Prolog

11 2 0
                                    

Pagi-pagi buka balkon yang dilihat Naken bukannya Song Kang, tapi malah kingkong kutangan gimana tidak kaget coba. Ditambah Genta itu suka sekali nyanyi lagu tidak jelas, mending kalau suara nya seperti judika ini suaranya mirip ayam kejepit. Naken tidak habis pikir lagi dengan batinnya yang sudah muak dengan Genta. 

“Widih, lagi lihat apaan lo,” ucap Genta melirik hp milik Naken. Naken tetap diam akan posisinya. Ia malas menanggapi Genta yang menurutnya basa basi yang basi tersebut.

“Oh lagi lihat club bola.” Ujar Genta belum sadar apa yang dilihat oleh Naken. 

“Hah sejak kapan lo suka club bola?! mana persija lagi. Sia sekarang dukung persija? jawab atuh pertanyaan aing.” Ujar Genta menggebu-gebu. Genta berbicara dengan bahasa campur, bahasa sunda dan jakarta. Dirinya merasa tidak terima kalau Naken beneran dukung persija, seperti apa yang dipikirkannya. 

“Kalau gue dukung persija kenapa emangnya?” tanya Naken santai. Naken tidak tahu saja wajah Genta sudah kesal mampus pas tahu dirinya beneran dukung persija.

“Gusti nu agung. Sia kan orang bandung ken, harusnya sia mah dukung persib dong bukan malah dukung yang lain.” Ujar Genta pelan namun penuh penekanan. Genta tidak habis pikir dengan orang bandung yang tidak mau dukung persib. Menurutnya orang bandung yang tidak dukung persib itu tidak layak disebut sebagai orang bandung. Emang dasar pemikiran yang aneh.

“Heh jamet kuproy kesukaan tiap orang itu tidak bisa dipaksakan ya,” ucap Naken menatap sengit Genta. 

“Masalahnya mah gini, sia dukung persija daripada persib itu otomatis sia lebih milih uang lima ribu daripada duit lima puluh ribu.” Ujar Genta berbicara sok serius. Sementara Naken menatap Genta bingung. Naken yang emang lemot apa ucapan Gema saja yang sulit dipahami. 

“Lah emang apa hubungannya uang sama club bola?” tanya Naken bingung. Naken belum konek dengan ucapan Genta tersebut. 

“Persija kan warnanya oren, nah itu diibaratkan uang lima ribu. Sedangkan persib warnanya biru, sama kaya uang lima puluh ribu.” Ujar Genta dengan menjelaskan maksud ucapannya tadi. Naken sudah menatap dongkol Genta. Menurut Naken pemikiran Genta sangat absurd. Bisa-bisanya menyamakan uang dengan club bola. 

___
Halo teman-teman ini merupakan cerita pertamaku. Cerita ini murni karanganku sendiri.Mohon kritik dan saran yaa jika ada yang kurang.  Dan jangan lupaa vote dan komen yaa untuk kelanjutann ceritanya, terimakasih 😍.

salam manis dari fiann😻💋

GENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang