Menyimpang

22 3 0
                                    

Awalnya Prema berpikir jika dirinya memang belum bisa mencintai seseorang dalam hidupnya. sampai suatu hari Bhumi membawa Niomi ke rumah dan memperkenalkan pada Prema.

Sebagaimana keluarga semestinya Prema bahagia, harusnya prema tidak merasa ingin menangis, seharusnya Prema tidak membayangkan menjadi seorang Niomi.

Lagi. Prema masih mengelak bahwasannya rasa gundah dalam hati melihat bhumi dan Niomi merupakan perasaan takut kehilangan kasih sayang bhumi.

Tapi..

Rasa sedih dan tamak ingin menjadi seperti Niomi terus bergejolak. Prema ingin bersanding layaknya pasangan di samping bhumi.

Prema juga ingin mendapatkan tatapan penuh cinta, usapan tangan yang lembut penuh kasih sayang dari tangan besar milik bhumi, Prema juga ingin menjadi sandaran tempat keluh kesah bhumi.

Tapi, apa bisa?

Apa bisa? Seorang laki - laki mencintai laki - laki? Di dunia yang penuh norma.

'BISA' Teriak farrel, awal pertemuan mereka disambut farrel yang jujur atas penyimpangannya. Pertanyaan diatas tadi sempat Prema ajukan pada farrel. Jawaban Prema pun di telak habis oleh farrel.

Farrel menjelaskan bahwasannya mencintai sesesama jenis bukan suatu hal yang aneh. Asal benar - benar saling mencintai.

Saling mencintai? Tidak mungkin Prema dan Bhumi bisa saling mencintai, mulai dari hubungan bhumi dan Prema sebatas keluarga yang bhumi sudah anggap Prema layaknya anak sendiri, dan bagaimana semua orang tahu betapa cintanya Bhumi pada Niomi.

"Prem? Prema??" Suara pelan Bhumi membangunkan Prema dari tidurnya.

"Ung? Sudah sampai rumah kak?"

Bhumi menggeleng sambil mengelap pipi gembil Prema yang berlinang air mata.

"Mimpi buruk?"

Mata prema mengerjap beberapa kali, dia baru sadar air matanya telah berlinang deras.

"Nggak tahu kak, mungkin bisa jadi mimpi buruk, Prema juga ndak ingat."

Dan mata Prema lalu tertuju pada kursi depan yang ternyata sudah kosong, "Kak nio sudah pulang? Kok nggak bangunkan prema?" Tegur Prema.

"Kamu tidurnya lelap banget, kak nio nggak tega bangunkannya."

"Terus, kak bhumi habis antar Prema pulang balik kerja lagi kah?"

Bhumi mengangguk.

"Ndak bisa dirumah aja? Temanin prema tidur."

"Nggak bisa, ada lembur."

"Daddy.. Pleaseee??"

Dari balik spion tengah bhumi memeriksa wajah prema yang terlihat dibuat lesu dengan pipi gembil yang terlihat kemerahan sebab sehabis menangis.

Tidak bisa dipungkiri hatinya bungah mendengar panggilan Prema tadi. Karena bhumi tidak ada jawaban, Prema pun benar - benar terlihat marah sambil menyandarkan kepala di pinggir jendela.

"Hati - hati kak, jangan lupa minum vitaminnya sebelum tidur, kalau gitu Prema masuk dulu."

Bhumi hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.

Lalu prema pergi meninggalkan bhumi. Dengan lesu Prema berjalan ke lantai atas dimana kamar bhumi berada. Capek, prema akan langsung tidur setelah masuk ke dalam kamar bhumi.

Tapi tidak lama suara isakan muncul dari prema. Prema menangis. Tentu saja menangis. Rasanya sakit sekali seharian ini. Di hari ulang tahun yang biasanya hanya ada Prema dan bhumi malah ada Niomi tahun ini, yang mana bisa dipastikan bhumi yang terus perhatian ke niomi, dan terakhir bhumi lembur kerja.

Padahal biasanya kalau digoda dengan panggilan 'daddy' entah itu sangat penting sekalipun bhumi akan menuruti permintaan Prema.

Namun pada akhirnya tidak semua akan selalu terus sama. Untuk pertama kalinya bhumi menolak permintaan Prema.

"Prema?"

Tangisan Prema berhenti. Sialan! Sudah terlanjur manangis, tiba - tiba malah ada suara bhumi.

"Kamu nangis kitten?" Nada bhumi panik.

Tapi Prema hanya diam.

"Kakak minta maaf, kakak cuma bercanda. Jangan nangis lagi..."

Prema menoleh ke bhumi dan menepuk kasur memberitahu bhumi agar segera berbaring dikasur.

Setelah bhumi naik ke kasur, Prema langsung memeluk dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang bhumi.

"Kakak pingin lihat wajah kamu."

Jawaban Prema segera menggeleng tidak setuju.

"Nanti kakak ejek."

Bhumi terkekeh lalu tangannya mulai mengusap rambut prema lembut sesekali juga sambil mengecup pucuk rambut yang lebih muda.  Asli, bhumi nggak bohong kalau dia sangat panik mendengar Prema tiba - tiba menangis. Bhumi jadi lumayan bersalah atas perlakuan Bhumi pada prema.

"Tidur yang nyenyak, good night kitten."

Can i? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang