09

4 5 0
                                    

tidak terasa bahwa kini sudah dua minggu ali tidak bertemu dengan rara. terakhir kali adalah sewaktu ali mengantar tengkleng waktu itu dan sampai sekarang ali belum berkunjung lagi menemuinya.

ali terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan masalah hidupnya yang datang silih berganti.

semalam ali kedatangan tamu, yaitu chris. lelaki berkulit cerah dan berwajah tampan itu tiba-tiba muncul di depan rumahnya dengan membawa dua kantong plastik, sewaktu ali tanya apa isinya, dia menjawab jika itu adalah sate buntel pak kamto yang terkenal itu.

mata ali berbinar dan mempersilahkan chris masuk dan makan bersamanya di teras belakang rumahnya. ali bertanya pada chris apa tujuannya datang ke rumahnya.

"mungkin kamu belum cerita ke anak-anak soal ini, tapi aku udah dengar sesuatu.." ucap chris ragu-ragu.

ali dengan santainya memasukan sate ke dalam mulutnya sembari bertanya, "apa bang?"

"kalo kamu sekarang lagi jalanin ta'aruf ya?" tanya chris berhati-hati, ia tidak ingin menyinggung sahabatnya.

dari pertanyaan itu ali langsung berhenti mengunyah, dia sama sekali tidak menyangka bahwa rahasia yang ia tutup rapat ini diketahui oleh salah satu sahabatnya. "i-iya bener bang, aku memang lagi jalanin ta'aruf sama anak kerabat ayah." kata ali dengan suara pelan ㅡdia malu.

"tahu dari mana soal itu?" lanjut ali. 

chris membenarkan duduknya selagi mendorong piring ali yang berada di pinggir meja.

"jadi, aku baru dapat info ini tuh dua hari yang lalu. sewaktu aku sampe solo, aku ketemu sama temen masa kecilku di rumah lama. aku udah kenal dia dari sd, kebetulan dulu pernah jadi tetangga sampe aku masuk sma. nah, dari sana dia cerita kalo sekarang lagi masa perkenalan sama cowok. terus aku tanya, siapa namanya? dia bilang namanya ali yassir tsaqib. buat mastiin lagi, aku minta fotonya. tapi sama dia bilang kalo nggak punya fotomu jadi aku langsung dikasih tunjuk cv ta'aruf punyamu. dan yaudah dari sana aku yakin kalo itu kamu, li."

ali melongo, padahal waktu itu ali sudah melupakan konklusinya soal chris yang menelepon seorang wanita di rumah haqi, dan ternyata kini pertanyaan ali terjawab dengan sendirinya.

setelah beberapa menit chris menjelaskan, ali baru paham jika chris adalah teman dekat rara.

"jadi, bang chris tahu ini semua dari rara, ya?" tanya ali santai. dia berusaha untuk terlihat biasa saja dihadapan chris, padahal jantungnya berdetak tidak beraturan, dan mungkin juga kelenjar keringatnya bekerja extra.

chris mengangguk, "tapi tenang aja.. aku nggak ada hubungan apa-apa sama rara, lagian kita juga beda iman." jelasnya secara gamblang.

ali terkekeh, "santai aja kali bang.. dimakan dulu satenya, jangan tegang gitu.." kata ali enteng.

sambil menikmati sate buntel yang nikmat itu, chris dan ali melanjutkan obrolan mereka mengenai pekerjaan, bukan tentang rara. chris khawatir jika dia terlalu banyak membahas rara, ali malah jadi tersinggung. chris tidak ingin mendapat kesan si paling tahu.

"oiya, anak-anak tahu nggak kalo bang chris ke solo?"

chris menggeleng, "lebih baik mereka gausah tahu.. karena aku cuman sebentar kesini."

"kesini cuman mau ketemu rara aja bang? kok cuman sebentar?"

melalui pertanyaan ali itu chris jadi salah tingkah, dia tidak mau ali salah tangkap tentang tujuannya datang ke solo. "eits jangan salah paham dulu ya li.. emang betul aku ke solo ketemuan sama rara, tapi tujuan utamanya bukan buat itu kok."

"nah terus?"

"aku kesini lagi ngurusin penjualan rumah lamaku yang ada disamping rumah rara, jadi makanya aku ketemu dia."

𝐭𝐮𝐭𝐮𝐫 𝐚𝐥𝐢 • 𝐤𝐢𝐦 𝐬𝐞𝐮𝐧𝐠𝐦𝐢𝐧 𝐬𝐤𝐳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang