Lampu kamar sudah dimatikan, hanya terdengar suara hujan yang masih menemani dua pria yang berada didalam satu selimut yang sama.
'Meski mengantuk tetapi tubuh ini enggan beranjak ke alam mimpi, bagaimana bisa ku terlelap jika dibelakang punggungku merupakan orang yang telah membolak balikan hidupku'
kupaksakan mata ini untuk tetap berpura-pura untuk tertutup.
"In guk- sudah tidur?" Sedikit tersentak oleh suara Jaehyun.
"Hnn sudah tidur.." jawab ku mencoba untuk terdengar biasa saja.
"Bagaimana orang yang sudah tertidur dapat menjawab panggilan ku?" Jaehyun tertawa kecil.
"Jika kau masih berbicara kau akan ku usir dari sini- jadi diam dan tidur.."
"Baik pak, saya mengerti.." balas Jaehyun terdengar seperti membalas keatasannya saat di asrama militer.
...
"In guk, izinkan aku mengatakan sesuatu sebelum tertidur- sedikit saja.."
Sebelumku akan mengeluarkan kata-kata protes agar Jaehyun segera tidur.
"Terimakasih... kau masih ada 'disini' dan sehat, ku sangat bersyukur akan hal itu".
"Selamat tidur- In guk". Jaehyun menaikan selimut bagian ku dan selimut bagiannya.
'Jaehyun sialan, apa maksud kata-katamu? tidakkah kau tahu bagaimana rasanya hidupku yang sudah kujalani karenamu'
'Ingin sekali ke berteriak didepan wajahmu saat ini- jika hati ku hancur remuk- jika jantung ini sesak dan sulit bernapas'
Namun kata-kata itu tak dapat tersampaikan, hanya tersalurkan menjadi tatapan kosong pada mata In guk.Suara hujan, guntur dan detak jantung In guk yang tak beratur menjadi irama malam ini.
Tak lama- terdengar suara napas yang beraturan dari orang yang berada dipunggung In guk. Ya- seorang Ahn Jaehyun sudah tertidur pulas.
In guk memutar kepalanya untuk melihat wajah tertidur Jaehyun- ia melihat wajah itu, wajah yang tak pernah bisa ia lupakan walaupun ia mencoba berbagai cara.
Mengapa galaksi selalu membawa mu kembali kepadaku walapun disaat ku sedang berusaha melupakanmu.
'Jaehyun jika seperti ini- bagaimana bisa ku melepaskanmu... '
In guk mengamati wajah Jaehyun dengan rinci, tak ada yang berubah dari wajahnya- wajah tampan dan polos masih sama dengan wajah cinta pertamanya belasan tahun yang lalu. In guk membalikan tubuhnya menghadap kearah langit-langit kamarnya- pikirannya melambung jauh kemasa lalu... Masa dimana ia bertemu pertama kali dengan cinta pertamanya- Ahn Jaehyun.<Flashback>
In guk memasang dasi sambil memakan sarapan dimeja makan. Jam dinding sudang menunjukan jika ia sudah telat untuk datang kesekolah.
"Sudah ku bilang jika minggu ini aku tidak ada waktu untuk mengurusi In guk, aku ada urusan yang harus ku kerjakan" terdengar suara dua orang sedang berdebat diruang sebelah.
"Kau pikir hanya kau yang punya urusan? Mengapa kau sangat egois- seakan-akan dia hanya anakku seorang, ini sangat membebaniku.." lalu terdengar suara bantingan dan pecah belah.
In guk tetap memakan sarapan dan memasang dasinya, sama sekali tidak menunjukan wajah terkejut atau sedih- seakan hal itu sudah menjadi suatu kebiasaan. Ia bangkit dari tempat duduk dan meraih ransel hitamnya.
"Aku berangkat..." ucapnya tidak terlalu kencang dan meninggalkan rumah.
Jam pertama pelajaran sudah dimulai dan In guk baru sampai didepan gerbang sekolah yang sudah ditutup rapat.

KAMU SEDANG MEMBACA
No Sad Song For My Brokenheart Story
Fiksi Penggemar'Dingin...' kutatap langit diatasku yang menurunkan hujan. 'Ku mohon- redakan lah 'walaupun sedikit' rasa sakit yang kurasakan'. 'Aku lelah...' Cover from https://in.pinterest.com/pin/28569778879042004/