Hai guys, im back
Jangan lupa komen dan vote
Enjoy.
****
Pavel kini tengah terduduk di kantin, menikmati semangkok mie ayam yang baru saja ia pesan.
Pavel kini sedang berada di belakang sekolah, ya ia kali ini tidak mengikuti pelajaran yang mana harusnya ia ikuti dan lebih memilih makan di kantin belakang gedung sekolahnya.
Alasannya tentu saja lebih murah dan juga bisa makan dengan tenang, karna belakangan ini kemabapun pavel pergi pasti akan ada aja manusia manusia yang akan membicarakan nya.
Pavel sendiri sebenarnya tidak begitu perduli, karna apa aja yang di lakukan manusia pasti akan ada aja manusia yang berkomentar.
Saat ia sedang asik menikmati makanannya tiba tiba ada beberapa siswa yang berjalan ke arah kedai mie ayam yang kini ia pesan.
"Bu, mie ayam dong mau 5" kata siswa itu.
Pavel sibuk memakan mie ayam itu tanpa memeprdulikan siswa siswa itu.
"Kanu kan yang kemaren beli belum bayar? Saya inget kok muka kamu"
"Buset dan nanti juga saya bayar, bikin in dulu 5. Nanti saya bayar" kata siswa itu.
"Kamu minggu lalu juga bilang gitu. Gak bisa, saya kan jualan buat balikin modal, buat muterin uang. Kalo kamu gak bayar gimana saya belanja buat muterin uang lagi?"
"Halag bacot ah, masih mending ada yang beli." Katanya menendang bangku di sana membuat sang penjaga warung itu terkejut.
"Sama orang tua jangan kurang ajar ya-' kata sang penjaga warung yang menunjuk pada laki laki itu.
"DIH songong bgt tangan lu nunjuk nunjuk gitu ke temen gue" kata salah satu temennya yang menyahut
Sang laki laki yang di tunjuk itu merasa tersinggung
Cih.
Ia meludah di depan kedai itu.
"Kurang ajar ya kamu. Saya aduin ke guru kamy ya!" Kata sang penjaga kedai.
Pavel yang mendengar ribut ribut itu beberapa kali melihat ke arah mereka .
"Aduin sono!!" Tantangnya yang kini mengangkat bangku itu dan melemparkan bangku pelastik itu pada kedai tersebut membuat pemilik kedai
Itu terkejut bukan main karna bangku itu hampir saja mengenai sang ibu ituPavel yang melihat itu hendak berdiri menghampiri namun terhenti saat mendengar bangku kembali di lempar, namun bukan oleh anak anak pembuat onar itu melainkan sosok laki laki yang baru saja datang dan melemparkan bangku pelastik itu hingga mengenai punggung laki laki yang tengah marah itu.
Ke 4 teman siswa itu membelalak matanya saat melihat temannya di lempar bangku.
Sementara itu pavel melihat sosok yang baru saja melemparkan bangku itu pada sang pembuat onar itu. Pavel melihat sosok laki laki itu yang seperti tak memiliki rasa takut.
Dengan tangan yang kini ia masukan ke kantong celannaya, ia berjalan dengan percaya diri ke arah 5 siswa itu. Persis seperti saat laki laki itu datang saat ia bertengkar dengan sean.
Ya laki laki itu tidak lain dan tidak bukan merupakan pooh.
Pavel kembali duduk dan memperhatikan mereka tanpa ikut campur.
"BAJINGAN!!" Teriak laki laki itu yang mengepalkan tangannya dengan kencang.
Pooh sama sekali tidak bergeming, ia justru berjalan mendekat. Pavel memeperhatikan dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BELOVED ENEMY
FanfictionPAVEL NARET Siswa yang cukup di kagumi di sekolah, karena prestasi dan ketampanannya. Sekolah merupakan istananya, dengan dia sebagai rajanya, Namun apa yang terjadi jika semua itu hilang? Berita tentang sang ayah yang merupakan nara pidana tersebar...