Should I take it? (Gre-Shan)

108 5 1
                                    

Yang rikues yak dek : https://saweria.co/12gar


"Ashel ayo cepetan. Nyari nametag aja lama banget" gerutu Gracia yang menunggu Ashel mencari nametag OSIS nya. Karena bosan, ia beralih untuk berdiri di depan meja seorang gadis. "Nulis apa Shan?"

"Catatan matematika doang" jawab Shani lalu mendongak. Ia meraih nametag Gracia dan menariknya perlahan sehingga Gracia sedikit menunduk ke arahnya.

"Sh-shan..." gugup Gracia.

"Hari ini ada waktu? Temani aku di apartment"

"A-aku ada jalan sama Ashel. Aku udah janjian sama dia" Shani menghela nafas pelan. "Ta-tapi aku akan ke tempat mu setelah selesai jalan"

Shania melepas tarikannya pada nametag Gracia.

"Lakukan apapun yang kamu mau"

.

Gracia masuk ke dalam apartment Shani setelah pulang dari jalan-jalan bersama Ashel. Masih dengan pakaian seragamnya, ia berjalan ke arah ruang tengah sembari menulis pesan kepada sang Mama untuk meminta izin menginap di tempat Shani.

Ia duduk di atas sofa lalu menyandarkan badannya.

"Hah~ capek banget" gumamnya. Ia memejamkan mata untum men-recharge energinya.

Saat hampir terlelap, ia merasakan beban di pahanya. Seperti seseorang sedang duduk di atasnya.

"Capek hm?" Gracia membuka matanya dan melihat sang kekasih duduk di pangkuannya dengan piyama disney nya.

Gracia mengangguk pelan dan kembali memejamkan matanya. Shani tak mau melepaskan sang kekasih begitu saja. Ia menarik pelan dasi seragam Gracia sehingga tubuh sang kekasih sedikit terangkat.

Gracia berusaha membuka matanya. Samar-samar ia melihat wajah cemberut dari sang kekasih. Gracia semakain berusaha membuka matanya yang semakin berat itu.

Hingga sebuah kecupan tepat di bibirnya benar-benar membangunkan dirinya dari rasa kantuk yang mendalam. Tak ada pergerakan, baik Shani maupun Gracia masih stay in position.

Gracia melingkarkan tangannya ke pinggang Shani dan menariknya mendekat. Sedetik kemudian, Shani melepaskan kecupannya pada bibir Gracia.

"Kenapa?" tanya Gracia melihat wajah Shani yang memerah, sangat kontras dengan warna kulitnya.

"Aku... aku..."

"Apa?"

"Aku cemburu"

"Huh? Kenapa cemburu? Cemburu sama siapa?"

"Aku cemburu karena kamu sering menghabiskan waktu dengan Ashel"

"Kan Ashel teman-"

"Apa aku perlu merebut kebebasan mu itu? A-aku pikir, aku terlalu membebaskan mu...?" ucap Shani dengan suara yang semakin mengecil.

Gracia membuka matanya lebar-lebar. Ia tidak salah dengar kan? Shani yang merasa keheningan pun menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan Gracia.

Gracia yang menyadari keheningan pun berusaha mencairkan suasana. Ia menaikkan dagu Shani agar menatapnya lagi.

Tak adanya aba-aba, Gracia langsung mengecup bibir Shani. Gracia menggigit kecil bibir bawah Shani dan mendapatkan pukulan pelan di bahunya.

Gracia melepas kecupannya dan terkekeh melihat wajah

Shani semakin memerah.

"Tidur aja yuk" ajak Gracia lalu melingkarkan tangannya ke bawah paha Shani lalu berdiri dengan Shani di dalam gendongannya.

Setelah membaringkan Shani, Gracia melepas seragamnya dan menyisakan sebuah kaos putih. Ia berbaring di samping Shani dan menarik sang kekasih masuk ke dalam pelukan.

"Aku suka saat kamu cemburu. I love you"

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang