Caine mengigit kuku ibu jarinya cemas, dia mondar mandir di kamar milik pria yang menculiknya itu, jangan heran kenapa dia menyebut 'pria' karena dia tidak tau nama pria itu siapa.Lagian caine tak mau tau dan tak mau cari tau.
Dia bodo amat, lagian itu tak penting. Mau pria itu bangsawan yang lebih tinggi atau lebih rendah darinya, dia TIDAK PEDULI."Si penculik itu tidak akan benar benar menglengserkan raja kan?". Tanya caine entah pada siapa.
"AISH, TERSERAH. MAU DIA LENGSERKAN ATAU TIDAK ITU URUSANNYA". Teriak caine frustasi, untuk kamar ini sudah diberikan sihir kedap oleh caine.
Tak lama suara ketukan pintu terdengar, caine menghilangkan sihir kedapnya dan menyaut.
"Ada apa!?". Caine berujar sedikit keras.
"Maaf menganggu tuanku, tuan besar menyuruh anda untuk turun karena putra mahkota sedang berkunjung". Suara pelayan terdengar, caine melotot horor.
Putra mahkota!!!
Apakah penculik itu sudah ketahuan untuk mengkudeta?
Caine segera merapikan pakaiannya dan keluar dari kamar, pelayan mengikuti dibelakangnya. Dengan jantung berdebar dia turun kebawah dan melihat putra mahkota dan juga seorang wanita cantik.
Putri mahkota disini juga!!!!?.
"Salam untuk pasangan matahari luxia". Caine memberi salam pada keduanya, putra mahkota mengangkat tangannya dan membalas salam caine.
"Salam juga untuk putra viscount luxia". Putra mahkota tersenyum, begitu pula sang putri.
Caine meneguk ludahnya, tatapannya menatap wajah rion yang menampilkan tatapan datar.
Dia ketahuan.
Caine memberikan cengiran ke arah rion, kemudian dia ikut duduk di kursi yang sama dengan rion, dia sedikit bergeser menjaga jarak dari rion.
"Pedagang biasa ini telah menjadi bangsawan ke empat". Suara rion terdengar datar.
"Apa pentingnya coba". Lirih caine, tapi rion masih dapat mendengarnya.
Rion menatap caine dengan mulut terbuka ingin menggucapkan sesuatu.
"Kenapa putra viscount ada disini?". Putra mahkota yang bernama Riji Cassanova menengahi keduanya.
"Ah, pria ini menculikku". Caine menunjuk ke arah rion yang sekarang menatapnya horor.
"Itu bukan penculikan". Ujar rion dengan tatapan melotot kearah caine.
Caine membalas tatapan rion dengan wajah kesal.
"Mengejar seseorang tengah malam, membuatnya pingsan, membawanya pergi dan menggurungnya dirumah itu namanya bukan penculikan ha????!"."Yak, itu karena kamu lari". Rion tak mau kalah keduanya melupakan bahwa masih ada 2 pasang mata yang menonton mereka.
"Ekhem". Riji berdehem, caine dan rion langsung menghentikan acara berdebat mereka.
"Maaf yang mulia". Ujar keduanya bersamaan.
"Tidak apa apa, kita akan langsung ke pembahasan". Riji memperbaiki duduknya.
.
.
Caine menopang dagunya dengan tatapan bosan, tangannya sibuk melempar kerikil kedalam danau, dia tadi disuruh oleh rion untuk berkeliling mansion sedangkan rion sendiri masih didalam sedang membahas sesuatu dengan putra mahkota.
"Jika diingat lagi, yang tertulis dibuku waktu itu adalah masa rut/heat di dunia ini hanya datang saat waktu tertentu saja. Hais, masalahnya saat heat harus dituntaskan bersama mate kan? Ogah, gk mau ih". Dumel caine, tanpa menyadari seseorang tengah berdiri di belakangnya.
"Sedang apa?". Sebuah suara mrmbuat caine tersentak, dia menoleh kebelakang dan mendapati putri mahkota sedang berdiri dengan senyuman khasnya, sang putri menggunakan baju bangsawan khas Luxia membuatnya semakin terlihat cantik.
"Ah, salam putri". Caine bangkit dan memberi hormat pada sang putri.
Putri mahkota kerajaan luxia bernama Selia Aisnith, gadis tercantik di negara luxia, ekhemm salah.
"Tak perlu terlalu formal, panggil saja aku selia saat hanya berdua". Selia menghampiri caine dan ikut duduk dibangku sebelah caine.
"Ah- tapi itu tidak sopan". Caine meringis didalam hatinya.
"Tidak apa apa, Rion saja memanggil kami nama saat hanya bertiga saja". Selia mencoba meyakinkan caine.
"Ah baiklah, selia".
"Oh ya, ada hubungan apa kamu dan rion?". Selia menatap caine penasaran, seketika caine terdiam. Apakah harus diberi tau?.
"Kami mate". Ujar caine ragu.
"Ah, akhirnya dia menemukan matenya hahaha". Selia tertawa kecil saat tau akan itu.
Caine menatap selia bingung, membuat selia tersenyum.
"Lalu apakah kamu tau hirarkinya?". Selia kembali bertanya, membuat caine menggeleng dengan polos.
Selia mengerjap, caine belum tau? Ah, dia teringat perdebatan kedua orang itu tadi.
Diculik.
"Apakah kamu tau ENIGMA?". Selia memperbaiki duduknya, dia menatap caine dan caine pun mencoba mengingat apa itu enigma.
"Bukankah itu spesies langka? Hanya itu yang kutau". Ujar caine jujur.
"Enigma adalah alpha dari alpha, dia memiliki kedudukan tinggi diatas alpha dan lainnya. Saking langkanya enigma dia hampir bisa dibilang mitos, enigma bisa dibilang tahta tertinggi dari kekuatan, dia memiliki kekuatan yang bahkan mampu menghancurkan kekaisaran. Matenya adalah sigma, seorang pria alpha penyendiri, yang artinya mrmiliki jalannya sendiri dan memiliki ketenangan sendiri, sigma memang seorang alpha tapi dia juga seperti omega". Jelas selia, dia menatap ekspresi caine yang berubah ubah.
"Enigma? Sigma, alpha tapi omega? Jangan bilang--". Batin caine, dia membelalakkan matanya dan menatap selia dengan tatapan bergetar.
"Jangan bilang penculik itu---". Caine merasakan jantungnya berdengub cepat.
"Ya, enigma. Dan tentu saja, kamu pasti tau inti dari ini kan?". Selia menepuk bahu caine, kemudian berdiri dan melangkah masuk kembali ke dalam mansion.
Caine masih dalam keterkejutannya, sekarang dia benar benar amat sangat takut.
"Aku, aku harus pergi.". Gumam caine cemas.
Tbc.
Maaf kalau kurang bagus ya guys, soalnya susah banget nyusun cerita tentang enigna wkwkwkwk.
Kalo lama up, maklumin ya guys soalnya gk mungkin kan aku liat cerita punya orang🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐄 𝐍 𝐈 𝐆 𝐌 𝐀 |Rioncaine|
FantasyCaine bertransmigrasi kedalam tubuh seorang pemuda yang mana namanya sama dengan nama aslinya, setelah mengenali dunia yang ia tempati saat ini ternyata ia masuk dalam dunia omegavers. Mengetahui hal itu caine langsung mencari tau apa kedudukannya...