5

1.8K 398 21
                                    

Caine dan rion berjalan beriringan menuju ke suatu tempat, caine menatap sekeliling dengan pandangan kagum, rion terkekeh kecil melihat itu.

"Apakah kamu suka?". Tanya rion memecahkan kekaguman caine.

Caine mendengus kecil, dia melangkah ke depan rion dan berjalan mundur karena dia tengah menatap  rion, Rion memperhatikan setiap langkah caine.

"Hey, kenapa kamu menyembunyikan hirarkimu?". Tanya caine penasaran.

Rion menatap netra emas itu dan tersenyum.
"Karena belum saatnya orang orang tau siapa aku".

"Aku pernah mendengar sebuah cerita legenda tentang sebuah hirarki paling tinggi setelah alpha". Ujar caine tiba tiba membuat mata rion sekilas menyala.

"Apa itu?". Tanya rion dengan senyumannya.

Caine mengangguk, dia berbalik dengan kedua tangan mengait dipinggang.
" Enigma , sebuah mitos dalam werewolf yang mana sangat langka bahkan termasuk legenda, hirarki tinggi yang paling kuat di dunia ini, kehadirannya bisa dibilang termasuk keberuntungan dan kehancuran. Sedangkan matenya adalah Sigma , Hirarki Alpha yang dapat menjadi omega, tapi dialah kehancuran yang sesungguhnya". Ujar caine sambil menatap kedepan dengan kosong.

Rion menatap punggung caine dengan netra yang telah berubah menjadi ungu gelap, dia menampilkan seringainya.

"Lalu apa yang dapat diambil dari itu?". Tanya rion dengan suara dalamnya.

Caine tersenyum tipis.
"Jikapun kamu adalah Enigma , Sebuah takdir tetap ada pada Urutan bintang. Jadi, sekeras apapun mengubah takdir maka kehancuran tetap akan ada".

Rion tertegun mendengar itu, dia menghentikan langkahnya begitu pula caine tapi dia tak berbalik.

"Rasi bintang membentuk 7 pola, yang mana pola ke 5 telah memudar. Seharusnya sekarang kamu belum dapat melakukan Claiming karena bulan purnama telah lewat, maka kamu harus melakukan itu pada bulan purnama mendatang...".

"..Luxia adalah benua/negara bebas yang mana seseorang dapat menolak atau menghapus seorang mate , tapi itu tidak dapat dilakukan oleh sepasang takdir yang di ikat oleh rasi bintang yang berarti pasangan itu adalah anugerah moon goddess". Ujar caine, dia telah membaca buku yang dia bawa dari kediaman morgan sebelumnya.

Rion, menggepalkan tangannya dan terlihat ada kilatan petir keluar dari kepalan itu.
"Apakah kamu berniat melakukan kedua hal itu? , jika iya maka harusnya kematianlah yang menunggu".

Caine tertawa kecil, dia berbalik dan menatap rion.
"Memangnya siapa yang ingin menyia nyiakan anugerah moon goddess?".

Rion kembali tertegun, dia melihat tawa caine. Tawa itu hanya untuknya seorang dan tidak boleh ada yang melihatnya selain dia.

"Huft baiklah,  mari kita lanjutkan perjalanan". Rion melangkah kearah caime, mengenggam telapak tangan itu dan menggandengnya untuk melangkah.

Caine menghela nafas, dia telah memilih untuk mengikuti takdirnya sendiri, mungkin inilah tujuan yang sebenarnya kenapa dia bisa sampai di dunia ini.

"Caine morgan, anak dari viscount rubigan morgan dan viscountess noe lavonte, apakah kamu tau siapa aku?". Ujar rion, dia menatap caine yang berada disampignya.

"Tidak, dan aku  tidak berniat untuk cari tau. Dari pada itu aku lebih ingin tau apa hubunganmu dengan kekaisaran?".

Rion terkekeh kecil saat mendengar ujaran dan pertanyaan dari caine.

"Kaisar adalah Kakak dari Ayahku yang mana aku adalah sepupu dari putra mahkota". Ujar riom, caine mengangguk.

"Pantas saja kamu langsung setuju saat ku bilang lengserkan kaisar". Cemoh caine membuat rion tertawa keras.

"Apapun untukmu".

Caine berdecak saat dia mendengar ucapan rion.
"Sok sekali". Gumamnya.

.

.

Di sebuah kastil tepatnya di atas gunung tertinggi luxia, seorang pria tua dengan rambut putih serta jengot panjangnya menatap bola cahaya didepannya dengan gelengan pelan.

"Sebuah pertemuan akan ada perpisahan, dan sebuah perpisahan pasti akan ada pertemuan."

.

.

"Wah  wah  wah , siapa yang kali ini dibawa oleh kakak tertua huh?". Sebuah suara besar yang dibawa oleh angin terdengar.

Caine menatap seorang pemuda bersurai Blonde dengan pakaian bangsawan luxia berwarna putih dan tengah memegang kipas bergambar pohon bambu. 

Pemuda itu menatap caine yang berada disamping rion dengan tatapan menilai membuat rion segera menghalangi pandangan orang itu.

"Hentikan tatapanmu itu". Geram Rion, membuat caine menatap punggung lebar itu dengan kerjapannya.

Pemuda itu menghalangi wajahnya dengan kipas dan tertawa keras.

"Aiyo kakakku, bukankah sebuah keindahan harus dibagi huh? Jangan terlalu pelit dengan adikmu ini". Ujar pemuda itu, rion mendengus pupil matanya berubah menjadi ungu gelap yang mana membuat pemuda itu segera terkekeh kosong.

"Aiyo, oke oke aku bercanda kakak". Pemuda itu segera membungkuk meminta maaf, rion menormalkan kembali pupil matanya.

"Enyah".

Pemuda itu tak mengubris ucapan rion, dia menatap rambut merah caine di balik bahu rion dan berujar.

"Kakak ipar, perkenalkan aku Jack Re Kenzo saudara ketiga pria didepanmu". Ujar  Jack  dengan suara tengilnya.

Rion kembali mengeram, Jack menatap kakaknya itu dengan decakan, poses sekali.

Caine yang tau bahwa rion tak ingin di memperlihatkan wajahnya, diapun berujar.

"Salam untuk saudara jack, aku caine morgan. Semoga kita bisa membangun persaudaraan erat dimasa depan". Caine memberi salam dibalik punggung rion.

Jack tertawa kecil, aiyo kakak iparnya sangat lembut.

"Tentu tentu, kamu telah menjadi saudara favoritku yang ba----".

Wush

"AAAAAA".

Suara pekikan jack terdengar saat dia merasakan sengatan listrik ditubuhnya, dia menatap ke arah kakaknya yang tengah mengangkat tangan sambil menunjuk kearahnya yang mana ada kilatan petir di ujur jari pria itu.

Bruk

"Ja-hat". Lirih jack sebelum dia kehilangan kesadarannya.

Rion menatap tubuh adiknya dengan desitan.
"Terlalu banyak bicara".

Tbc.

Maaf kalo gj.

300 vote next

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐄 𝐍 𝐈 𝐆 𝐌 𝐀      |Rioncaine|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang