PROLOG

67 28 21
                                    

Malam hari yang sangat gelap. Rembulan yang bisanya muncul, dengan sinar yang menerangi kegelapan di malam hari. Kini, tak terlihat karena di selimuti oleh awan hitam, dengan rintik hujan yang akan turun ke permukaan bumi. 

Di sebuah kota yang sangat ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang, terdapat sebuah cewek yang merasa bahwa kehidupan yang ia jalani sekarang sangatlah menyedihkan. Ia tidak tahu harus kemana, ia tidak tahu harus menumpahkan isi hatinya kepada siapa. Sekarang ia tidak mempunyai siapa-siapa, hanya rasa pilu dan sesak yang menemaninya selama ia hidup. 

Hari ini, dimana hari yang seharusnya ia berbahagia, malah menjadi hari yang sangat menyedihkan. Sosok Ayah yang bisanya menemani kehidupan yang sangat biasa-biasa saja, yang menemani cewek tersebut sampai bisa di titik terhebat, seakan-akan hilang begitu saja. Karena tadi sore, ia mendapati bahwa sang Ayah yang sangat ia sayangi kecelakaan saat akan menjemputnya. 

Cewek itu sangat shock ketika mendengarnya. Apalagi di tambah dengan omelan sang Mama yang memang mempunyai sifat kejam. 

Inilah kisah, kisah seorang cewek yang sangat menyedihkan, yang tak mempunyai apa-apa. Hanya mempunyai jiwa dan raga yang semakin lama semakin rapuh. Ia bernama Levandra Zeva Aroxane. 

"Nama gue Levandra Zeva Aroxane, entah mengapa gue merasa kalau hidup yang gue jalani sekarang hanyalah sia-sia. Sekarang gue udah gak punya tujuan untuk bertahan hidup. Mungkin ... Inilah saatnya. Saatnya untuk mengakhiri hidup." 

Cewek tersebut menghembuskan napas panjang, dengan melihat ke arah bawah gedung yang cukup tinggi ini, ia merasa ingin mengakhiri hidupnya saja. Ia sudah tak mampu melewati berbagai ujian hidup yang akan ia jalani, ia merasa sudah tak sanggup lagi di siksa oleh Mamanya yang sangat kejam itu. 

"Maaf ... Gue udah gak sanggup lagi." ucap cewek itu, dengan tubuh yang sudah bersiap akan terjun dari gedung yang sangat tinggi tersebut. 

Saat cewek itu akan melompat, tak di sangka tiba-tiba cardigan yang ia pakai tertarik begitu saja ke arah belakang, yang membuat dirinya tak seimbang dan langsung terjatuh dengan dekapan seorang cowok asing. 

BRUGH!!

"Lo gapapa kan?!" tanya cowok itu dengan refleksnya ia langsung mengusap kening Zeva dengan halus. 

"Lo udah gila?! Lo tahu kan kalau tindakan lo itu sangat berbahaya. Untung aja gue gak telat narik cardigan lo," omel cowok itu tiba-tiba. 

"Sorry, sorry kalau gue lancang. Gue gak mau kalau ada orang bundir lagi di gedung ini, gue gak mau hal itu terulang lagi." 

"Kalau semisal lo butuh teman cerita, sini ... Cerita ke gue aja gak pa-pa. Gue siap mendengar semua keluh kesah lo, apapun itu." lanjut cowok tersebut dengan suara yang bergetar. 

Zeva yang hanya diam mendengarkan semua ucapan cowok tadi, seketika ia merasa bahwa masih ada orang baik di dunia ini. Meskipun, cowok tersebut terlihat seperti blak-blakan. Namun, memiliki sifat dan sikap yang sama persis dengan sosok mendiang sang Ayah. 

"Udah ya? Jangan pernah lo berpikiran ingin mengakhiri hidup. Masih ada orang yang sayang sama lo di dunia ini." ucap cowok tersebut dengan senyuman indah miliknya, yang membuat hati Zeva merasa tenang. 

"Tuhan ... Ternyata masih ada orang di dunia ini yang peduli sama Zeva. Terimakasih, terimakasih karena telah menghadirkan seseorang yang baik sepertinya." ucapnya dalam hati. Zeva sangat bersyukur atas kehadiran cowok tersebut. Memang, ia tidak mengenal cowok itu. Namun, ia merasa bahwa cowok tersebutlah yang membuat dirinya semangat menjalankan kehidupan ini lagi. 

***

Terimakasih yang udah baca prolognya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terimakasih yang udah baca prolognya. Jangan lupa tinggalkan komentar ya! 🤍





THE NIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang