Laut Berbisik 2

39 8 0
                                    

Sebelum sang kepala keluarga membuka pembicaraan "perkenalkan dia Tante Yuna Calon ibu kalian" Ucap Baskara

"Dan pernikahan kami akan di adakan minggu depan jadi Ayah harap kalian berperilaku sopan kepada Ibu Yuna"

"Iya ayah" lirih Haikal

Mahen hanya mengangguk

Selesai makan siang Haikal kembali ke kamar dia ingin mandi karena cuaca yang panas dan Mahen di ruang tamu karena dia bosan

Haikal melamun di kamar mandi "Bunda, Ayah mau nikah lagi, Haikal belum siap punya ibu pengganti Bunda semoga ibu yuna baik Bunda" lirih Haikal

Lalu Haikal berendam dia berendam hampir satu jam yang membuat bi imah heran biasa nya anak bungsu keluarga Baskara itu akan menemani nya ke taman belakang

"Mahen mana adik kamu kenapa dia tidak kemari apa dia sakit?" Tanya Yuna

"Mahen akan ke kamar nya" Mahen bangkit pergi ke kamar sang adik

"Haikal!kal! " mahen tak melihat Haikal

Dia melihat ke kamar mandi "Haikal! Kal! Tuli ya lo! Haikal!!" Mahen memanggil manggil Haikal namun tak ada sahutan dari anak itu

Brak!

Mahen membuka paksa pintu itu mata nya terbuka lebar melihat sang adik ingin melakukan percobaan bunuh diri "Haikal! Heh! Lo gila! Lo bisa mati bego!" Ucap Mahen menarik Haikal keluar dari Bathtub

"Kal sadar! Haikal!" Mahen kemudian mengganti pakaian Haikal ke pakaian kering lalu menggendong nya Mahen bawa berbaring di atas ranjang nya

Mahen turun "bi imah! Ambilkan air hangat cepat!" Pekik Mahen

"Baik aden!" Bi imah segera mengambilkan air yang di minta sang tuan muda

"Ada apa Mahen?" Tanya Baskara

"Haikal pingsan di kamar mandi ayah" Ucap Mahen

Baskara dan Yuna segera naik ke kamar Haikal benar saja anak bungsu nya terlihat sangat pucat

Bi imah membawa air hangat itu

Mahen mengambilnya lalu mahen ambil handuk kecil ia taruh ke kaki Haikal yang sangat dingin seperti es

Yuna menggenggam erat tangan Haikal yang dingin dengan kedua tangan nya yuna harap anak manis itu bangun

"Eungh" Haikal perlahan membuka mata nya melihat seorang wanita yang akan menjadi calon ibu tiri nya itu menggenggam erat tangan nya dan sang kakak menyeka kaki nya yang dingin sedangkan sang Ayah menelfon dokter 

Pemandangan yang hangat namun Haikal merasa bersalah sudah merepotkan mereka bertiga termasuk bi imah

"Maaf" satu kata yang keluar dari mulut Haikal setelah beberapa menit pingsan

"Haikal haus? Haikal pusing? Ada yang sakit?" Tanya Yuna

Haikal menggeleng, Mahen tau sebenarnya adik nya itu masih asing melihat Yuna calon ibu mereka

"Maaf in Haikal" Ucap nya

"Haikal ngomong apa? Kenapa minta maaf?" Tanya Yuna

Dokter pun sampai lalu memeriksa Haikal yang anak itu memang imun nya jauh lebih lemah dari anak anak biasa nya

"Haikal jangan kecapean ya, obat nya di minum, jangan begadang, dan satu lagi Haikal jangan sering menangis mengerti" Ucap dokter pribadi keluarga nya itu

"Makasih om" Ucap Haikal

"Obat Haikal masih?"

"Masih,"

"Kalau habis Haikal bilang ya, biar Om dokter resepkan lagi" Ucap nya lembut

"Eung"

Yuna melihat Haikal sangat tulus ia seakan terikat dengan Haikal padahal ini pertemuan pertama nya dengan anak calon suami nya itu "mas, Haikal manis dia juga baik" Ucap Yuna

"Iya"

"Ayah Mahen keluar mengantar dokter sebentar"

"Iya mahen"

Setelah dokter pergi kini Yuna duduk di samping Haikal "Haikal tidur aja ya, istirahat" Ucap Yuna

"Iya" Haikal menutup mata nya perlahan

Mahen masih tak percaya apa yang dia lihat tadi adik nya hampir mati bunuh diri dengan menenggelamkan diri di bathtub jika dia tak segera menyelamatkan Haikal mungkin sudah beda cerita

TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mahen aslinya care kok sama adek nya cuman dia gengsi

Laut Berbisik (Haechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang