Di gedung berbau obat ini mereka berempat berdiri di depan UGD menunggu kabar seseorang didalam sana yang sedang di periksa.
Lompatan nya memang tidak terlalu tinggi dan jatuh pun ke kolam bukan daratan, namun bukan berarti semua baik-baik saja mengingat anak itu sebelum nya pernah memiliki beberapa kejadian buruk.
Suara tubuhnya yang menghantam air terdengar sangat keras, tidak mungkin tidak sakit, ditambah anak itu tidak sadarkan diri setelah di keluarkan dari kolam.
Sreeek
Mereka semua mengalihkan perhatian mereka ketika seseorang keluar dari UGD, yang ternyata adalah orang yang mereka kenal.
"Dok? Oh.. ka Ardan? Adek..??" Dengan wajah kusut nya Dika mendekat kearah Ardan yang ternyata menjadi dokter yang memeriksa sang adik.
"Dika, ehem... Kondisi pasien baik-baik saja tapi sepertinya sebelum melompat dia meminum obat tidur dalam dosis lumayan banyak, itu yang membuat dia tidak sadarkan diri sekarang. Nanti kita cek lagi kalau dia udah sadar, tapi karena dia jatuh menghantam air dengan kencang mungkin ada kemungkinan geger otak ringan ditambah dia punya trauma sebelum nya tapi semoga semua baik-baik saja. Pasien akan di pindahkan ke ruang rawat kalian bisa jenguk disana nanti" Ardan tetap profesional memberitahu kan kondisinya kepada mereka walau sebenarnya dia juga sedih.
"Dika, kakak udah kabarin Zaidan mungkin dia sampai sebentar lagi, sekarang kamu jagain adek dulu, jangan panik dia gapapa. Kamu juga calon dokter harusnya udah paham kondisinya" sambil menepuk bahu dan mengusap kepala Dika sang kakak berusaha menenangkan Dika yang masih shock melihat sang adik melompat setinggi itu di depan matanya sendiri.
"Iya ka, maaf Dika ga bisa jagain adek"
"Bukan salah siapapun tapi kita harus lebih hati-hati sekarang, oke ka Ardan pergi dulu mau cek pasien lain, kalian bertiga kakak titip Dika sama Nadi ya" setelah mengucapkan itu Ardan pergi meninggalkan mereka berempat.
"Akh"
"Bang? Kenapa ada yang sakit?" Avy mendekat kepada Dika khawatir Abang sahabat nya itu kenapa-kenapa.
"Gapapa kepala gua sakit sedikit nanti juga hilang, kalian masuk aja dulu gua mau cari udara sebentar" Dika meninggalkan mereka bertiga, sedangkan Gyan dan Aga benar-benar tidak mengeluarkan suara sedikitpun sejak tadi.
"Bang ayo, kita istirahat di ruangan nya Nadi aja, kalian juga pasti kaget"
"Avy" langkah Avy terhenti mendengar panggilan Aga dari belakang.
"Kenapa lu biasa aja? Nadi dalam bahaya loh tadi"
"Gua khawatir juga bang. Tapi... Ini bukan yang pertama" setelah mengatakan itu Avy lanjut berjalan meninggalkan dua sahabat itu.
"Bang Gy kenapa gua ceroboh banget ya?" Aga menyesali perbuatannya yang sering ceroboh dan tidak bisa melihat situasi.
"Udah jangan terlalu di pikirin, semuanya juga pasti shock ngeliat orang tiba-tiba lompat dari ketinggian kayak gitu, udah yuk ke ruangan rawatnya Nadi" sambil menepuk bahu Aga, Gyan membawa Aga ke ruang rawat Nadi.
-✿-
Di taman rumah sakit yang masih sepi karena hari masih terlalu pagi dan berangin Dika terduduk di bangku taman, menatap kosong langit biru yang terlihat indah namun sepi karena tak ada awan yang menghiasi.
Merenungi apakah selama ini dia sudah menjadi orang baik? Kenapa keluarga nya seperti ini? Kenapa anak sebaik Nadi harus menerima kenyataan kejamnya dunia? Semua pertanyaan yang berawalan "kenapa" terus memenuhi pikiran nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNOSCE
Fanfiction"Maaf" Tentang dendam seseorang. Dan target yang tidak tau kejadian yang sebenarnya. Kode-kode aneh mulai bermunculan setelah 1 tahun membuat mereka berlima saling mencurigai satu sama lain. Dapatkah mereka mengungkap siapa si pengirim kode dan mena...