bingung

6 1 0
                                    

Evan berusaha memperbaiki hubungannya dengan Almeira. Setiap kali mereka bertemu, dia berusaha menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Namun, rasa percaya diri Evan mulai goyah ketika Chloe, selingkuhannya, kembali mengirimi pesan menggoda. Foto-foto itu menggambarkan momen-momen yang sangat intim, seolah-olah Chloe ingin mengingatkan Evan akan hubungan mereka yang penuh gairah.

Malam itu, ketika Almeira datang untuk makan malam di rumahnya, Evan merasa cemas. Ia sudah berusaha menyiapkan segalanya dengan baik, tetapi pikirannya terus teralih kepada pesan-pesan dari Chloe. "Kenapa aku harus terjebak dalam situasi ini?" pikirnya, menyaksikan Almeira yang tersenyum ceria.

Almeira, yang telah merasakan ketegangan di antara mereka, mencoba untuk bertanya, "Evan, ada apa? Kau terlihat tidak fokus."

Evan menarik napas dalam-dalam. "Aku... aku hanya memikirkan beberapa hal. Maaf jika aku tidak bisa memberikan perhatian penuh."

"Semuanya baik-baik saja?" Almeira menatapnya dengan penuh harapan, tetapi Evan merasa tidak layak mendapatkan tatapan itu. Dia mengalihkan pandangannya ke ponsel, yang bergetar seakan menunggu untuk diabaikan.

Saat mereka duduk di meja makan, pikiran Evan terus melayang pada Chloe. Kenangan mereka bersama dan perasaan bersalah yang selalu mengganggunya membuatnya terombang-ambing. Namun, Evan tahu bahwa dia harus memilih. Apakah dia akan terus terjebak dalam hubungan beracun dengan Chloe atau berjuang untuk cinta sejatinya dengan Almeira?

Setelah makan malam, Evan memutuskan untuk menjauh sejenak. Dia meninggalkan Almeira bersama ibunya dan pergi ke balkon. Dengan tangan bergetar, ia membuka pesan dari Chloe. Foto-foto itu lagi-lagi menggoda, seolah-olah berusaha menariknya kembali.

"Evan, aku merindukanmu," tulis Chloe.

Dengan segenap hati, Evan merasa tertekan. Ia merindukan momen-momen indah itu, tetapi dia juga merindukan kehangatan dan dukungan yang hanya bisa diberikan Almeira.

Satu keputusan harus dibuat. Dengan cepat, Evan menghapus pesan itu dan menonaktifkan nomor Chloe. Dia tidak ingin lagi terjebak dalam jaringan kebohongan dan pengkhianatan.

Ketika kembali ke dalam rumah, Evan menemukan Almeira dan mamanya sedang bercanda. Senyum di wajah Almeira membuat hatinya berdebar. "Maaf, aku pergi sebentar," kata Evan sambil mengambil tempat duduk di samping Almeira.

Almeira menatapnya dengan ragu, tetapi dia tidak mengungkapkan apa pun. Namun, ada sesuatu dalam tatapannya yang mengisyaratkan bahwa dia merasa Evan sedang berjuang dengan sesuatu.

"Evan," Almeira mulai, "apa pun yang mengganggumu, kita bisa bicarakan. Aku di sini untukmu."

Mendengar kata-kata itu, hati Evan mencair. "Aku tahu, Almeira. Aku berjanji akan memberitahumu segalanya. Aku ingin memperbaiki ini. Aku ingin kita bersama."

Namun, di dalam hatinya, Evan tahu bahwa perjalanan untuk memperbaiki segalanya tidak akan mudah. Beberapa hal yang tak terucapkan masih membebani hatinya, dan ia harus berjuang keras untuk menghadapinya.

Evan berusaha mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran yang menghantuinya. Namun, saat dia baru saja duduk di sofa bersama Almeira, ponselnya bergetar dengan pesan baru. Dengan hati yang berdebar, Evan mengambil ponsel  nya dan melihat nama yang tertera di layar- Chloe.

Sebelum dia bisa mencegahnya, tanpa berpikir panjang, dia membuka pesan tersebut. Dan saat matanya menangkap gambar yang terlampir, hatinya seolah berhenti berdetak.

Foto itu adalah momen mesra mereka berdua di kamar hotel-Chloe berbaring di sampingnya, tersenyum manja dengan lengan Evan melingkar di pinggangnya. Dalam foto itu, seolah-olah mereka baru saja menikmati momen kebersamaan yang intim. Kecupan manis di pipi Chloe semakin menegaskan betapa dekatnya mereka pada saat itu.

cinta yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang