𝗗𝗮𝘆 𝟬𝟭 - Kidnapping

980 89 10
                                    

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Character:
SHINDOU RYUSEI
- Blue Lock -

Character:SHINDOU RYUSEI- Blue Lock -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

Udara yang lembab dan berdebu membuat [Name] mengepalkan tangan dengan gugup. Keringat dingin mengalir dari pelipisnya begitu menyadari tengah berada di tempat asing.

Tangan terikat ke belakang, melingkari sebuah pilar. Alas di bawahnya adalah lantai semen yang dingin dan sedikit basah. Ingatan terakhir yang ada di kepalanya hanya saat akan masuk kamar setelah pulang dari universitas.

"Ada seseorang disini?" Dia berkata lirih setelah menelan saliva.

Pandangannya gelap karena tertutup kain yang cukup tebal. Tawa kecil terdengar entah dari mana membuat tengkuknya meremang. Satu hal bisa dipastikan, dia tengah diculik. Hal yang sangat membingungkan.

"Apa aku punya masalah denganmu, kenapa kau melakukan ini padaku?" Dia bukan orang kaya atau artis ternama. Apa guna menculik dirinya?

Suara tapak kaki yang mendekat membuat napas [Name] tercekat. Dua tangan yang menyentuh wajah dan lengannya terasa dingin juga sedikit kasar. Seorang laki-laki, pikirnya.

"Tolong katakan sesuatu, apa yang..." Kepalan tangan [Name] mengerat saat merasakan pria itu menyentuh bibirnya.

Dia menarik bibir [Name] ke bawah lalu kembali mengeluarkan tawa kecil. Jantung [Name] bergemuruh karena rasa takut dan ngeri. Dia hampir berteriak, jika bukan karena benda lembut yang membungkam mulutnya.

Selama dua menit, [Name] berusaha mengambil napas di antara ciuman agresif pria yang duduk di pangkuannya. Seluruh tubuhnya terasa panas dingin karena rasa jijik.

"Hnnn hentikan nh..."

Saat pria misterius itu menyingkir dari tubuhnya, [Name] berpikir bahwa semua ini akan berakhir. Namun, dugaannya sangat salah.

Shindou, penculik itu, berdiri lalu meremas rambut [Name] sebelum menekannya pada kemaluan yang hanya ditutupi celana dalam. Bukannya menemui benda panjang dan dua bola khas seorang pria, tapi mulut dan hidungnya justru bertemu dengan permukaan datar yang kenyal dan sedikit lembab.

Wanita?, pikir [Name] amat terkejut. Tubuhnya membeku selama beberapa saat sebelum memerah secara perlahan.

Shindou menyeringai lebar melihat bagaimana reaksi pria favoritnya. "Aku tahu apa yang kau pikirkan." Tubuh [Name] seketika tersentak begitu mendengar suara yang sedikit berat.

"Tidak perlu kecewa karena aku bukan wanita, sayang. Yang penting kelaminnya sama, kan." Shindou semakin menekan kepala [Name] pada selangkangannya dan mengerang panjang.

[Name] menggeram dan melawan cengkeraman Shindou hingga kepalanya membentur pilar. Kini napasnya mulai menggebu karena rasa panik dan takut. Orang gila ini hendak melecehkannya.

Merasakan organ bawahnya semakin basah, Shindou pun memutuskan untuk berjongkok dan melepas celana [Name] dengan paksa.

"Eghh! Menyingkir dariku!! Brengsek!" Tubuh [Name] memberontak hebat. Namun, sekuat apapun dirinya menolak, dengan tubuh yang terikat di pilar, usahanya tentu berakhir sia-sia.

"Hentikan! Aku bilang hentikan!!"

Shindou yang kesal pun melepas penutup mata di kepala [Name]. Niat ingin murka langsung sirna ketika melihat pujaan hatinya menatap dengan mata yang merah dan sedikit berkaca kaca.

Shindou mengelus pipi [Name] dan mengecup bibirnya singkat. Netra merah muda miliknya bersinar merasakan tubuh [Name] gemetar hebat dan urat lehernya muncul ke permukaan.

Dia memeluk [Name] dan berbisik di telinga, "Jangan takut, [Name]... Kau mungkin tidak mengenaliku, tapi kita punya banyak waktu untuk saling mengenal. Karena mulai sekarang hanya akan ada kau dan aku. Selamanya."

Tangannya merambat ke bawah dan dengan tak tau malunya meremas kejantanan [Name] yang masih tertutupi boxer hitam. "Enghh," si surai hitam menggeram tertahan.

Dia melayangkan tatapan paling mematikan, lalu memaksakan kata-kata untuk keluar dari giginya yang bergemeletuk hebat.

"Menyingkir, sebelum kau menyesali semua ini. Aku tidak akan melepaskan mu dimana pun kau berada."

Seringai memuakkan di bibir Shindou menjadi semakin lebar. "Terdengar seperti sumpah pernikahan untukku," dia melepas kain terakhir di tubuh bawah mereka lalu menduduki selangkangan [Name] begitu saja.

Erangan bergetar keluar dari tenggorokan begitu mereka saling merasakan panas dari organ intim masing-masing. [Name] menggertakkan gigi saat Shindou menggoyangkan pinggulnya, menggesek kemaluan mereka dan sesekali memantul untuk memberi tekanan pada organ kemaluannya.

Napas [Name] tersendat saat meladeni ciuman agresif yang dimainkan Shindou. Bibirnya lecet dimana-mana karena berusaha menolak lidah yang ingin menerobos masuk mulutnya.

Kepala dan matanya terasa sakit karena menahan malu juga air mata yang tak bisa keluar. Akal sehatnya menolak perbuatan tak senonoh yang dilakukan pria asing ini. Tapi, tubuhnya bereaksi begitu saja pada sentuhan dan godaan yang diberikan padanya.

[Name] hanya bisa diam, menggigit bibir dan mendongakkan kepala saat Shindou akhirnya membiarkan vaginanya menelan kejantanan [Name] secara keseluruhan.

Si surai hitam berusaha tidak keluar saat itu juga. Organ intim pria ini terasa sangat lembut dan panas. [Name] merasa dirinya akan meleleh karena kenyamanan dan kenikmatan saat membenamkan miliknya begitu dalam.

Shindou mengangkat wajahnya dengan kedua tangan dan memberi ciuman panjang. Untuk pertama kalinya [Name] membalas permainan lidah yang mulai terasa memabukkan.

Kepalanya menjadi begitu ringan. Ia menerima dan membalas setiap cumbuan Shindou, mengerang saat pria itu bergerak memantul ke atas dan ke bawah, hingga melupakan posisinya yang masih terikat di pilar.

Begitu cairan hangat menyembur dan melumuri kejantanannya, [Name] merasakan sesuatu telah berkumpul di perut bawahnya. Dia menggigit bibir dan menenggelamkan kepala pada pundak Shindou, sebelum mendorong pinggulnya ke atas.

Splurtt splurtt splurtt

Setelah turun dari ekstasi, Shindou menyeringai miring dan mendorong tubuh [Name] menjauh. Dia berdiri, membiarkan pemandangan sperma yang mengalir dari labia nya menjadi tontonan si surai hitam.

Shindou tertawa lalu membuka bibir kemaluan yang masih mengalirkan cairan putih. "Ahh, kau keluar di dalam. Jika aku hamil kau harus bertanggung jawab nanti..."

[Name] tertawa hambar. Dia menatap tak habis pikir dengan mata memerah. "Sialan."

Shindou tertawa geli. "Jadilah anak yang baik dan kau akan keluar dari basement ini. Kau mengerti, sayang?"

▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

VALTYN @ MORE
0 1 | 1 0 | 2 0 2 4

𝗞𝗜𝗡𝗞𝗧𝗢𝗕𝗘𝗥 𝟮𝟬𝟮𝟰Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang