghentakkan kakinya.

Lisa yang sudah kehilangan minat akhirnya bangkit berdiri, "Kelamaan. Kamu mau ikut saya dinner atau enggak?"

"Iya - iya ish!"

Lisa mengendikkan bahunya acuh lalu melangkah pergi meninggalkan ruangan disusul Jennie dengan wajah cemberutnya.

"Dasar robot idup ga asik banget!"

—The Universe Gave Me YOU —

The Universe Gave Me YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang