🐻03

397 46 10
                                    

Saat ini Hayaze masih tertidur di kamar sang daddy atau bisakah kita sebut kamar mereka berdua? Karna Hayaze lebih sering tidur disana daripada dikamarnya sendiri, tentu itu bukan kehendaknya tapi daddy nya.

Tapi tidak lama kemudian Hayaze membuka matanya dan melihat sekeliling.

Hayaze baru ingat dia pulang dijemput oleh Gerald sang daddy lalu sekarang dimana daddy nya itu, saat hendak turun dari kasur pintu kamar mandi langsung terbuka dan daddy nya keluar dari sana dengan rambut basah dan hanya memakai handuk sebatas pinggang dan memperlihatkan perut eightpacknya.

"Cihh" Hayaze berdecih dengan raut datar,apa daddy nya kira dia iri? Haha jelas, tapi jangankan punya perut seperti sang daddy, dia bahkan tidak di izinkan untuk mengikuti ekstrakurikuler yang menguras tenaga apalagi olahraga raga berat untuk membentuk perut.

Daddy nya memang sangat lebay padahal Hayaze tidak punya riwayat penyakit apapun tapi daddy nya sangat berlebihan.

Gerald yang melihat wajah tidak bersahabat putranya justru tersenyum dan berjalan ke arah sang putra yang masih belum beranjak dari kasur.

Gerald berencana memandikan putranya sebagi bagian dari salah satu hukumannya.

Hayaze yang tau dengan niat daddy nya pun langsung melompat ke sisi kasur yang lain, sang daddy yang melihat itu tentu saja terkejut, mengapa putranya sangat ceroboh? Bagaimana jika putranya itu jatuh lalu terluka.

Hayaze yang memanfaatkan waktu karna sang daddy masih terkejut langsung berlari ke arah pintu, tapi rasanya Hayaze ingin menangis saja saat itu juga, karna apa? Pintunya dikunci dengan sang daddy yang sudah sadar dari keterkejutannya langsung menghampirinya dengan tatapan tajam.

"Hilary" panggil sang daddy dengan nada dinginnya, yup jika Haya adalah panggilan khusus untuk semua anggota keluarga kecuali Gerald maka Hilary adalah panggilan khusus dari sang daddy, tidak boleh ada yang memanggil putranya dengan sebutan Hilary selain dirinya,itu adalah alasan daddy nya memberikan Hayaze nama tengahnya agar nama mereka menjadi satu. (Bucin amat pak)

Hayaze yang masih berdiri dengan gugup langsung saja memeluk daddy nya dengan erat, sungguh Hayaze takut dengan kemarahan sang daddy, dia memang tidak akan dipukul tapi hah sudah lah nanti juga kalian tau.

"Maafkan aku daddy, itu tadi reflek" ucap Hayaze meminta maaf tapi tetap mengelak.

Daddy nya masih diam tapi tangan sang daddy tentu saja membalas pulukan putranya tidak kalah erat, tidakkah putranya tau kalau daddy nya sangat khawatir tadi, Hayaze memang hanya terjun dari kasur tapi kasurnya lumayan tinggi kalau saja kakinya salah berpijak kaki putranya bisa cidera.

Melihat putranya yang tadi pagi turun dari balkon sama sempat membuat jantungnya hampir berhenti berdetak.

"Jangan begitu lagi hm" balas sang daddy lembut, Gerald memang tidak bisa marah terlalu lama kepada putranya ini.

"Iya, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘨𝘶𝘦 𝘨𝘢𝘬 𝘫𝘢𝘯𝘫𝘪" balas serta sambungnya dalam hati, mana berani dia ngomong pakek kata 'Gue' ke daddy nya.

"Ayo mandi" ucapan sang daddy langsung menyadarkannya kembali.

"Iya aku pergi ke kamar dulu ya dad aku mandi disana saja" jawab Hayaze dengan buru buru ingin mengambil kunci pintu di atas nakas tapi langsung diambil oleh daddy nya lebih dulu.

"Mandi disini sama daddy" tekan Gerald

Baru saja Hayaze ingin membalas tangannya sudah di raih dan dibawa ke kamar mandi oleh sang daddu, Hayaze sempat memberontak tapi tentu saja seperti biasa kalau soal kekuatan pasti Hayaze akan kalah telak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HayazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang