3. {Bimbang}

1.9K 12 0
                                    

HELLOO👋 
   
        SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE+FOLLOW YAA BIAR AKU SEMANGAT UPDATE-NYAA😚

                           HAPPY READING

Di sinilah Meiraa berada. Duduk di bangku taman dekat rumahnya.

Sepulang dari rumah sakit dia tidak langsung ke rumahnya tapi dia berdiam seorang diri di taman memikirkan cara dimana dia bisa mendapatkan uang sebesar itu untuk oprasi ayahnya.

Pikirannya sangat buntu sekarang dia tidak tau harus bagaimana. Mau minta bantuan ke keluarganya itu tidak mungkin mengingat dia yang tidak akrab dengan keluarganya sendiri. Lebih tepatnya saudara dari ayah dan ibunya lah yang tidak menyukainya. Mungkin di antara mereka bersaudara hanya ayah ibunya yang hidup melarat jadi mereka di asingkan.

Sudah beberapa kali Meiraa menghembuskan nafas beratnya. Dia bolak balik memeriksa m-banking nya menatap saldo yang benar benar menipis.

Dia bingung. apa harus menjual rumahnya? Tapi dimana dia akan tinggal. cuman rumah itu harta yang dia punya sekarang. Tapi dimana lagi dia mendapatkan uang. bahkan gajinya di cafe tidak mencapai umr.

"Meiraa? Kenapa kamu disini?"

"Kak meli? Aku cuman cari angin kak. Kakak baru pulang kerja?" Tanya Meiraa kepada tetangganya itu.

"Iya. Kakak boleh duduk di situ?"

"Silahkan kak"jawabnya dengan tersenyum manis.

"Kakak liat kamu dari jauh tadi kayaknya kamu sedang ada masalah. Ada apa Meii?" Meiraa tidak menjawab.

"Ayahmu baik baik aja kan?" Tanyanya lagi.

Meli cukup dekat dengan Meiraa selain karna mereka tetangga-an mereka juga sama sama hidup sendirian. Mereka juga sering saling bertukar cerita. Jadi  tak heran Meli tau apa yang menimpa tetangganya yang sudah dia anggap adiknya itu.

"Ayah makin drop kak. Dan kata dokter harus di operasi secepatnya" meiraa menunduk air matanya mulai menetes.

"Dokter bilang kalau ayah tidak di operasi ayah bisa meninggal. Aku ga mau ayah ninggalin aku. Aku bingung dimana aku harus nyari biaya operasi sebayak itu"

"Biaya operasinya berapa? Siapa tau kakak bisa bantu"

"168 juta kak" Meli kaget. Dia tidak punya uang sebanyak itu. Dia mengusap rambut Meiraa

" Maaf. Kakak ga punya uang sebanyak itu" meiraa menunduk lesu. Meli menatap dalam Meiraa

"Mmm Meii kakak punya solusi. Tapi kakak ga tau kamu bakal mau apa tidak. Tapi cuman cara ini supaya kamu bisa dapat uang secepatnya"

"Apa itu kak? Apa? Kasih tau aku. bisa bakal lakuin apapun itu"

Meli menghembuskan nafas lesu "Meii kamu masih virgin?" Meiraa terdiam kaku

"Kakak tau ini salah tapi sulit mencari apalagi  meminjam uang sebesar itu di zaman sekarang. Cuman satu malam Meii dan itu uangnya gede. Om Dimas bisa di oprasi secepatnya"

"Ta-tapi kak aku ga mau jadi wanit-"

"Cuman satu malam Meii. Demi om Dimas"

Meiraa Bimbang. Apakah dia harus melakukan hal itu? Tapi kalau tidak ayahnya bisa meninggalkannya.

"Kalau kamu mau, aku tanya bos. Dia bisa bantu kamu" Meiraa diam

Pekerjaan Meli memang seperti itu. Menjadi pelacur di club malam. Meiraa sudah tau karna Meli sendiri yang bilang kepadanya.

"Meii gapp. Ini cuman 1 malam. Setelah itu anggap semuanya ga terjadi apa apa"

"Apa harus kak?"

"Cuman itu solusi yang bisa kamu ambil. Ga ada cara lain"

Meli berdiri dia menyentuh bahu mungil Meiraa.

"Kamu pikirin dulu. Nanti kalau kamu setuju hubungin kakak. Kakak pulang dulu"

Meli berlalu dari sana. Sedangkan meiraa merenung bingung. Menghela nafas berat dan mengusap wajahnya gusar.

Meiraa meratapi nasibnya, kenapa hidupnya harus di persulit begini. Kenapa tidak ada tanda-tanda kebahagiaan di hidupnya.
Dia bangkit, pulang kerumahnya untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.

    JANGAN LUPA VOTE+FOLLOW ❤️
SEE❤️




MEIRAA [21+] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang