"Your biggest Commitment must always be to yourself"
-Bridgett Devoue-
✭ 20 vote for next chapter! ✮
✰ Sorry if there are a lot of
mistakes ✰Happy Reading! ⊰
______________꙳
"Tentang masa depan mu", kata - kata itu membuat Katherine bingung, apa yang dimaksud dengan ayah nya itu?."Ayah sudah memutuskan untuk kamu yang menjadi pemimpin akademi selanjutnya", keputusan yang tiba-tiba membuatnya terkejut. Apakah maksudnya ia harus mundur dari pekerjaannya sebagai model?.
"Lantas, apakah aku harus mundur dari pekerjaan ku ini? " tanya nya kepada sang ayah.
"Iya, hanya itu yang bisa kamu lakukan untuk masa depan mu"
"Namun izinkan aku untuk menyelesaikan kontrak yang baru saja aku tanda tangani" ucap Katherine kepada sang ayah, karena mau bagaimana pun kontrak itu tidak bisa langsung ia batalkan begitu saja.
Ucapannya hanya dibalas anggukan oleh sang ayah, setelah itu ia langsung keluar dari ruangan kerja sang ayah.
Ia berjalan menyusuri lorong yang sepi. Keluar dari sana dan langsung menuju ke depan, melihat banyaknya orang yang sedang mempelajari sesuatu yang Katherine sendiri tak tahu.
"Batu apa ini, sebelumnya aku belum pernah melihatnya", lantas ia mendekat ke arah baru itu. Stone of life itulah tulisan yang berada di batu itu. Apakah ini nama dari batu ini? Batin Katherine.
Ketika ia sedang berperang dengan isi kepalanya sendiri, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. "Hei apa yang kamu lakukan? " tanya orang itu. Di bajunya terdapat name tag yang bertuliskan Savior Ethanigth.
"Aku hanya sedang melihat - lihat", meskipun ia anak orang yang berkuasa namun ia tak mau bersifat angkuh hingga mendiamkan orang yang sedang berbicara.
"Perkenalkan nama ku Savior Ethanigth, kamu bisa memanggilku Ethan" ucapnya dengan senyum tipis nya itu.
"Salam kenal, nama ku Katherine", sengaja ia tak mau mengucapkan nama belakangnya karena ia tidak mau ada orang yang mengetahui bahwa ia adalah putri sang raja.
"Baiklah Kath, aku akan pergi dulu-"
"Sampai jumpa nanti! ", setelah itu ia bergegas pergi keluar dari lingkungan kerajaan dan kembali ke hidupannya sebagai model.
••••
Sesampainya di apartemen, Katherine langsung menelfon manajer nya tentang jadwalnya besok hari.
Jadwalnya besok hanya sedikit, hanya photoshoot, pergi ke fashion week, dan makan malam bersama direktur perusahaan keluarga Reksara.
"Males deh, pengen tidur aja gitu seharian-"
Su su su supernova...
Ah, ternyata Natty menelfon nya. Namun saat ia angkat mengapa bukan suara Natty yang ia dengar. Seperti suara....
"Halo kenapa Natty? "
"Maaf saya bukan manajer anda itu, saya Jero Reksara", betapa terkejut dan malunya ia mendengar siapa yang menelfon nya. Bagaimana bisa ia mendapatkan nomornya?
"Maaf, ada apa ya? " tanya nya lembut.
"Apakah anda dapat menghadiri acara makan malam tersebut? "
"Saya usahakan saya dapat menghadiri acara makan alam yang Anda selenggarakan tersebut.. "
"Baik, terimakasih"
Peep...
Setelah itu sambungan telepon langsung dimatikan. Memanfaatkan waktu yang ada, ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan langsung menju ke alam mimpi.
Namun semua harapan nya musnah ketika ia baru mengingat untuk segera membereskan baju dan barang-barangnya. Sebenarnya ia terlalu cepat untuk membereskan barang-barangnya, namun ia ingin saat hari dimana ia harus kembali ke kerajaannya, ia dapat langsung pergi begitu saja.
"Huh, akhirnya semuanya selesai", setelah itu ia melanjutkan aktivitas nya yang tertunda. Ia bergegas menuju kasur kesayangannya dan langsung menuju ke alam mimpi.
•••
05:00
I'm on the next level..
Bunyi alarm yang mengusik keindahan alam mimpi membuatnya sedikit kesal, namun tak apa. Memikirkan jadwalnya yang tidak terlalu banyak namun juga tidak terlalu sedikit membuat ia bergegas menuju kamar mandi.
Sejujurnya ini terlalu pagi untuk bersiap, namun ia tidak ingin terlambat apalagi sampai membuat sang manager menunggunya.
Sambil menunggu sang matahari menyinari wajahnya, ia membuatkan sebuah makanan untuk dirinya sendiri. Meskipun hanya sederhana, namun dapat membuat Katherine bangga atas hasil usahanya.
Entah sudah berapa lama Katherine memakan masakannya itu hingga tak sadar sekarang sudah pukul tujuh lewat delapan menit.
Ding dong.... Ding dong...
Mendengar itu segera ia mencuci tangan dan alat makannya, setelah itu membukakan kunci untuk sang manajer.
"Maaf kan aku Natt membuat mu menunggu lama-"
"-Eh?", malu setengah mati ketika yang ia ajak bicara ternyata bukan sang manajer namun direktur dari perusahaan tempat ia menandatangani kontrak bisnis. Ia adalah sang tuan muda, Jero Reksara.
"Maaf kan saya, saya tidak tahu bahwa yang datang adalah anda" ucapnya sambil menunduk.
"Naikan kepala mu itu, saya tidak suka ada orang berbicara sambil menunduk" ucap Jero ketus. Dengan hati - hati Katherine menaikan kepalanya ke atas menatap manik bulat milik Jero.
"Aku memaafkan mu, sekarang ayo turun kebawah untuk berangkat bersama saya." perkataan tersebut lalu disetujui oleh Katherine dan segera ia mengunci pintu apartemen nya dan turun ke lantai dasar bersama laki-laki berambut hitam itu.
Selagi menunggu sangat supir mengeluarkan mobilnya, Katherine ingin tahu mengapa ia diajak pergi bekerja bersama.
"Jadwal makan malam bersama anda saya ubah karena sebuah alasan yang tidak perlu anda ketahui", oh baiklah sepertinya laki - laki disampingnya ini dapat mengetahui isi kepala Katherine. Ucapan Jero tadi hanya mendapatkan balasan anggukan dari Katherine
Selama di perjalanan, keheningan menyelimuti mobil itu. Hingga akhirnya Katherine membuka suara.
"Darimana anda tau alamat tempat tinggal saya? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Necklace || Karina × Jeno
Fantasi"Kembalikan kalung itu..." • • Seorang perempuan yang cantik namun memiliki segudang rahasia tersendiri. Bahkan latar belakangnya pun tidak ada yang mengetahuinya. Kalung. Itulah rahasia yang membuat semua orang penasaran. Apa kutukan kalung itu b...