Sepuluh hari kemudian
Tidak terasa waktu bergulir cepat, Hari ini Sehun sangat senang karena sang pujaan hati memberi kabar bahwa dia akan sampai di Seoul sore ini. Sehun sudah tidak sabar untuk menjemput sang pujaan hatinya di Bandara. Saking senangnya ia sampe menyuruh pelayannya (So Hyun) untuk menyiapkan semua keperluan sang pujaan hati. Irene akan tinggal di Mansion keluarga Park karena Sehun sendiri yang memintanya.
Kenapa So Hyun jadi pelayan Sehun? Seminggu yang lalu nyonya Hee Ae meminta So Hyun untuk menjadi pelayan penanggung jawab atas keperluan Sehun. Sehun yang mendengar itu pun menyetujuinya toh kalo pun menolak ibunya tetep bersikeras membujuknya. Disisi lain So Hyun yang mendengar itu pun kaget, ia takut membuat kesalahan disaat menjadi penanggung jawab atas keperluan tuan Sehun. So Hyun juga tidak bisa menolak atas permintaan Nyonya Hee Ae. Hal yang ditakutkan So Hyun mulai bercabang entah dari pekerjaan, trauma akan bentakan, takut di pecat dll.
Selama seminggu menjadi pelayan Tuan Sehun, So Hyun masih dikatakan aman, ia melakukan tugasnya dengan baik dan Tuan Sehun pun tidak banyak berkomentar tentang tugasnya ia hanya bersikap dingin acuh tak acuh.
Tugas So Hyun disini seperti membersihkan kamar Tuan Sehun, menyiapkan pakaian, menata pakaian di walk in closet, menyiapkan makanan dan membersihkan ruang kerjanya Selebihnya So Hyun akan membantu ibunya. Satu lagi tugas tambahan So Hyun dia juga akan bertanggung jawab atas semua keperluan irene ketika berada di Mansion Park, Sehun sendiri yang memintanya.Sore hari
Sehun sudah berada di Bandara Incheon, menunggu kedatangan irene. Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya sang kekasih datang.
"Irene-aa" Panggil Sehun dengan semangat dan langsung menerjang tubuh sang kekasih untuk masuk kedalam pelukannya. Irene pun membalas pelukan sehun.
"Sayang, ayo kita pulang aku sudah tidak sabar untuk membawamu kerumahku" Ujar sehun
"Ayokk" Jawab Irene. Setelah mendengar jawaban dari Irene, sehun menggenggam tangan sang kekasih dan berjalan menuju parkiran untuk melanjutkan perjalanan ke Mansion.
Setelah sampai di Mansion, tuan Park dan Nyonya Park Hee Ae, menyambut kedatangan sang calon menantunya.
"Irene, bagaimana kabarmu sayang?" Tanya Nyonya Hee Ae sembari melepas pelukan dengan Irene
"Baik Ma" Jawab Irene dengan senyum manisnya
"Irene sebaiknya kamu istirahat dulu saja ya sayang kamu terlihat capek" Potong sehun ketika Irene dan sang mamanya berbincang-bincang.
"Iya Irene, benar apa kata sehun, naiklah ke kamar istirahat dulu, maafkan mama malah mengajak kamu ngobrol" Ujar Nyonya Hee Ae.
"Iya Ma, tidak apa-apa kok malah Irene senang bisa ngobrol dengan mama" Jawab Irene
"So Hyun " Panggil Sehun. So Hyun yang sedang di dapur mendengar panggilan sang tuan segera menghampirinya.
"Iya Tuan" Jawab So Hyun
" Tolong antarkan Irene ke kamarnya dan siapkan apa yang ia butuhkan " Perintah Sehun.
"Baik Tuan, mari nona saya antar" Jawab So Hyun. Irene yang mendengar Jawaban So Hyu akhirnya mengikuti langkah perginya sang pelayan.
Setelah sampai di kamar Irene.
Irene sedikit membuat perbincangan dengan So Hyun
"Ekhm, apakah kamu benar pelayan di rumah ini? " Tanya Irene pada So Hyun
"Iya, nona" Jawab So Hyun dengan senyumannya. So Hyun sedang merapikan barang-barang Irene
" Siapa tadi namamu aku lupa? " Ucap Irene
"So Hyun, nona" Jawab So Hyun
"Bukankah terlalu muda bagimu untuk menjadi pelayan, kenapa kamu memilih pekerjaan ini, cobalah keluar untuk menikmati kebebasan di luar sana" Ucap Irene dengan nada yang agak sarkas
" Saya sangat bersyukur sudah mendapatkan pekerjaan ini nona, karena mencari pekerjaan diluar sana sangatlah sulit" Jawab So Hyun dengan hati-hati
"Baiklah sekarang tugasmu siapkan aku keperluan mandi jangan lupa siapkan juga Wavertree and London Havana Scented Soy Candle"perintah Irene
" Baik Nona, saya akan siapkan" Jawab So Hyun.
Diruang tamu
Ada tuan Park yang sedang sibuk dengan laptopnya, dan sehun dengan sang mama asik perbincangan untuk membahas persiapan pernikahan.
Saat perbincangan berlangsung atensi sang mama mengarah ke tangga melihat So Hyun sedang turun dan berjalan ke arah ruang perlengkapan.
"Sehun, bagaimana So Hyun? " Tanya sang Mama.Sehun tidak mengerti kenapa mamanya tiba-tiba menanyakan tentang So Hyun disaat dia sedang membahas acara pernikahannya dengan Irene.
" Maksud mama? " Tanya sehun dengan bingung
"Ehm, maksud mama, bagaimana pekerjaan So Hyun apakah dia melakukan pekerjaan dengan baik? " Jawab sang mama
"Baik ma, aku akui dia sungguh cekatan, walaupun sedikit ceroboh" Jawab sehun dengan sedikit mengungkit kecerobohan so hyun di taman belakang 😂
"Gadis itu cantik, jika saja dia menjadi keluarga kita mama akan sangat menyayanginya" Ucap sang mama tanpa sadar, ia tiba-tiba mengucapkan hal seperti itu. Ucapannya membuat kedua orang ( sehun dan tuan park) bingung.
"Ma, kenapa mama berbicara seperti itu ketika kita sedang membahas hal pernikahanku" Tanya sehun
"Sehun nak, mungkin maksud mama ingin punya anak perempuan ya kan ma. " Ucap sang tuan Park untuk menengahi perbincangan sehun dan mamanya.
"Sehun, maaf mama tidak bermaksud seperti itu, mama hanya iyaa seandainya punya anak perempuan ituu" Jawab mama dengan gugup, ia juga bingung kenapa tiba-tiba membahas So Hyun
"Baik ma pa, Sehun ke atas dulu" Jawab sehun meninggalkan kedua orang tua nya.
"Ma, apa yang sedang kamu pikiran kenapa tiba-tiba berbicara seperti itu?" Tanya sang suami
" Pa, maaf mama tadi sedang melihat So Hyun jadi tanpa sadar mama berbicara seperti itu, mama terlalu larut dalam memperhatikan dia sedang bekerja tadi" Jawab sang istri
"Sudahlah ma ayo ke atas temanin papa ke ruang kerja" Ujar sang suami
"Baik pa" Jawab sang istri
Akankah ucapan dari sang mama ( Nyonya Hee Ae) akan terjadi??.
Entah kenapa kata-kata itu keluar dari bibir sang Nyonya secara tiba-tiba mungkinkah takdir akan membawa mereka menjadi keluarga ???Segini dulu ya readerss maaf ceritanya agak kurang bagus dan berantakan.
Semoga kalian terhibur🤗
Jangan lupa vote dan komen ya buat semangatin author biar rajin updatenya hehehe.Saranghae nunbit🥰🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection of Love
RomanceAku mencintainya bukan karena pesona raganya. Aku sadar bahwa aku jauh dari kata sempurna untuk berdamping dengannya. Setiap cinta yang lahir akan menumbuhkan banyak cinta pula. Aku bahagia karena bisa berkorban dan melayani dia sepanjang hayatku de...