5

161 26 0
                                    

selesai pengambilan piala dan berfoto, selesai pula lah acara tersebut, Galen dan Virly sudah berjalan terpisah, Galen melihat Virly yang berlari ke arah kedua orangtuanya.

sedari tadi Galen melihat lihat dan mencari cari dimana ayah dan bundanya.

"beneran dateng ga si ini" batinnya.

Galen mengambil ponsel yang berada di sakunya, siapa tau ada kabar mungkin dari orang tua nya.

bunda
gal, bunda ga bisa dateng, bunda tiba tiba ada urusan mendadak, dari sini bunda doain semoga kamu menang ya

ayah
galen papa gabisa hadir, papa ada meeting padat banget hari ini, gapapa ya?

Galen tersenyum tipis. "kebiasaan, bilangnya janji tapi buktinya apa? diingkarin lagi kan"

moodnya benar benar sedang tidak baik baik saja kali ini, Galen berjalan keluar dari sekolah berniat ingin pulang.

"eh Galen, mau pulang dia? sama siapa, perasaan tadi pergi kan bareng gw, ga mungkin jalan sih rumahnya jauh banget begitu, kan dia juga tau punya asma" batin Khairan.

"gw ikutin deh, takut kenapa napa ntar tu bocah" gumamnya.

"Khairan" panggil Bakti (kepala sekolah)

"eh pak, iya ada apa ya pak?"

"bisa ikut bapak sebentar?"

"aelah, Galen gimana dong" batinnya.

"bisa pak" Khairan berjalan mengikuti Bakti yang ada di depannya.

...

1 jam Galen berjalan menuju ke rumahnya, di setengah perjalanan juga dia ditemani hujan deras, walaupun hujan dia sama sekali tidak mempedulikan nya Galen masih saja tetap berjalan menorobosnya.

dan sekarang Galen sudah sampai di rumahnya, nafasnya sesak tidak beraturan, sebenarnya sudah dari tadi ia merasa sesak, tapi tetap saja diabaikannya.

ditambah rasa pusing di kepalanya yang membuat matanya menjadi buram.

pintu yang tidak dikunci jadinya ia langsung masuk kedalam dan berucap salam dengan pelan sekuat tenaganya saja.

Galen menaiki tangga karna memang kamarnya berada di lantai 2, dia berjalan dengan memegang besi besi yang ada di pegangan tangga tersebut.

telinganya berdenging dan merasakan pusing yang semakin menjadi jadi, Galen merasakan ada cairan juga yang mengalir di hidungnya.

Galen tetap naik ke atas, pikirnya ia ingin cepat cepat mengambil nebulizer nya supaya sesak yang dirasakannya berkurang.

namun, nyatanya ia sendiri tidak kuat menahan berat badan nya.

Galen terjatuh, dan menyebabkan dirinya berguling di tangga, masih ada untungnya Galen belum naik terlalu tinggi ke atas, baru hanya setengah.

benturan terakhir di kepalanya terkena ke keramik tangga tersebut.

bi Sum yang menyadari adanya suara keras pun langsung keluar dari dapur dan melihat ke arah sumber suara.

tidak lupa mematikan kompornya dahulu karna memang bi Sum sedang memasak.

"den Galen!!" bi Sum kaget melihat anak atasannya yang sudah tergeletak di lantai dengan kening nya yang terluka dan hidungnya yang juga mengeluarkan darah.

bi Sum benar benar panik, ingin menelpon ayah atau bunda Galen tapi mereka pernah bilang ke bi Sum jangan pernah menghubungi mereka lewat telpon karna bisa saja mereka sekarang sedang sibuk.

bi Sum mengambil ponsel nya, ia terpikir ingin menelpon Khairan saja.

setelah sudah mengabari Khairan, bi Sum juga memanggil kang Asep.

....

Khairan yang masih berada di sekolah pun langsung segera pergi ke rumah Galen dengan perasaan cemas dan khawatir.

"seharusnya tadi gw ikutin lo Len"

Khairan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata.

sore ini mobil mobil serta motor begitu ramai mengisi jalanan, Khairan menerobos dengan mengklakson mobil maupun motor yang menghalangi jalannya.

walaupun ada beberapa pengemudi yang kesal dengan Khairan yang membawa mobil nya dengan sedikit ugal ugalan di jalan yang bisa dibilang padat itu, namun ia tidak mempedulikan nya, dipikirannya sekarang cuma hanya ingin cepat sampai ke rumah Galen.

.

.

.

.

.

.

.

setelah sampai, Khairan langsung masuk ke dalam.

Khairan melihat Galen di tidurkan di sofa dan hanya ada bi Sum dan kang Asep disana.

"bik, kang" panggil Khairan yang menghampiri.

"alhamdulillah akhirnya aden dateng juga!"

"om sama tante mana bi?"

"belum pulang den"

"selalu aja begini, ada aja yang terjadi kalau ga ada om sama tante"

"ayo kang, bi, kita bawa Galen kerumah sakit" bi Sum dan kang Asep mengangguk.

kang Asep membawa tubuh Galen ke belakang punggungnya.
































bersambung





no protes protes ya bub (klau ada)
🗣"knp ga langsung aja dibawa ke rumah sakitnya, kan ada kang Asep knp juga harus nunggu Khairan nyampe" misal nya yeea, ya suka suka author mwehehe 😊

ga jelas bet saya, udah lah bye.

see you next chapter

wound inner childTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang