TYM9

67 11 1
                                    

Persiapan untuk pergi Rumah Renjun ternyata Mae sudah menyiapkannya. Kata Mae anggap saja ini langsung Lamaran sungguh-sungguh. Buktinya di dalam mobil sudah ada beberapa pastel buah, kue, dan makanan lainnya serta ada beberapa seserahan lainya . Haechan tidak mengira hal seperti ini tapi syukurlah yang sekarang Haechan takutkan adalah sang Daddy.

"Kenapa? " tanya Johnny di kursi kemudi. Haechan menoleh ke arah daddynya.

"Tegang banget cuma mau lamaran doang tapi pas enak-enaknya seneng aja gak ada takutnya kamu"

Astaga mulut daddynya ini benar-benar. Lagian Haechan cuma takut kalau tiba-tiba Renjun nolak dia.

"Dad"

Johnny menepuk pundak sang anak, tersenyum kecil.

"Gak nyangka daddy bakal lepasin anak daddy yang sering bikin daddy iri karna Mae selalu dekat denganmu terus "

"Daddy? "Haechan memutar bola matanya malas.
Ternyata daddy nya ini masih aja cemburuan hanya karna Sang Mae selalu lebih perhatian kepadanya.

Johnny terkekeh, " apapun nanti Baba nya Renjun bilang kamu harus turuti, daddy kalau yang jadi Baba nya Renjun mungkin bakal hajar habis-habis orang yang udah hamilin anaknya "

"Tapi untungnya bukan kan " sahut Haechan asal.

Dan hanya dapat decakan dari jhonny. Kenapa anaknya ini sangat lah tengil.

"Udah kalian berisik sekali Aku deg-deg an sekali mau ketemu calon mantu " ucap Ten menyela ayah dan anak itu dengan memegang dadanya dramatis.

Jhonny baru sadar anaknya nurun dari istrinya.


🐻🦊

Sedangkan di Rumah Renjun baru saja selesai bersiap . Pria cantik itu tersenyum dengan tangan mengelus perutnya. Entah apa yang ia rasa tapi Renjun memang tidak menolak bayi ini, dan Renjun ingat kejadian di mana ia sendiri sadar dan tidak menolak saat Haechan mengatakan akan sampai.
Benar Renjun mulai menyayangi bayinya, dan anehnya lagi Renjun tidak sama sekali ingat perasaannya terhadapa Mantan kekasihnya, Guanlin.

P

intu kamarnya terbuka membuat Mata rubah miliknya teralihkan ke arah pintu, di sana Pria paruh baya tersenyum berjalan ke arahnya.

"Anak Baba cantik sekali "

Renjun tersipu.

"Aku laki-laki Baba "

Baba terkekeh kecil. Dia usalama rambut sangat anak " bagi Baba cantik dan menggemaskan "

"Baba ihh"

Baba duduk di samping Renjun ia tatap anak semata wayangnya ini, tidak Di sangka akan segera di pinang . Bagi nya ia sangat bersyukur tau siapa yang akan menjadi pendamping sang anak. Bukan berati Baba bangga mereka menikah karena Incident tapi karena Renjun menikah dengan Haechan orang yang sangat di percaya.

"Baba"

"Ayo mereka sudah di depan kita harus menyambut calon suamimu "

Renjun malu, tapi tetap tersenyum dan mengangguk dan keluar kamar dengan Baba yang mendahuluinya.

Benar saja saat Renjun tiba di ruang tamu sudah ada Haechan dan keluarga nya. Di tambah ia syok melihat ada banyak sekali seserahan di depan meja.

"Nak Renjun sini duduk nak"

Ten berdiri kala melihat Renjun datang ibu dari Haechan itu segera menuntun calon menantunya itu duduk di samping nya berpelukan sebentar dan menanyakan kabar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang