08

187 29 24
                                    

  Malam pertama di Apocalypse city, Yoir dan Luca berkemah di atas gedung pencakar langit yang terbengkalai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  Malam pertama di Apocalypse city, Yoir dan Luca berkemah di atas gedung pencakar langit yang terbengkalai. Di karenakan malam hari, Adam Resesif tidak akan bergerak secara Agresif.

Namun Yoir tetap berjaga-jaga akan adanya Adam Alpha yang mungkin datang secara tiba-tiba. Karena tidak adanya Guide, mereka harus pintar mengatur kekuatan agar tidak jatuh dalam rampage.

Yoir belum mengetahui fungsi kristal prisma biru yang di berikan oleh Ashca padanya. Yoir hanya memakainya karena itu terlihat sangat indah.

Di sisi lain, Yoir memandang Luca yang diam termenung menatap api unggun yang mereka buat dalam tong sampah besi berlubang bekas setengah drum berbahan plat.

Sejak sampai di Apocalypse city, Luca tak berbicara satu kata pun. Luca seperti menjadi orang yang berbeda. Luca di batas Rampage tetapi tak merasa sakit seolah-olah rasa sakit dalam tubuhnya mati rasa, atau mungkin Luca tak mengenali atas kesadaran dirinya sendiri dan bergerak seolah menjadi bagian dari Adam Alpha.

Kasus yang di alami Luca sepertinya sangat langka, bahkan sebanyak yang Yoir ketahui dari membaca sistem Esper-Guide, Luca adalah Esper yang berbeda. Luca tak dapat menerima Guiding dari siapapun. Mungkin belum menemukan Guide yang sesuai ataupun karena Adam Alpha memang tak membutuhkan Guiding dan untuk itu Yoir berusaha untuk menemukan jalan keluar.

Tetapi Apocalypse city hanya berisi monster di bawah reruntuhan. Bahkan sangat mustahil jika berhasil menemukan manusia biasa yang menyintas di Apocalypse city.

     'Sebenarnya ada satu manusia di Apocalypse City. Itu kan... Aku. '

.
.

    "Luca, apa kau tidak kedinginan? "

Yoir menghampiri Luca yang tengah men-sejajarkan kedua tangannya di depan api unggun.

    "..... "

Luca hanya memandang api unggun dengan terus membolak-balikan kedua telapak tangannya di depan api unggun. Sesekali Luca tersenyum.

   'Luca seperti anak istimewa. " Yoir hanya tersenyum tipis sembari duduk tepat di samping Luca.

Sret,

   Yoir terkejut karena sikap Luca yang tiba-tiba saja menghadap ke arahnya. Memegang kedua pipi Yoir dengan kedua tangannya.
Yoir merasa hangat dari panas api unggun yang di hantarkan lewat telapak tangan Luca.

    'Ah, hangat.... '

Luca tersenyum hangat yang membuat Yoir terbelalak. Hatinya juga ikut menghangat karena itu adalah perlakuan Luca saat mereka masih kecil.

   'Lihat Yoir, ini hangat! Kau tidak akan kedinginan lagi, aku akan membuatmu merasa nyaman. Kau hanya perlu diam dan aku akan melakukan segalanya untukmu. Hahaha aku seperti pahlawan.'

𝙈𝙮 𝙇𝙞𝙩𝙚𝙧𝙖𝙡𝙡𝙮 𝙂𝙪𝙞𝙙𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang