3

219 46 4
                                    

Sunghoon terbaring di kasur nya, mata nya menatap langit langit kamar dengan pandangan kosong.

Percayalah orang yang suka membunuh orang, juga ingin merasakan hal yang sama.

Sunghoon sejenak memejamkan matanya. Pikiran nya begitu berisik, apa karna obat obatnya habis?

Tok
Tok
Tok

Sunghoon tidak menghiraukan ketukan pintu itu. Seseorang membuka pintu kamar nya dan berjalan masuk.

"Hai.. Sunghoon.. "

Sunghoon membuka mata nya begitu mengenali suara yang memanggilnya. Matanya berkaca kaca saat melihat bibinya, yang merawatnya setelah ibunya tiada kini duduk di pinggir kasur nya.

"Bibi... "

Wanita cantik itu merentangkan tangan nya, memberi ruang Sunghoon untuk memeluknya. Sunghoon langsung mendekat dan memeluk bibi nya itu.

Hanya bibinya, satu satu nya orang yang menerimanya dengan senang hati. Hanya bibinya yang mau merawatnya dengan tulus dan sabar. Hanya bibi nya yang masih mau memeluknya dan menepuk nepuk kepalanya saat semua orang menjauhinya.

"How's your day, sayang?" Bisik wanita itu lembut.

Sunghoon menangis, dari isakannya terdengar begitu banyak luka yang di sembunyikan nya. Hanya bibinya yang mampu membuatnya menunjukkan kelelahan nya tanpa ragu. Bibinya segalanya untuk nya. Nyatanya, sebesar apapun seseorang itu tumbuh, dia tetap membutuhkan kasih sayang yang tulus. Pertanyaan itu terdengar biasa saja, namun bagi Sunghoon itu adalah perhatian yang cukup besar.

Sunghoon hanya menggeleng pelan sebagai jawaban. Bibinya menangkup wajah Sunghoon dan membawanya menatap ke arahnya. Ibu jarinya mengusap pipi basah Sunghoon dan mengecup pelipisnya.

"Sunghoon anak baik."

Sunghoon menggeleng brutal mendengar perkataan bibi nya itu.

"Engga, Sunghoon bukan anak baik, bibi.. Sunghoon pembunuh.. "

Bibinya menggeleng pelan, "Sunghoon melakukan itu bukan karna kemauan Sunghoon kan, sayang? Sunghoon nya bibi anak yang baik.. Sunghoon nya bibi tidak akan seperti itu.. Bibi tau, Sunghoon juga ingin bebas dari ini semua. Tunggu sebentar lagi ya sayang, nanti kita bahagia sama sama. Bibi akan bawa Sunghoon keluar, bibi sayang sekali dengan Sunghoon.. " bibinya mengusap usap kepalanya.

Bibi nya tau, Sunghoon bukanlah anak yang seperti itu. Walaupun orang lain menganggap Sunghoon nya ini moster, di matanya Sunghoon tetaplah anak kecil yang butuh kasih sayang. Sunghoon nya tidak seperti itu, keadaan lah yang memaksanya. Dari sorot mata Sunghoon yang terlihat tajam di hari hari biasanya, itu hanyalah tipuan belaka. Sunghoon sangat tidak suka di kasihani, itu sebabnya dia ingin terlihat kuat.

"Tuan Sunghoon."

Mereka berdua menoleh pada pintu kamar Sunghoon yang terbuka. Terdapat maid yang berdiri sebelum kemudian membungkuk memberi salam pada tuan mudanya.

"Tuan park menunggu anda di ruangan nya."

Sunghoon tidak menjawab, maid itu segera pergi setelah membungkuk. Sunghoon menegakkan tubuhnya dan mengusap mata nya. Setelah penampilan nya kembali seperti semula, Sunghoon bangkit dari duduknya dan menggenggam tangan bibi nya.

"Sunghoon pergi dulu, bibi.. "

Bibinya hanya mengangguk dan mengusap tangan Sunghoon, kemudian Sunghoon keluar dengan langkah yang sangat santai.

"Dunia terlalu jahat untuk kamu, Sunghoon."

*:..。o○ ○o。..:*

Sunghoon duduk di sofa yang ada di ruangan ayahnya. Sambil menghisap nikotin, dia menatap pria yang kini juga tengah menatap nya.

"Bisakah kau bersikap sopan?"

Sunghoon hanya terkekeh dan menghembus kan asap nya tepat di hadapan orang tersebut.
Ayah nya menggeram kesal melihat perlakuan nya ini.

"Obat obatan mu akan datang."

Sudah Sunghoon duga, ayahnya akan  memberinya obat obatan yang berisikan ganja. Cepat atau lambat, Sunghoon pasti mati hanya karna obat obat tan itu.

"Kau dengar atau tidak!?" Tuan park mulai meninggikan suaranya.

Sunghoon menatapnya dengan dagu terangkat, "Aku mendengar nya, sial. Tidak perlu berteriak, telinga ku sakit mendengar mu."

Ayahnya menggertakkan giginya, Sunghoon benar benar kurang ajar, "Aku akan menjodohkan mu minggu depan."

Sunghoon bangkit dari sofa dan berjalan ke arah ayahnya, "Hei orang tua. Aku sudah cukup sabar menghadapi mu. Jika bisa di lihat, aku rasa tulang tulang ku hanya berisi asap ganja. Dan itu semua karna ulah mu bajingan."

Tuan park menyeringai, "Itu lah tujuan ku, mati lah dengan cepat. Monster sepertimu tidak pantas hidup."

"Terserah apa katamu, aku tidak akan menerima perjodohan itu." Ucapnya dan melangkah keluar dari ruang kerja ayah nya.

"Kau selalu menyusahkan, sama seperti ibumu. Ikut saja kau dengan wanita jalang itu."

Langkah Sunghoon terhenti, tangan nya mengepal. Dia berjalan ke arah ayah nya dan melayang kan sebuah pukulan di rahang.

"Kau boleh menghinaku, tapi jangan ibuku, bajingan. Kau lah yang tidak tau diri, sudah tua menyusahkan pula." Ucapnya lalu pergi keluar dengan membanting pintu.

Sunghoon menghentikan langkah nya saat 2 orang laki laki hampir saja menabraknya. Seorang yang berada di belakang laki laki itu maju, seolah melindungi nya dari Sunghoon.

"Tidak usah menjadi pahlawan, kalian semua menjijikan."

Jake, orang yang berada di depan jungwon menatap Sunghoon.

"Kucing yang malang memang harus di lindungi dari monster sepertimu."

Sunghoon melanjutkan langkah nya, tidak menghiraukan ucapan orang tersebut sama sekali.

Tepat kaki nya sampai pada anak tangga pertama seseorang kembali terlihat. Sunghoon lagi lagi tidak memperdulikannya dan ingin melanjutkan langkahnya, namun tangan orang tersebut menahan nya.

"Lepas, jay." Gertak nya.

"Aku hanya ingin menawarkan minum."

Sunghoon terkekeh pelan, "lebih baik kau urus saja istrimu itu, aku lihat dia bersama pria lain tadi?"

Jay hanya mengangkat bahu nya, "Aku tidak perduli apa yang di lakukan oleh nya. Kau sudah makan? Ingin makan bersama?"

Sunghoon memutar bola matanya malas, "Dalam mimpi mu, bodoh."

Sunghoon duduk di meja pantry dapur nya, dengan sebuah minuman bersoda di tangan nya. Jangan lupakan juga nikotin yang selalu di bawa nya.

"Di jodoh kan? Cih yang benar saja. Hei, kau tau siapa orang yang akan di jodohkan dengan ku?"

Seorang maid maju mendekati Sunghoon dengan takut, "Saya tidak tahu tuan, saya hanya mendengar namanya."

"Siapa?"

Maid itu menatap Sunghoon sebentar, "saya dengar namanya adalah..










































Lee heeseung, tuan."
















Tbc

tinggalkan jejak 🙌🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mama i'm in love in the criminal || HEEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang