6: Clash of the Titans

5 1 0
                                    

Gua tempat monolit kedua berada kini hanya diterangi oleh sisa-sisa cahaya biru yang perlahan meredup, memberikan suasana tenang yang hampir menipu setelah pertempuran sengit yang baru saja mereka lalui.

Karina, Winter, Giselle, dan Ningning berdiri di sekitar monolit itu, masing-masing menyerap energi dari kemenangan yang telah mereka capai. Namun, kemenangan itu terasa sementara, seperti istirahat singkat sebelum badai besar yang akan datang.

Napas Karina masih berat setelah pertarungannya melawan Ren, mantan sekutunya yang kini menjadi musuh besar. Dia menatap tubuh Ren yang tergeletak di lantai, wajahnya kaku namun penuh dengan amarah dan pengkhianatan yang baru saja ia rasakan. Meski telah mengalahkan Ren, Karina tahu bahwa pertempuran mereka yang sesungguhnya baru saja dimulai.

"Kita harus bergerak," ujar Winter tanpa ragu, meskipun suaranya sedikit lebih rendah dari biasanya. Pandangannya terpaku pada layar kecil di tangannya, di mana data dari monolit terus mengalir masuk. "Genesis pasti sudah mengetahui kita telah mengaktifkan dua monolit. Mereka tidak akan tinggal diam."

Giselle mengangguk, belatinya masih di tangannya, meski napasnya sudah lebih tenang. "Aku setuju. Tempat ini sudah tidak aman lagi. Genesis akan mengirim lebih banyak pasukan, dan kali ini mereka mungkin tidak akan berhenti sampai kita mati."

Ningning, yang sejak tadi diam, kini melangkah mendekati Karina, matanya masih terfokus pada Ren. "Apa yang akan kita lakukan dengannya?" suaranya penuh keraguan, seolah-olah pengkhianatan Ren meninggalkan luka lebih dalam dari yang terlihat.

Karina menatap tubuh tak berdaya Ren untuk sesaat, lalu berbalik, ekspresinya dingin. "Dia sudah membuat keputusannya. Kita biarkan dia di sini."

Ningning terlihat ragu, tapi dia tidak membantah. Meskipun ada rasa simpati dalam hatinya, Ningning tahu bahwa di saat seperti ini, tidak ada ruang untuk keraguan. Mereka tidak bisa mempertaruhkan misi mereka dengan membawa seorang pengkhianat.

Tanpa berkata lebih lanjut, mereka semua bergerak meninggalkan gua, keluar dari ruang besar yang mulai kembali dalam kegelapan.

Di luar, angin dingin Nova Terra kembali menyambut mereka, menggigit kulit mereka melalui baju tempur yang mereka kenakan. Di kejauhan, The Valkyrie berdiri menunggu, seperti bayangan hitam di bawah langit yang dipenuhi awan gelap.

"Apa rencana selanjutnya?" tanya Giselle ketika mereka mulai berjalan menuju pesawat. "Kita sudah menemukan dua monolit. Berapa lagi yang harus kita aktifkan sebelum kita bisa menghentikan Genesis?"

Winter memeriksa datanya dengan cepat. "Ada lima monolit dalam jaringan ini. Kita telah mengaktifkan dua. Yang berikutnya berada di bagian paling dalam dari inti planet. Itulah jantung dari seluruh sistem Genesis."

Ningning terdiam sesaat, tampak gugup. "Inti planet... Itu berarti kita harus pergi lebih dalam lagi, bukan? Aku bisa merasakan sesuatu yang besar di sana. Sesuatu yang jauh lebih kuat dari apa yang kita hadapi sejauh ini."

Karina mengangguk. "Kita tahu ini tidak akan mudah. Tapi kita sudah sampai sejauh ini, dan kita tidak akan berhenti sekarang."

Mereka semua tahu bahwa perjalanan ke inti planet adalah titik penentu dalam pertempuran mereka melawan Genesis.

Itu adalah tempat di mana seluruh sistem mereka diatur, jantung dari kekuatan yang mencoba menghapus seluruh umat manusia. Mereka juga tahu bahwa Genesis sudah siap untuk menghadapi mereka.

Beberapa jam kemudian, The Valkyrie meluncur lebih dalam ke perut Nova Terra, menuju inti planet di mana monolit terakhir berada.

Suasana di dalam pesawat sunyi, hanya suara lembut dari mesin yang memecah keheningan. Karina duduk di kursi pilot, fokus pada layar navigasi di depannya, sementara yang lain duduk dalam keheningan, masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.

ARMAGEDDONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang