1. Stadion Persib

6 2 1
                                    

Haloo semuanya apa kabar kalian?  semoga baik-baik saja yaa!

kalian tau cerita ini dari mana? absen dong hehehe

!disclaimers!
ini hanya fiksi jadi kalau ada nama, tempat yang tidak sesuai mohon dimaklumi yaa. dan jika ada kesalahan mohon dikritik dan kasih saran. terimakasihh

jangan lupa vote dan komennya

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis bermata coklat pekat dengan rambut tergerai menatap bingung bangunan di depannya. Sedangkan lelaki di sampingnya menatap kagum bangunan di depannya tersebut. Sungguh cara memandang yang sangat teramat berbeda. 

“Tempat apa ini? katanya lo mau ajak gue ke tempat yang bagus.” Ucap sang gadis sambil mendongak pada lelaki yang berdiri di sampingnya.

“Ini kan tempat bagusnya, gimana menurut lo?” ujar lelaki tersebut sambil bertanya. Ia balas menatap gadis disampingnya yang tingginya hanya sebatas hidungnya saja, tidak berlangsung lama ia langsung mengalihkan pandangan ke arah bangunan di depannya tersebut.

“Bagus apaan anjir, ini cuma lapangan Genta. Kita mau ngapain sih kesini,” ujar sang gadis kesal. Ia merasa dibohongi, katanya mau dibawa ke tempat bagus kok malah ke tempat gini. Tidak sesuai ekspektasi dan harapannya.

Genta Aditama nama laki-laki itu. Genta menunduk untuk memandang gadis itu. “Ini bukan lapangan Naken, tapi ini itu stadion sepak bola. Pasti lo pertama kali kesini ya.” Ujarnya sambil menatap serius gadis itu. 

Daisya Arimbi Ajanaken begitulah nama gadis itu. Naken mengangguk mengerti dan kemudian curiga terhadap Genta.

“Jangan bilang ini tempat si persib-persib itu main bola?!” ujarnya sambil membulatkan matanya menghadap remaja laki-laki di sampingnya. Genta dan Naken saat ini sedang berada di Stadion gelora Bandung lautan api untuk menonton pertandingan. Sebenarnya hanya Genta saja yang berniat menonton, Naken cuma dipaksa oleh Genta.

“Seratus buat lo,” ucap Genta semangat. 

"Ih Genta gue kan ga tau tentang si persib kesukaan lo itu,” ujar Naken mengikuti Genta yang sedang mencari bangku untuk menonton pertandingan. Hari ini sebenarnya Genta membohongi mami nya dengan mengajak Naken. Untung Naken mau saja diajak. Mami Genta itu lebih percaya kepada anak tetangganya tersebut, daripada anaknya sendiri. Emang dasar berasa anak pungut saja. 

“Makanya ken, lo gue ajak kesini itu biar tahu tentang persib. Kali aja kan nanti kita bisa persib date.” Ujar Genta memainkan alisnya untuk menggoda Naken. 

“Idih, ogah banget!” jawab Naken. Sungguh sekarang ini Naken benar-benar ingin menghantam wajah Genta. Bisa-bisanya dirinya memiliki tetangga seperti Genta, jamet persib tingkat dewa ini. Sehari saja Genta tidak menggoda dirinya dengan embel-embel si persib itu, sakit kayanya. 

Genta cengengesan melihat wajah kesal Naken tersebut. Genta akhirnya menemukan bangku kosong untuk duduk dirinya dengan Naken. Senang sekali menggoda Naken si anti persib dan dirinya tersebut. Apalagi melihat Naken menggerutu, oh wajahnya sungguh lucu. Selain persib Genta juga suka membuat si anti persib itu kesal. 

    ___•••___

Genta ini emang ngeselin tingkat dewa. untung Naken kesabarannya setebal kamus wkwkwk

Gimana menurut klian seru nggak? apa ada yang kurang?  kurang sreg gitu?  mohon saran yaa

ini berapa kata doang yaa huhuhu. inu konsepnya emang kaya cerpen jadi per bab itu dikit-dikit doang, tapi bikin nagih HAHAHAA

komen yaa kalau mau lanjutt

salam manis dari fiann😻💋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GENNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang