1.Zivana Amora Jhonson

902 21 2
                                    

"Kita lanjut besok." teriak seorang gadis, yang terus diseret oleh dua temannya.

"Gue tunggu." jawab seorang pemuda tampan.

"Udah Mor, lo udah babak belur juga, sampai bonyok lo tau bisa habis lo bukan cuma lo gue juga ikut kena imbasnya." omel seorang gadis.

"Udah babe nggak lihat lo ada polisi." ucap seorang pemuda.

"Biasa nya juga ada polisi. " ketus Mora, Zivana Amora Jhonson, seorang gadis SMA yang mempunyai perkumpulan geng motor, Mora adalah pemimpin geng Black Eagles, dimana memiliki sekitar 355 anggota dan memiliki 3 anggota inti.

Mora memiliki wajah yang cantik, bulu mata yang lentik, bibir pink alami, hidung mancung. Rambut hitam panjangnya ter kuncir tinggi. Tinggi badan yang cukup tinggi, badan yang langsing dan juga kulit putih seperti Idol korea.

Mora merupakan anak tunggal dari pasangan Clara Arabelle Jhonson, wanita yang sudah menginjak kepala tiga ini sangat cantik, memiliki sifat yang lembut tapi juga tegas, Clara adalah Bunda Mora.

Shaka Rivaldi Jhonson, seorang pria tampan yang memiliki bisnis dimana-mana, pem bisnis yang sukses, Shaka merupakan Ayah Mora.

"Lo nggak takut motor di sita lagi." tanya seorang gadis, yang terus berlari ke motornya.

Zhavira Jesslyne Ajendra, atau Vira yang merupakan sahabat Mora dan anggota inti Black Eagles.

"Gue jamin kali ini bukan disita doang, pasti lebih parah." ucap Rizky, sahabat cowok Mora, Rizky Febian Aswara cowok tampan yang selalu menjadi garda terdepan untuk Mora dan Vira, karena dia cowok sendiri.

"Lo ngedoain gue jelek." tanya Mora, setelah menaikan motornya.

"Kagak elah." elak Rizky.

"Gue duluan." teriak Mora, kepada semua anggota nya yang ada disana.

"Hati-hati Bos." teriak mereka.

Mora langsung menancap gas meninggalkan lapangan tempat mereka tawuran.

#

Setelah 15 menit lamanya, Mora sudah berada dihalaman rumah mewah bergaya Eropa, rumah dengan gerbang tinggi didepannya, halaman luas yang terdapat taman kecil, rumah dominan berwarna putih membuat rumah Mora terlihat mewah, dengan lampu kristas yang tergantung diteras rumah.

Mora berjalan masuk kedalam rumah, dengan memutar-mutar kunci motornya.

"Mora." teriak seorang wanita, Mora yang belum melihat nya sudah hafal siapa yang sudah teriak.

"Nggak usah teriak Nda, Mora juga denger." ucap Mora.

"Kamu ini anak gadis bukannya belajar, malah tawuran." sudah bisa ditebak bahwa bunda tersayangnya sudah tau, bahwa dirinya tawuran.

"Bunda aku nggak perlu belajar juga udah pinter." kenyataan memang bahwa Mora memang memiliki otak yang pintar, tapi disayang karena dia selalu membuat masalah.

"Kamu siap-siap, jam 7 nanti kamu ikut Bunda sama Ayah." ucap Bunda Clara.

"Mora nggak mau ikut Nda, biasanya juga Mora nggak ikut Mora mau istirahat dulu." ucap Mora, sambil mencium pipi sangat Bunda.

"Kali ini Bunda tidak ada penolakan, Ayah mu sudah ada dimeja makan dan silahkan temui." tegas Bunda Clara dan meninggalkan Mora.

Mora mengikuti sangat Bunda, sampai di mana Mora melihat sang Ayah yang sedang bermain ponsel.

"Yah," panggil Mora dan mendekati Ayahnya.

"Udah pulang." tanya Ayah Shaka, dengan menatap sang putri.

"Udah Yah barusan." ucap Mora.

"Kamu istirahat dulu." titah sang Ayah.

"Mandi dan siap-siap." tambah sang Bunda.

"Aduh Yah,Nda Mora capek, mengen tidur nggak usah ajak Mora ya." ucap Mora.

"Sekarang." tegas sang Ayah, dengan berat hati Mora berjalan menaiki tangga, karena rumahnya berlantai dua dan kamarnya berada dilantai dua.

Mora memasasuki kamar nya, yang tidak mencerminkan seorang gadis, cat tembok abu-abu, juga terdapat ranjang, yang disebelah nya terdapat nakas, juga ada meja belajar, terdapat pintu kaca menuju balkon.

Mata Mora melihat satu gaun hitam yang ada di atas ranjang dan juga sepasang high heels hitam.

"Gaun?." tanya Mora, dengan menenteng Gaun hitam nya.

"Harus banget pakek ginian." tanya Mora entah pada siapa.

"Ndaaa." teriak Mora.

"Mora nggak usah teriak." teriak Bunda Clara.

"Katanya nggak usah teriak, tapi apa Bunda juga ikut teriak." dumel Mora.

"Ae lah, males banget gue tidur aja mending." ucap Mora, dan menidurkan tubuhnya diatas kasur empuknya.

Waktu terus berputar sampai dimana waktu sudah menunjukkan setengah 7 malam.

Di luar kamar Mora sudah ada Bunda Clara yang sudah teriak-teriak memanggil nama sang putri.

"Mora." teriak Bunda Clara.

"Zivana Amora Jhonson."

Sedangkan orang yang dari tadi di panggil tidak ada niatan sama sekali untuk membuka pintu, atau menyahut sekalipun. Tak lama pintu terbuka yang ternyata Bunda Clara membuka menggunakan kunci cadangan.

"Astagfirullah anak ini." Bunda Clara mendekati ranjang sang putri, dan teriak memanggil nama Mora tepat ditelinga nya.

"Bunda." pekik Mora.

"Mandi dan turun, bunda tunggu 15 menit jangan lupa make-up." ucap Bunda Clara.

"Nggak ada tidur-tiduran." sambung nya karena melihat Mora hampir merebahkan tubuhnya di kasur.

"Nggak usah tarik tarik juga Nda." ucap Mora, saat sudah sampai dikamar mandi.

"Bunda tunggu di bawah." ucap Bunda Clara, dari luar pintu kamar mandi.

Mora menyelesaikan rutinitas mandinya selama 10 menit, Mora keluar dengan rambut basah karena dirinya mencuci rambutnya.

Setelah memakai dress yang sudah di siap kan oleh sang bunda, Mora mengeringkan rambutnya dengan hahdayr, mengoleskan lipbalm supaya terlihat segar dan tidak pucat.

Setelah nya Mora memakai hing heels hitam nya, yang lumayan tinggi tapi tapi tidak tinggi amat dengan pengait di pergelangan kaki nya.

Mora berjalan menuruni tangga bak putri kerajaan, dengan dress hitam selutut dan lengan pendek, rambut panjangnya yang dia kuncir bagian atasnya dan bawah yang dia gerai menambah kecantikan dalam dirinya.

"Sayang kamu cantik banget." puji sang Bunda, dengan mendekati Mora.

"Putri Ayah selalu cantik." tambah Ayah Shaka.

"Ayo Katanya udah telat." ucap Mora dengan muka masam nya, tidak ada senyum tipis pun saat dipuji.

"Putri Ayah sudah tidak sabar." goda sang Ayah.

"Kamu ini udah anggun sifatnya sama aja, disana jangan lupa jaga sifat mu." ucap Bunda Clara.

Mereka berjalan keluar rumah, sesampainya di luar sudah terlihat mobil mewah berwarna hitam yang akan digunakan mereka.

#

Setelah 20 menit lamanya dijalan, mereka sudah sampai di sebuah restoran yang ramai.

Kedua orang tua Mora berjalan didepan, sedangkan Mora dibelakang dengan memainkan handphone nya.

Sampai dia tidak sadar bahwa orang tua nya sudah memasuki ruang VIP.

"Aduh sorry gue, Lo." pekik Mora saat dirinya menabrak seseorang orang yang membuat mood nya tambah hancur sedangkan yang ditabrak hanya menaikan sebelah alisnya,muka Mora sudah menahan kekesalan.

Musuh Atau SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang