Fakultas kedokteran, Lantai 2
Heeseung sedang berdiri di pojok lorong lantai dua fakultas kedokteran, beberapa saat yang lalu mata kuliahnya sudah selesai dan kini apara mahasiswa berhamburan entah kemana. Sunghoon belum terlihat keluar dari fakultasnya jadi dia memutuskan untuk bersantai sejenak di pojok lorong.
Mata rusanya menelisik kondisi koridor dimana para mahasiswa berlalu lalang hingga keningnya berkerut menemukan satu sosok yang tengah duduk di kursi kayu taman pemisah fakultas kedokteran dan farmasi.
" Dia..." Tanpa ia sadari, kini atensinya seakan tersedot pada sosok itu.
Heeseung menopang dagunya, mata rusanya mengkilat tajam, sudut bibirnya sedikit terangkat membentuk sebuah seringai tipis, entah apa yang sedang ia pikirkan.
" Kim Sunoo, semester terakhir. Sepertinya dia salah satu mahasiswa jenius sampai-sampai dia bisa mendahuluiku menyelesaikan semua programnya.." Monolog Heeseung.
Setelah pertemuan mereka yang tidak sengaja, Heeseung mulai mencari tahu informasi tentang Sunoo tapi sayangnya yang dia dapatkan hanyalah informasi tentangnya di kampus, untuk informasi lainnya, dia tidak bisa mendapatkannya.
Bukan bertemu secara face to face melainkan ia melihatnya mengerjakan sebuah soal yang tertulis di papan ruangan kelasnya dan mengoreksi hasil jawaban di papan itu dan pada kenyataannya, hampir semua mahasiswa belum bisa memecahkan soal itu secara gamblang.
Sepertinya dia memiliki urusan dengan Prof. Richard sehingga dia bisa datang ke fakultas kedokteran.
Hal itu juga yang membuatnya berdecak kagum dan entah kenapa jantungnya berdetak lebih keras dari biasanya.
" Dia memang menarik." Bisiknya kemudian Heeseung berjalan meninggalkan posisinya karena di bawah sana Sunoo sudah beranjak dari tempatnya karena kehadiran sosok pria yang hampir sama dengan wajahnya membawanya pergi dari sana.
✎⸺♫
" Mama ingin bertemu denganmu Will~, nanti malam ada acara di mansion, datanglah.." Jungwon mengaitkan lengannya di lengan William atau bisa di panggil dengan nama Sunoo. Jungwon memang selalu memanggil Sunoo dengan nama William karena mereka adalah sepupu dari keluarga sang ibu.
" Hm nanti akan kuhubungi.." Balasnya dengan senyum tipis, Jungwon hanya mendumel kecil mendengarnya.
" Tidak perlu bertanya padanya~ langsung saja ke mansion bersamaku." Ujar Jungwon lagi, keduanya tengah berjalan menuju perpustakaan kampus. Tepatnya, Jungwon menemani Sunoo untuk ke perpustakaan karena jadwalnya memang hari ini.
" Jangan keras kepala, kau ini.." Balas Sunoo dengan senyum kecil, ia hanya bisa menggeleng karena sifat Jungwon itu hampir sama dengannya, mungkin ini efek samping keduanya merupakan anak tunggal.
Sama-sama memiliki sifat keras kepala.
Jungwon hanya mempoutkan bibirnya karena Sunoo tidak mendengar ucapannya tapi itu tidak masalah, nanti juga Sunoo akan datang.
" Kau sudah sangat lama tidak bermain di mansion, mama selalu menanyakanmu.." Lanjut Jungwon.
Sunoo memang sangat dekat dengan bibinya alias ibu Jungwon, tapi semenjak dengan sibuknya di kampus, dia sudah jarang ke sana.
" Akan kuusahakan datang kesana Wonie.." Balas Sunoo mengusap gemas surai rambut Jungwon.
Di samping itu, tepatnya di lapangan indoor dimana beberapa mahasiswa bermain basket. Keempatnya sudah berkumpul disana dan terlihat mereka tengah bermain dengan mahasiswa lainnya, minus Sunghoon.
Hari ini memang merupakan jadwal dimana fakultas kedokteran bertanding basket dengan fakultas bisnis.
Pertandingan itu sudah masuk di babak akhir dan sorak para penonton pun semakin riuh hingga peluit tanda akhir pertandingan terdengar dan membuat fakultas bisnis menjadi pemenang.
" Hah again..." Heeseung menyeka keringatnya dengan handu kecil, ia menoleh ke arah para pemain fakultas bisnis dan melihat Jay menyeringai tipis ke arahnya.
Sepertinya anak itu sedang mengejeknya.
" Its okey, kita memang selalu kekurangan pemain handal kalau soal basket.." Celetuk salah satu rekan Heeseung yang duduk tak jauh darinya, yang lain hanya tersenyum canggung mendengarnya.
Namanya juga fakultas kedokteran, mereka lebih sibuk di dalam ruangan dibandingkan kegiatan di luar.
" Mau bagaimana lagi, itulah kenyataannya.." Gumam Heeseung, ia menyenderkan punggungnya dan melihat ke atas namun tubuhnya sedikit tersentak ketika ia melihat satu sosok yang berdiri di pintu masuk lapangan , tepatnya di ujung pintu.
Sosok itu berdiri disana, meski hanya sekilas sebelum sosoknya menghilang dari sana.
" Sunoo?" Batinnya.
" Kami duluan Heeseung-ssi.." Heeseung sedikit tersentak dan melihat rekannya beranjak dari tempatnya.
" Yah.." Sahutnya dan ia menegakkan punggungnya ketika Jake serta Jay datang menghampirinya.
" Tidak perlu membahasnya.." Potong Heeseung ketika melihat mulut Jay ingin mengatakan sesuatu.
Ucapan Heeseung membuat Jay terbahak dan mendudukkan dirinya disamping Heeseung, Jake lebih memilih untuk duduk di lapangan dan meluruskan kedua kakinya.
"Permainan kalian tidak ada kemajuan hyung.." Celetutu Jake dan berhasil membuat Jay tertawa, Heeseung langsung menatap tajam ke arah Jake tapi yang di tatap terlihat biasa saja.
"Lupakan.." Balas Heeseung.
" Ayo ke kafetaria, perut kalian butuh diisi.." Celetuk Sunghoon dari arah belakang Jake dan membuat ketiganya langsung menyetujui ucapannya karena mereka memang merasa lapar setelah bertanding tadi.
Keempatnya berjalan bersama di koridor dan membuat suasana koridor menjadi sedikit lebih riuh karena beberapa wanita disana menjadi sedikit liar melihat pesona ke empat pria tersebut.
" Hah mereka terlalu berisik..." Komentar Jay.
" Kupikir kau mulai terbiasa dengan keributan ini Jay hyung.." Balas Jake memasukkan tangannya di saku celananya, ia melihat sekitar koridor sekan sedang mencari seseorang.
Gerak gerik Jake tak luput dari pandangan Sunghoon dan Heeseung, hingga langkah kaki Jake terhenti dan membuat ketiganya juga ikut berhenti.
" Bukankah itu..." Jay menunjuk ke depan, tepatnya pada satu sosok yang tengah membuka maskernya, sepertinya pria itu baru selesai keluar dari perpustakaan.
" Sunny.." Gumam Jake tanpa sadar.
Mungkin hanya Jay yang mendengarnya tapi mungkin lain kali dia akan mewawancarai Jake. Bukan hanya Jake yang terpaku di tempatnya, Sunghoon yang selalu melihatnya di ruangan kelas mereka selalu terpesona dengan kehadirannya apalagi jika Sunoo sudah menjadi pembicara di depan kelas menggantikan dosen yang berhalangan.
➙