1

2.9K 430 8
                                    


Caine Chana memasuki sebuah dunia yang mana tak ia kenal, terlahir dengan tubuh baru yang memiliki nama depan yang sama, CAINE MORGAN . Awal kenapa ia bisa memasuki tubuh ini karena ia jatuh dari atas tebing saat dia tengah melarikan diri dari pembunuh yang dikirim oleh salah satu musuh ayahnya.

Beberapa hari lalu, saat caine membuka matanya . Ia langsung disambut dengan ruangan tidur dengan tema putih monokrom, membuat caine langsung bangun dari tidurnya. Dengan keraguan sejenak ia bertanya pada salah satu pekerja dirumahnya, pertanyaan itu dijawab yang mana membuat caine semakin bingung.

"Hey kau, siapa namaku?". Ujar caine setelah memberhentikan seorang wanita paruh baya.

Dengan keraguannya, wanita itu berujar patuh.
"Nama anda Caine Morgan, Anak dari Rubigan Morgan dan Noe Lavonte".

"Lalu dinegara mana ini?". Caine kembali bertanya, jantungan terasa berdengub karena gelisah.

"Ini berada di negara Luxia utara Tuanku". Pekerja itu menjawab kembali dengan sedikit mengeryit.

"Luxia utara?". Caine berujar terkejut, dia belum pernah mendengar nama negara itu.

"Ya tuanku, apakah ada yang bisa saya jawab kembali?". Wanita pekerja itu sedikit memberi caine bungkukan.

"Bagaimana dengan kedudukannya?". Tanya caine semakin ragu.

"Untuk Hirarki didunia ini dibagi beberapa hirarki, pertama Alpha, kedua beta dan ketiga Omega. Untuk alpha adalah yang mendominasi, omega yang didominasi dan beta adalah sebagian dari keduanya". Wanita itu memberikan satu buah apel pada caine, caine menerima apel itu. Caine dapat menebak bahwa dia telah masuk kedalam dunia omegavers.

"Lalu jenis hirarkiku apa?".

"Anda adalah Alpha dominan". Wanita itu tersenyum, apakah tuan mudanya telah membenturkan kepalanya hingga membuatnya lupa segala hal?.

Caine menghela nafas lega, dengan segera ia mengelus dadanya.
"Syukurlah".

"Baiklah tuanku, saya izin undur ke dapur". Wanita itu membungkuk sejenak, caine mengangguk pelan.

Setelah hari itu caine menghabiskan diri untuk mengenal lingkungan sekitar dan tentang tubuh yang ia tempati.

.

.

Caine menutup buku yang ia baca, huft haruskah ia mulai berkeliling diluar sana?.

Caine berdiri kemudian keluar dari kamarnya, turun kelantai bawah sambil mengenggam satu buku coklat.

Negara kali ini yang ia masuki adalah negara yang masih memiliki darah kebangsawanan yang kental, walaupun keluarga morgan hanya menjadi Viscount tapi cukup dikenal oleh masyarakat sekitar. Walaupun keluarga Viscount terkenal dingin, tapi mereka memiliki jiwa pemimpin yang memikirkan rakyatnya.

Negara luxia dibagi menjadi beberapa wilayah,Wilayah ibukota ,wilayah duke, wilayah marquess, Wilayah Earl, wilayah Viscount dan wilayah baron.

Caine mengambil sebuah jubah hitam, menggunakannya dan memakai tudung jubah itu.

"Mau kemana nak?". Seorang wanita cantik menghampirinya, ibu dari tubuh yang ia tempati.

Caine menatap noe.
"Aku akan keluar,membeli sesuatu".

Noe mengeryit bingung, menatap tampilan anaknya dari atas kebawah dan mendapati bahwa anaknya tengah memegang sebuah buku.

"Ingin keluar dengan membawa buku?".

Caine mengangkat tangannya dan menatap bahwa dia tengah memegang buku yang dia baca tadi.

"Ya, aku ingin membacanya". Caine melangkah kearah pintu, noe menggelengkan kepalanya.

"Hati hati dijalan".

.

Setelah menginjakan kakinya diluar gerbang, caine mengunci gelenjar feromonnya, kemudian menghilangkan aura keberadaannya.

Caine telah sampai di ibu kota dengan mengunakan kertas transportasi, saat sampai dia di sambut dengan ibukota yang amat ramai.

Dibalik tudungnya caine tersenyum, ternyata seindah ini ibukota luxia. Melangkahkan kakinya menyusuri jalan, sampai dia menemukan satu pedagang yang memiliki jualan giok. Caine menuju kearah pedagang itu dan mulai memilah giok itu.

Tangan caine berhenti di salah satu giok, memiliki warna ruby yang indah, dan memiliki ukiran yang cantik.

"Berapa harganya?". Caine bertanya, menunjuk giok itu.

"20 koin perak, ini adalah giok dengan kualitas sedang tuan". Pedagang itu mengangkat harga.

Caine memberikan satu keping koin emas membuat pedagang itu berbinar.

"Ambil saja". Setelah mengucapkan itu caine kembali melanjutkan jalannya dengan giok ruby yang telah ia gantung di pinggangnya.

Caine berpapasan dengan seseorang, membuatnya langsung terhenti dan berbalik. Menatap punggung dua pria yang tengah berjalan dengan elegan.

"Woody mint, aromanya sangat terasa elegan, tegas dan misterius. Sangat menenangkan". Caine bergumam sebentar, kemudian kembali melanjutkan jalannya.

Sedangkan untuk kedua orang yang ditatap caine tadi tengah berbincang sesuatu.

"Gin, apa kamu mencium aroma cendana?". Pria berambut ungu bertanya dengan suara dinginnya.

"Huh? Tidak, memangnya dimana kamu mencium aroma itu?". Pria bernama gin itu menyaut dengan bingung.

"Hanya sesaat, Aura keberadaannya tidak bisa kutemukan".

"Sudahlah, mungkin itu halusinasimu saja. Ayo ke kedai teh". Gin menarik pria itu untuk mengikutinya.

"Cendana dan sedikit aroma rose, sangat lembut". Pria itu membatin dengan senyum tipisnya.

Tbc.

TESSSS OMBAKKKK

𝐄 𝐍 𝐈 𝐆 𝐌 𝐀      |Rioncaine|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang