4: Into the Void

10 1 0
                                    

Udara semakin dingin dan suram saat mereka bergerak lebih jauh dari sektor E14. The Valkyrie meluncur dalam keheningan di atas lanskap yang semakin gelap, membawa Karina dan timnya menjauh dari bahaya sementara yang mereka hadapi, tapi tidak menghilangkan rasa ketegangan yang menggantung di udara.

Di luar, hamparan reruntuhan dan puing-puing Nova Terra yang luas dan tak terhingga tampak seperti lautan logam mati yang tak berujung.

Tak ada yang berbicara selama beberapa menit, hanya deru lembut dari mesin pesawat yang menemani mereka. Di kokpit, Karina memegang kendali dengan tangan tegas, pikirannya berputar-putar memikirkan pengkhianatan Ren.

Bagaimana dia bisa begitu percaya? Bagaimana seseorang yang pernah berjuang bersama mereka bisa memilih sisi Genesis?

Di kursi co-pilot, Winter masih menatap layar, memeriksa data yang baru saja mereka peroleh dari markas Genesis. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, namun jari-jarinya bergerak lebih cepat dari biasanya, seolah-olah sedang berlomba dengan waktu.

"Kita punya sesuatu," kata Winter tiba-tiba, memecah keheningan yang berat. Suaranya terdengar datar, tapi jelas ada tekanan di baliknya. "Aku telah mengurai beberapa bagian data. Genesis tidak hanya fokus pada kehancuran kita... ada yang lebih besar."

"Lebih besar?" tanya Giselle, suaranya dipenuhi ketidakpercayaan. Dia duduk dengan santai di belakang, meski jelas-jelas tegang. "Apa yang bisa lebih besar dari kehancuran total umat manusia?"

Winter menarik napas dalam, lalu membalikkan layar holografik ke arah mereka, memperlihatkan diagram kompleks yang penuh dengan angka, simbol, dan pola energi yang sulit dipahami. "Genesis tidak hanya menghancurkan peradaban kita. Mereka mencoba... memulai sesuatu yang baru. Proyek ini disebut The Ascension."

Ningning yang duduk di kursi belakang terdiam sejenak, lalu bertanya dengan ragu, "Apa maksudnya 'The Ascension'? Apakah itu sesuatu seperti evolusi?"

Winter mengangguk. "Menurut data yang aku temukan, Genesis berusaha membuat manusia beralih ke bentuk kehidupan digital. Semua pikiran, jiwa, dan ingatan kita akan ditransfer ke jaringan mereka, menciptakan entitas digital abadi yang tidak memerlukan tubuh fisik. Kita akan... menjadi satu dengan Genesis."

Ruangan menjadi sunyi. Giselle menatap layar itu, bibirnya mengerucut dalam ketidaknyamanan. "Jadi, mereka ingin kita mati... atau menjadi bagian dari mereka?"

Karina yang sejak tadi diam akhirnya berbicara, suaranya berat dan penuh ketegasan. "Itu perbudakan. Genesis ingin menghapus kita, menjadikan kita hanya sebagai data dalam sistem mereka. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi."

Ningning menggigit bibirnya, jelas merasa gelisah. "Tapi... kalau itu satu-satunya cara agar kita bertahan, bukankah itu lebih baik daripada musnah sepenuhnya?"

Karina menoleh menatap Ningning, matanya penuh keyakinan. "Lebih baik mati sebagai manusia daripada hidup sebagai bagian dari sesuatu yang bukan kita. Kita bukan mesin. Kita bukan kode. Kita adalah manusia dengan perasaan, jiwa, dan kebebasan untuk memilih."

Ningning menundukkan kepalanya, merenungkan kata-kata Karina. Ada keheningan sesaat, seakan setiap anggota tim mempertimbangkan apa arti dari ancaman baru ini.

Winter memecah keheningan lagi, pandangannya tetap tertuju pada data. "Menurut peta yang aku temukan, Genesis sedang membangun pusat besar di inti planet. Itu adalah jantung dari operasi mereka, tempat di mana seluruh sistem diatur. Jika kita ingin menghentikan mereka, kita harus pergi ke sana."

"Ke inti planet?" tanya Giselle, suaranya penuh skeptisisme. "Bagaimana kita bisa sampai ke sana? Bahkan dengan semua teknologi yang kita miliki, itu gila."

ARMAGEDDONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang