Chapter-4

235 52 7
                                    

.
.
.

"Aku mengambil ini. Kenapa kau berpikir aku hendak mencium mu?" Ucap Yibo sambil menunjukan gantungan kuncinya yang jatuh tepat dibelakang Zhan.

"Aku tidak berpikir seperti itu. Kau saja yang terlalu percaya diri." Bantah Zhan. Ia menjauhkan telapak tangannya dari bibir nya.

"Bibir mu bukan tipeku. Tidak akan terasa karena terlalu tipis dan lembut. Aku takut menyakiti nya." Ini penghinaan atau pelecehan non verbal? Tapi bagaimana Yibo bisa menilai kalau belum pernah merasakan nya.

Wajah Zhan berubah memerah. Bukan karena malu atau perasaan semacamnya tetapi, khodam nya sebentar lagi akan keluar. mengetahuinya, Yibo buru-buru meninggalkan gerbang sekolah dengan motor nya sembari tertawa karena umpatan dan makian yang terlontar dari bibir pria itu.

Sungguh! Tiada hari tanpa kedamaian setelah pemuda berandalan itu hadir dalam hidupnya. Julukan ketos dingin nan sopan tersebut perlahan-lahan memudar setelah Yibo satu kelas dengan mereka.

Setidaknya, mereka tahu kalau Xiao Zhan bisa berekspresi.

"Tuan sakit?" Lirik sang sopir melalui spion pada tuannya. Pikirnya, mungkin Zhan sakit karena wajahnya sangat merah. Yang sebenarnya terjadi adalah rasa marah bercampur malu karena ia pikir pemuda Wang itu hendak menciumnya.

"Paman, apa kau tahu cara membunuh seseorang tanpa meninggalkan jejak?"

Ckit

"Ah, paman!"

Untung saja ia menggunakan seat belt jadi kepala nya terlindungi dari benturan. Jika tidak, ia sudah duduk bergantian dengan kemudi.

Supir menoleh, menatap tuanya cukup lama sebelum berkata,"Paman tahu apa yang tuan alami didalam rumah tetapi, jangan pernah berpikir untuk membunuh atau melakukan hal-hal yang akan menyakiti tuan. Walau bagaimanapun, tuan besar adalah Ayah anda."

"Bukan Papa tapi... Ah sudahlah. Aku hanya bertanya untuk tugas sekolah."

Sejak kapan ada pelajaran disekolah yang mengajarkan tentang pembunuhan? Lupakan. Kalau tuan nya tidak ingin bercerita berarti dia tidak perlu tahu.

"Langsung ke tempat latihan." Satu Minggu lagi olimpiade internasional dan negara tersebut terpilih sebagai tuan rumah. Dibandingkan memikirkan bagaimana membunuh Yibo, ia lebih baik fokus dengan tujuan utamanya yaitu Ice skating. Alasan mengapa ia bisa bertahan sejauh ini.

Dengan Ice skating, Xiao Zhan bisa merasakan pelukan, kenyamanan dan kehadiran ibunya. Memeluk kembali wanita yang dikenal sebagai Dewi Ice skating milik China tersebut. Wanita yang memperkenalkan bahwa, ada olahraga seindah dan secantik ini. Hanya ini satu-satunya yang di setujui oleh tuan Xiao.

"Pelatihan tambahan salama satu Minggu sebelum tanding. Dan kau Xiao Zhan, pertahanankan prestasi tahun lalu. Dan jangan lupa aku hampir kalah karena banyak sekali teknik tetapi kurang nya eksekusi yang baik dan akhirnya membuat mu hampir kalah."untung saja Zhan memperbaiki nya dengan cepat jadi bisa berada di posisi satu. Figur Ice skating memiliki beberapa kriteria penilaian yang ditetapkan. Teknik memang penting seperti melakukan, loop, tae loop, flip, Lutz dan Axel namun, jika tidak di eksekusi dengan baik maka, akan menjadi kelemahan dari atlit itu sendiri. Memliki sedikit teknik tetapi bisa melakukan nya dengan baik dapat menambah points.

Teenager Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang